Puluhan Juta Penumpang Pesawat Diramal Gagal Terbang Setelah 2023

Kamis, 02 September 2021 - 18:47 WIB
loading...
Puluhan Juta Penumpang Pesawat Diramal Gagal Terbang Setelah 2023
Puluhan juta penumpang pesawat akan gagal terbang karena keterbatasan pesawat. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Holding Aviasi dan Pariwisata , PT Aviasi Pariwisata Indonesia, memperkirakan puluhan juta penumpang pesawat domestik berpotensi gagal terbang setelah melewati tahun 2023. Semetara di tahun depan, diperkirakan ada sebanyak 19 juta penumpang pesawat domestik yang bisa mengalami gagal terbang sepanjang 2022. Jumlah itu bertambah menjadi 20 juta orang di tahun 2023.



Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung Edwin Hidayat menyebut, penyebab utama potensi gagal terbang dikarenakan minimnya ketersediaan pesawat untuk penerbangan dalam negeri.

Pernyataan Edwin sekaligus ditujukan atas keputusan pemegang saham dan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yang mengembalikan sejumlah armada pesawat ke perusahaan penyewa atau lessor.

Saat ini, maskapai penerbangan nasional itu hanya mengoperasikan sekitar 53 pesawat saja. Padahal, awalnya, emiten mengoperasikan sebanyak 142 armada.

"Ada 19 juta penumpang yang tidak akan bisa terbang untuk domestik, mulai tahun 2022. Dan itu akan terus meningkat hingga 20 juta, di tahun 2023 mencapai puluhan orang dan di tahun-tahun berikutnya," ujar Edwin dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis (2/9/2021)

Merujuk pada perkiraan International Cairan Transport Association (IATA), recovery sektor penerbangan Indonesia terjadi pada pertengahan 2022. Namun, masa pemulihan tidak dibarengi dengan upaya investasi untuk mencukupi ketersediaan pesawat, maka akan terjadi gap.

Pemulihan demand juga tidak secepat pemulihan supply. Edwin menilai, perkara ini akan mengganggu kinerja sektor aviasi dan pariwisata bila tidak diatasi lebih awal.



"Artinya, recovery penerbangan ini, sektor aviasi dan pariwisata akan terhambat jika tidak ada investasi penambahan pesawat mulai tahun depan karena banyak pesawat yang sudah dikembalikan ke lessor," tutur dia.

Dia juga mengutarakan, pihaknya terus memantau proses restrukturisasi yang tengah dijalani Garuda.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1887 seconds (0.1#10.140)