Indosat dan Tri Merger, Bagaimana Dampaknya ke Saham TLKM?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri telekomunikasi menjadi sorotan usai PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia atau Tri resmi merger dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk atau Indosat Ooredoo Hutchison, pada Kamis lalu (16/7/2021).
Total nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp85,5 triliun. Merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia akan membuat Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42, 6 triliun. Sementara pendapatan TLKM pada 2020 hanya dari Telkomsel mencapai Rp87,1 triliun.
Sehari setelah merger, Jumat (17/9/2021), saham Indosat (ISAT) ISAT mengalami kenaikan sebesar Rp175 atau 2,46% ke Rp7.300 per lembar. Lalu bagaimana dampak merger Indosat dan Tri terhadap pergerakan saham seterunya, yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)? Kemudian bagaimana prospek kedua saham itu?
Saham perusahaan telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) bergerak variatif sepanjang pekan lalu, 13-17 September 2021. Memantau pergerakan keduanya di pasar modal, Equity Research Analyst MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menuturkan terdapat sejumlah faktor yang perlu dicermati investor terkait dua emiten tersebut.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM ditutup akhir pekan ini dengan penguatan 90 poin (2,62%) di level Rp3.530 dari Rp3.440. Valuasi sepekan menunjukkan TLKM masih berada di zona hijau (6,01%). Kendati TLKM dalam perhitungan tahun berjalan (year to date) terpantau menguat (6,67%), namun valuasi tiga tahun terakhir masih menunjukkan pelemahan sebesar 8,55%.
Selama lima hari jalannya bursa, TLKM hanya melemah sehari pada Kamis (16/9) dengan penurunan sebesar 10 poin (0,29%).
Dari total Rp1,7 triliun dana yang dieksekusi sepekan, investor asing masih mendominasi perdagangan TLKM sebanyak 57,66% dibandingkan investor dalam negeri yang mencapai 42,34%, meskipun dari segi frekuensi investor domestik lebih unggul sebanyak 58,55%.
Di samping itu, asing juga menguasai 57,48% volume saham yang dieksekusi sepekan dari total 504,8 juta lembar saham.
Menilik fundamental perseroan sepanjang semester I-2021, TLKM mencatatkan penjualan mencapai Rp69,48 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp12,45 triliun, tumbuh 13,3% (yoy).
"Salah satu anak usaha Telkom sudah punya lisensi khusus untuk pembangunan infrastruktur atau pemanfaatkan jaringan 5G, tentu itu dapat menjadi sentimen positif TLKM," kata Rifqi dalam 2nd Session Closing dikutip Minggu (19/9/2021).
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
ISAT ditutup terkoreksi 225 poin (3,16%) di level Rp6.900 dari 7.125 pada akhir pekan ini. Valuasi sepekan menunjukkan ISAT berada di jalur positif (3,37%).
Dalam perhitungan tahun berjalan, ISAT terpantau melesat (36,63%) dan secara tahunan mampu meroket (180,49%). Selama lima hari jalannya bursa, ISAT hanya melemah pada Jumat (17/9/20210), dan selebihnya menunjukkan penguatan.
Dari total Rp255 miliar dana yang dieksekusi, investor domestik masih mendominasi perdagangan ISAT sebesar 87,64%, dibandingkan investor asing yang mencapai 12,36%. Dari segi volume saham dan frekuensi, investor dalam negeri masih memimpin, yang berturut turut 87,6% dan 84,7%.
Menengok fundamental perseroan semester I-2021, ISAT mencatatkan total pendapatan sebanyak Rp14,98 triliun, naik 11,4% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sementara laba bersih ISAT tembus Rp5,59 triliun, melesat dari rugi bersih sebelumnya senilai Rp341,1 miliar.
"Kita tahu Indosat dan Tri merger, ini adalah peluang yang menggiurkan untuk memperluas marketshare. Dan juga di satu sisi, sepanjang semester I-2021, Indosat mencatatkan pertumbuhan positif. Ini memberi sentimen baik untuk ISAT," kata Rifqi.
Rekomendasi
Rifqi merekomendasikan investor untuk mencermati emiten TLKM dengan pertimbangan fundamental perusahaan yang mapan untuk prospek ke depannya.
"Kami lebih merekomendasikan saham TLKM untuk jangka panjang, mengingat dari segi kompetitif TLKM. Saham ini cukup dipertimbangkan dari sisi fundamental, karena sudah cukup settle, dan bisa memberikan imbal hasil dividen yang lumayan," terangnya.
Terkait teknikal, menurutnya investor perlu melihat titik support dan resistance terdekat dari TLKM. "Harga TLKM dimungkinkan akan menuju Rp3.650-Rp3.750, namun mohon diperhatikan untuk aksi profit taking, level support yang perlu dijaga di Rp3.345," bebernya.
Sementara untuk ISAT, Rifqi memandang masih akan terjadi koreksi mengingat potensi profit taking di emiten ini. "Banyak aksi profit taking dari pelaku pasar karena sebelumnya mereka sudah aksi akumulasi beli pada awal tahun sehingga menyebabkan harga saham ISAT lebih naik cepat dibandingkan TLKM," tandasnya.
Total nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp85,5 triliun. Merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia akan membuat Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42, 6 triliun. Sementara pendapatan TLKM pada 2020 hanya dari Telkomsel mencapai Rp87,1 triliun.
Sehari setelah merger, Jumat (17/9/2021), saham Indosat (ISAT) ISAT mengalami kenaikan sebesar Rp175 atau 2,46% ke Rp7.300 per lembar. Lalu bagaimana dampak merger Indosat dan Tri terhadap pergerakan saham seterunya, yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)? Kemudian bagaimana prospek kedua saham itu?
Saham perusahaan telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) bergerak variatif sepanjang pekan lalu, 13-17 September 2021. Memantau pergerakan keduanya di pasar modal, Equity Research Analyst MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan menuturkan terdapat sejumlah faktor yang perlu dicermati investor terkait dua emiten tersebut.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
TLKM ditutup akhir pekan ini dengan penguatan 90 poin (2,62%) di level Rp3.530 dari Rp3.440. Valuasi sepekan menunjukkan TLKM masih berada di zona hijau (6,01%). Kendati TLKM dalam perhitungan tahun berjalan (year to date) terpantau menguat (6,67%), namun valuasi tiga tahun terakhir masih menunjukkan pelemahan sebesar 8,55%.
Selama lima hari jalannya bursa, TLKM hanya melemah sehari pada Kamis (16/9) dengan penurunan sebesar 10 poin (0,29%).
Dari total Rp1,7 triliun dana yang dieksekusi sepekan, investor asing masih mendominasi perdagangan TLKM sebanyak 57,66% dibandingkan investor dalam negeri yang mencapai 42,34%, meskipun dari segi frekuensi investor domestik lebih unggul sebanyak 58,55%.
Di samping itu, asing juga menguasai 57,48% volume saham yang dieksekusi sepekan dari total 504,8 juta lembar saham.
Menilik fundamental perseroan sepanjang semester I-2021, TLKM mencatatkan penjualan mencapai Rp69,48 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp12,45 triliun, tumbuh 13,3% (yoy).
"Salah satu anak usaha Telkom sudah punya lisensi khusus untuk pembangunan infrastruktur atau pemanfaatkan jaringan 5G, tentu itu dapat menjadi sentimen positif TLKM," kata Rifqi dalam 2nd Session Closing dikutip Minggu (19/9/2021).
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
ISAT ditutup terkoreksi 225 poin (3,16%) di level Rp6.900 dari 7.125 pada akhir pekan ini. Valuasi sepekan menunjukkan ISAT berada di jalur positif (3,37%).
Dalam perhitungan tahun berjalan, ISAT terpantau melesat (36,63%) dan secara tahunan mampu meroket (180,49%). Selama lima hari jalannya bursa, ISAT hanya melemah pada Jumat (17/9/20210), dan selebihnya menunjukkan penguatan.
Dari total Rp255 miliar dana yang dieksekusi, investor domestik masih mendominasi perdagangan ISAT sebesar 87,64%, dibandingkan investor asing yang mencapai 12,36%. Dari segi volume saham dan frekuensi, investor dalam negeri masih memimpin, yang berturut turut 87,6% dan 84,7%.
Menengok fundamental perseroan semester I-2021, ISAT mencatatkan total pendapatan sebanyak Rp14,98 triliun, naik 11,4% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sementara laba bersih ISAT tembus Rp5,59 triliun, melesat dari rugi bersih sebelumnya senilai Rp341,1 miliar.
"Kita tahu Indosat dan Tri merger, ini adalah peluang yang menggiurkan untuk memperluas marketshare. Dan juga di satu sisi, sepanjang semester I-2021, Indosat mencatatkan pertumbuhan positif. Ini memberi sentimen baik untuk ISAT," kata Rifqi.
Rekomendasi
Rifqi merekomendasikan investor untuk mencermati emiten TLKM dengan pertimbangan fundamental perusahaan yang mapan untuk prospek ke depannya.
"Kami lebih merekomendasikan saham TLKM untuk jangka panjang, mengingat dari segi kompetitif TLKM. Saham ini cukup dipertimbangkan dari sisi fundamental, karena sudah cukup settle, dan bisa memberikan imbal hasil dividen yang lumayan," terangnya.
Baca Juga
Terkait teknikal, menurutnya investor perlu melihat titik support dan resistance terdekat dari TLKM. "Harga TLKM dimungkinkan akan menuju Rp3.650-Rp3.750, namun mohon diperhatikan untuk aksi profit taking, level support yang perlu dijaga di Rp3.345," bebernya.
Sementara untuk ISAT, Rifqi memandang masih akan terjadi koreksi mengingat potensi profit taking di emiten ini. "Banyak aksi profit taking dari pelaku pasar karena sebelumnya mereka sudah aksi akumulasi beli pada awal tahun sehingga menyebabkan harga saham ISAT lebih naik cepat dibandingkan TLKM," tandasnya.
(uka)