Dielus PPKM, Mata Uang Garuda Mendongak di Hadapan Greenback
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 50 poin di level Rp14.202 atas dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan akhir pekan (10/9/2021). Menguatnya mata uang garuda ini sejalan dengan relaksasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari pemerintah sehingga tingkat belanja masyarakat menunjukkan perbaikan yang signifikan.
“Penerapan PPKM berpotensi berdampak pada penurunan signifikan konsumsi masyarakat dan mandeknya investasi. Namun seiring dengan relaksasi PPKM, belanja masyarakat mulai memperlihatkan perbaikan yang berarti (sehingga berdampak positif terhadap rupiah),” ujar analis keuangan sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia, Jumat (10/9/2021).
Terkait faktor eksternal, ia mengatakan, pemulihan ekonomi dunia memang mulai terjadi pada kuartal I 2021, hampir seluruh perekonomian dunia mencatat pertumbuhan positif. Namun berdasarkan perkembangan terakhir menunjukkan adanya potensi perlambatan laju pemulihan ekonomi global akibat merebaknya varian Delta di hampir semua negara di dunia sehingga berpotensi menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.
“Salah satu pendukung membaiknya ekonomi adalah faktor sektoral yang sudah menunjukkan arah pemulihan yang positif. Pertumbuhan ekonomi semua sektor yang sudah positif pada kuartal II 2021 menunjukkan bahwa secara teknikal semua sektor sudah keluar dari zona krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19,” terangnya.
Namun demikian, laju pemulihan ekonomi berpotensi terhambat pada kuartal III 2021 akibat merebaknya varian Delta yang sempat menyebabkan tekanan pada sektor kesehatan yang menyebabkan terjadinya pandemi Covid-19 gelombang kedua.
Untuk perdagangan minggu depan, tepatnya Senin (13/9), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.390-Rp14.230.
“Penerapan PPKM berpotensi berdampak pada penurunan signifikan konsumsi masyarakat dan mandeknya investasi. Namun seiring dengan relaksasi PPKM, belanja masyarakat mulai memperlihatkan perbaikan yang berarti (sehingga berdampak positif terhadap rupiah),” ujar analis keuangan sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia, Jumat (10/9/2021).
Terkait faktor eksternal, ia mengatakan, pemulihan ekonomi dunia memang mulai terjadi pada kuartal I 2021, hampir seluruh perekonomian dunia mencatat pertumbuhan positif. Namun berdasarkan perkembangan terakhir menunjukkan adanya potensi perlambatan laju pemulihan ekonomi global akibat merebaknya varian Delta di hampir semua negara di dunia sehingga berpotensi menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.
“Salah satu pendukung membaiknya ekonomi adalah faktor sektoral yang sudah menunjukkan arah pemulihan yang positif. Pertumbuhan ekonomi semua sektor yang sudah positif pada kuartal II 2021 menunjukkan bahwa secara teknikal semua sektor sudah keluar dari zona krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19,” terangnya.
Namun demikian, laju pemulihan ekonomi berpotensi terhambat pada kuartal III 2021 akibat merebaknya varian Delta yang sempat menyebabkan tekanan pada sektor kesehatan yang menyebabkan terjadinya pandemi Covid-19 gelombang kedua.
Untuk perdagangan minggu depan, tepatnya Senin (13/9), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.390-Rp14.230.
(uka)