Fintech Wagely Beri Solusi Keuangan ke Pekerja Terdampak Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan finansial teknologi (fintech), Wagely, mengalami pertumbuhan pesat dalam kegiatan usahanya di Indonesia di tengah pandemi. Dalam kurun waktu 18 bulan, Wagely telah bermitra dengan lebih dari 60 perusahaan untuk menyalurkan layanan yang dikenal dengan istilah Earned Wage Access (akses upah instan) ke lebih dari 70.000 karyawan perusahaan tersebut. British American Tobacco, Adaro Energy, Ranch Market, Mustika Ratu dan Burgreens adalah beberapa perusahaan terkemuka yang telah menggunakan layanan Wagely.
Layanan Earned Wage Access (EWA) semakin diminati oleh banyak perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan ketahanan finansial para karyawannya yang terdampak di masa pandemi saat ini. Layanan serupa telah lebih dahulu populer digunakan oleh berbagai perusahaan di Amerika Serikat seperti Walmart, Kroger, Wayfair, Ibex Global serta banyak perusahaan dari berbagai sektor atau industri lainnya.
Sebagai pionir penyedia layanan EWA di Indonesia, Wagely fokus mengembangkan solusi keuangan yang dapat membantu karyawan dalam mengatasi permasalahan finansial yang umum dihadapi para pekerja di Indonesia di era pandemi, khususnya mengenai keperluan terkait dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Tidak sedikit karyawan yang terpaksa meminjam uang dari pinjaman online ilegal dan malah semakin memperburuk keadaannya akibat terlilit utang dengan bunga yang tidak wajar.
Co-Founder dan CEO Wagely, Tobias Fischer, menjelaskan komitmen Wagely di situasi sulit saat ini untuk mendukung upaya perusahaan di Indonesia dari sektor manapun untuk semakin peduli dengan kesulitan finansial karyawannya. Disaat bersamaan juga meningkatkan performa dan produktifitas karyawan dengan cara meningkatkan kesehatan dan ketahanan finansial para pekerja yang lebih baik dengan adanya layanan EWA dari Wagely.
“Secara psikologis, menurunnya performa dan produktifitas karyawan dapat cukup dipengaruhi oleh keadaan keuangan mereka. Keduanya akan berpengaruh bagi kelangsungan usaha dan profitabilitas perusahaan. Bisa dibayangkan, banyak perusahaan yang sudah bermasalah dari segi cashflow dan menurunnya daya beli konsumen yang mengakibatkan turunnya permintaaan barang atau jasa dan keuntungan perusahaan, tapi masih ditambah lagi dengan kinerja karyawan yang buruk,” kata Tobias dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, Wagely hadir untuk membantu para pekerja di Indonesia memperbaiki kesehatan dan ketahanan keuangannya, sehingga mereka bisa fokus bekerja dengan lebih baik ketika kondisi keuangan mereka berangsur membaik. Dia mencontohkan, banyak pengeluaran yang tidak terduga untuk kebutuhan darurat seperti pengobatan atau perawatan Covid-19 yang diderita anggota keluarganya, sedangkan karyawan belum menerima gaji dan masih harus menunggu hingga tanggal gajian di akhir bulan padahal keadaan ini sangat genting.
“Secara manusiawi, wajar kinerja mereka di tempat kerja terganggu. Disinilah layanan Wagely sangat dibutuhkan. Mereka bisa gajian lebih awal secara proporsional, dan bisa segera mengobati dan merawat anggota keluarga terkasih yang sedang sakit bahkan kritis,” tambah Tobias.
Tobias meyakini, layanan EWA dari Wagely memiliki dampak sosial yang masif dengan memperhatikan nilai kemanusiaan untuk membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dan karyawannya. Keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Disatu sisi perusahaan sebenarnya ingin membantu keuangan karyawannya, misalnya melalui payroll loan atau kasbon, namun seringkali terkendala masalah cashflow dan kondisi ekonomi saat ini yang sangat berat. Dalam hal inilah solusi dari Wagely diperlukan.
Dia juga memaparkan skema penggunaan EWA yang inovatif namun sangat mudah dan sederhana serta yang terpenting dapat membantu karyawan yang membutuhkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak dalam rumah tangga, pendidikan dan keperluan sehari-hari lainnya termasuk untuk tujuan pengobatan dan perawatan Covid-19.
“Setelah Wagely menyepakati perjanjian kerja sama dengan perusahaan yang berminat menggunakan layanan kami sebagai mitra, maka Wagely akan melakukan proses on-boarding untuk dapat terhubung ke sistem payroll perusahaan tersebut. Setelah tuntas, Wagely akan menyediakan suatu aplikasi yang dapat diunduh oleh para karyawan perusahaan mitra kami untuk melakukan registrasi dan setelahnya mereka dapat memperoleh sejumlah bagian dari gaji mereka lebih awal secara proporsional sesuai paycycle di perusahaan. Proses pencairan instan dan praktis melalui satu aplikasi,” ujar Tobias.
Tobias menambahkan untuk setiap pencairan gaji, Wagely mengenakan biaya transaksi yang terjangkau untuk dibayar karyawan tersebut berkisar hingga Rp50.000 untuk sekali penarikan tanpa ada bunga atau biaya tersembunyi apapun. Baru pada saat tanggal gajian, Wagely akan melakukan pemotongan atas gaji karyawan dengan jumlah setara dengan gaji yang telah ditarik lebih awal.
Misal mereka menarik total 1 juta pada tanggal 20 bulan berjalan, maka gaji mereka akan dipotong 1 juta pada tanggal gajian akhir bulan ini. Tentunya biaya transaksi ini jauh lebih ringan dibanding bunga yang tinggi dari pinjaman online ilegal.
“Namun perlu diperhatikan, penarikan gaji lebih awal ini bisa dilakukan hingga maksimal 70% dari gaji karyawan yang bersangkutan. Hal ini adalah untuk mencegah penyalahgunaan layanan kami, maka harus tetap dikontrol, dibimbing dan diawasi. Tujuan kami selain membantu meningkatkan kesehatan dan ketahanan keuangan pekerja adalah memberi edukasi terkait manajemen keuangan yang baik. Salah satu kunci kesehatan dan ketahanan keuangan adalah bijak melakukan pengelolaan uang,” pungkas Tobias.
Layanan Earned Wage Access (EWA) semakin diminati oleh banyak perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan ketahanan finansial para karyawannya yang terdampak di masa pandemi saat ini. Layanan serupa telah lebih dahulu populer digunakan oleh berbagai perusahaan di Amerika Serikat seperti Walmart, Kroger, Wayfair, Ibex Global serta banyak perusahaan dari berbagai sektor atau industri lainnya.
Sebagai pionir penyedia layanan EWA di Indonesia, Wagely fokus mengembangkan solusi keuangan yang dapat membantu karyawan dalam mengatasi permasalahan finansial yang umum dihadapi para pekerja di Indonesia di era pandemi, khususnya mengenai keperluan terkait dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Tidak sedikit karyawan yang terpaksa meminjam uang dari pinjaman online ilegal dan malah semakin memperburuk keadaannya akibat terlilit utang dengan bunga yang tidak wajar.
Co-Founder dan CEO Wagely, Tobias Fischer, menjelaskan komitmen Wagely di situasi sulit saat ini untuk mendukung upaya perusahaan di Indonesia dari sektor manapun untuk semakin peduli dengan kesulitan finansial karyawannya. Disaat bersamaan juga meningkatkan performa dan produktifitas karyawan dengan cara meningkatkan kesehatan dan ketahanan finansial para pekerja yang lebih baik dengan adanya layanan EWA dari Wagely.
“Secara psikologis, menurunnya performa dan produktifitas karyawan dapat cukup dipengaruhi oleh keadaan keuangan mereka. Keduanya akan berpengaruh bagi kelangsungan usaha dan profitabilitas perusahaan. Bisa dibayangkan, banyak perusahaan yang sudah bermasalah dari segi cashflow dan menurunnya daya beli konsumen yang mengakibatkan turunnya permintaaan barang atau jasa dan keuntungan perusahaan, tapi masih ditambah lagi dengan kinerja karyawan yang buruk,” kata Tobias dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, Wagely hadir untuk membantu para pekerja di Indonesia memperbaiki kesehatan dan ketahanan keuangannya, sehingga mereka bisa fokus bekerja dengan lebih baik ketika kondisi keuangan mereka berangsur membaik. Dia mencontohkan, banyak pengeluaran yang tidak terduga untuk kebutuhan darurat seperti pengobatan atau perawatan Covid-19 yang diderita anggota keluarganya, sedangkan karyawan belum menerima gaji dan masih harus menunggu hingga tanggal gajian di akhir bulan padahal keadaan ini sangat genting.
“Secara manusiawi, wajar kinerja mereka di tempat kerja terganggu. Disinilah layanan Wagely sangat dibutuhkan. Mereka bisa gajian lebih awal secara proporsional, dan bisa segera mengobati dan merawat anggota keluarga terkasih yang sedang sakit bahkan kritis,” tambah Tobias.
Tobias meyakini, layanan EWA dari Wagely memiliki dampak sosial yang masif dengan memperhatikan nilai kemanusiaan untuk membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dan karyawannya. Keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Disatu sisi perusahaan sebenarnya ingin membantu keuangan karyawannya, misalnya melalui payroll loan atau kasbon, namun seringkali terkendala masalah cashflow dan kondisi ekonomi saat ini yang sangat berat. Dalam hal inilah solusi dari Wagely diperlukan.
Dia juga memaparkan skema penggunaan EWA yang inovatif namun sangat mudah dan sederhana serta yang terpenting dapat membantu karyawan yang membutuhkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak dalam rumah tangga, pendidikan dan keperluan sehari-hari lainnya termasuk untuk tujuan pengobatan dan perawatan Covid-19.
“Setelah Wagely menyepakati perjanjian kerja sama dengan perusahaan yang berminat menggunakan layanan kami sebagai mitra, maka Wagely akan melakukan proses on-boarding untuk dapat terhubung ke sistem payroll perusahaan tersebut. Setelah tuntas, Wagely akan menyediakan suatu aplikasi yang dapat diunduh oleh para karyawan perusahaan mitra kami untuk melakukan registrasi dan setelahnya mereka dapat memperoleh sejumlah bagian dari gaji mereka lebih awal secara proporsional sesuai paycycle di perusahaan. Proses pencairan instan dan praktis melalui satu aplikasi,” ujar Tobias.
Tobias menambahkan untuk setiap pencairan gaji, Wagely mengenakan biaya transaksi yang terjangkau untuk dibayar karyawan tersebut berkisar hingga Rp50.000 untuk sekali penarikan tanpa ada bunga atau biaya tersembunyi apapun. Baru pada saat tanggal gajian, Wagely akan melakukan pemotongan atas gaji karyawan dengan jumlah setara dengan gaji yang telah ditarik lebih awal.
Misal mereka menarik total 1 juta pada tanggal 20 bulan berjalan, maka gaji mereka akan dipotong 1 juta pada tanggal gajian akhir bulan ini. Tentunya biaya transaksi ini jauh lebih ringan dibanding bunga yang tinggi dari pinjaman online ilegal.
“Namun perlu diperhatikan, penarikan gaji lebih awal ini bisa dilakukan hingga maksimal 70% dari gaji karyawan yang bersangkutan. Hal ini adalah untuk mencegah penyalahgunaan layanan kami, maka harus tetap dikontrol, dibimbing dan diawasi. Tujuan kami selain membantu meningkatkan kesehatan dan ketahanan keuangan pekerja adalah memberi edukasi terkait manajemen keuangan yang baik. Salah satu kunci kesehatan dan ketahanan keuangan adalah bijak melakukan pengelolaan uang,” pungkas Tobias.
(dar)