Sinergi Luncurkan SSMQC Guna Tingkatkan Efisiensi Layanan Losgistik
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Aktivitas ekspor dan impor berperan krusial dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Inovasi layanan dibutuhkan untuk memberikan kemudahan kepada para pengguna jasa agar proses ekspor dan impor berlangsung efisien dan optimal, baik dari segi biaya maupun waktu.
Salah satu inovasi yang digagas adalah Single Submission – Joint Inspection Customs and Quarantine (SSmQC), sebuah sistem untuk menyederhanakan proses pemeriksaan barang secara penuh oleh instansi berwenang di pelabuhan.
SSmQc merupakan wujud sinergi antar lembaga untuk meningkatkan efisiensi ekosistem logistik nasional yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Makassar , Andhi Pramono mengatakan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian.
"Jadi proses pemeriksaan barang, kepabeanan dan karantina secara terpadu melalui penerapan sistem SSmQC, akan lebih mudah tidak perlu repot lagi, dijamin mudah dan murah," katanya usai peluncuran SSmQC di Makassar, Selasa (21/9/2021).
Program SSmQC ini diresmikan secara daring oleh Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman . Disaksikan seluruh pihak yang terlibat dalam program tersebut di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulbagsel, Jalan Satando, Kecamatan Ujung Tanah.
Dia menyebutkan peluncuran program ini tak lepas dari kerja sama beberapa instansi seperti Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Pelindo IV Makassar, Lembaga National Singel Window dan Otoritas Pelabuhan.
"Kita semua akan melakukan perbaikan di tiga area yaitu area single submission, area joint inspection, serta area profiling dan risk management akan menghilangkan duplikasi dan repetisi," lanjut Andhi.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulbagsel , Nugroho Wahyu Widodo menambahkan program ini akan mengefisienkan penyampaian data dan dokumen atas impor barang. Biasanya, para importir atau eksportir harus mengajukan satu-satu ke pihak karantina dan bea cukai.
"Kalau begitu otomatis dari segi biaya dan waktu pasti sangat besar. Oleh karena itu dengan program ini, hanya sekali saja mengajukan ke Bea Cukai, secara otomatis pihak Karantina juga dapat. Setelah itu langsung dilakukan pemeriksaan bersama atau joint inspection. Jenis, kualitas barang dan sebagainya," paparnya.
Nugroho bilang, soal pengamanan dan pengawasan juga dilakukan secara terpadu. "Sekarang biar dari rumah dan kantor masing-masing (importir-eksportir) sudah bisa, ajukan dokumen, pembayaran dan sebagainya. Jadi ini interkoneksi semua. Sehingga kami yakin cost logistik dapat ditekan dengan sangat baik," tukasnya.
Lebih jauh dia menargetkan upaya ini diharapkan dapat menekan biaya logistik yang sekarang tercatat sebesar 23,5% menjadi 17% dari PDB, kemudian meningkatkan performa logistik, dan meningkatkan standar layanan serta transparansi baik dari sisi biaya maupun waktu.
Untuk mensukseskan program ini, telah ditunjuk 24 perusahaan sebagai peserta piloting SSmQC Makassar. Di antaranya PT Eastern Pearl Flour Mills, PT Charoen Pokphand Indonesia PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT AMY Maju Bersama, dan PT Comextra Majora.
Salah satu inovasi yang digagas adalah Single Submission – Joint Inspection Customs and Quarantine (SSmQC), sebuah sistem untuk menyederhanakan proses pemeriksaan barang secara penuh oleh instansi berwenang di pelabuhan.
SSmQc merupakan wujud sinergi antar lembaga untuk meningkatkan efisiensi ekosistem logistik nasional yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Makassar , Andhi Pramono mengatakan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian.
"Jadi proses pemeriksaan barang, kepabeanan dan karantina secara terpadu melalui penerapan sistem SSmQC, akan lebih mudah tidak perlu repot lagi, dijamin mudah dan murah," katanya usai peluncuran SSmQC di Makassar, Selasa (21/9/2021).
Program SSmQC ini diresmikan secara daring oleh Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman . Disaksikan seluruh pihak yang terlibat dalam program tersebut di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulbagsel, Jalan Satando, Kecamatan Ujung Tanah.
Dia menyebutkan peluncuran program ini tak lepas dari kerja sama beberapa instansi seperti Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Pelindo IV Makassar, Lembaga National Singel Window dan Otoritas Pelabuhan.
"Kita semua akan melakukan perbaikan di tiga area yaitu area single submission, area joint inspection, serta area profiling dan risk management akan menghilangkan duplikasi dan repetisi," lanjut Andhi.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulbagsel , Nugroho Wahyu Widodo menambahkan program ini akan mengefisienkan penyampaian data dan dokumen atas impor barang. Biasanya, para importir atau eksportir harus mengajukan satu-satu ke pihak karantina dan bea cukai.
"Kalau begitu otomatis dari segi biaya dan waktu pasti sangat besar. Oleh karena itu dengan program ini, hanya sekali saja mengajukan ke Bea Cukai, secara otomatis pihak Karantina juga dapat. Setelah itu langsung dilakukan pemeriksaan bersama atau joint inspection. Jenis, kualitas barang dan sebagainya," paparnya.
Nugroho bilang, soal pengamanan dan pengawasan juga dilakukan secara terpadu. "Sekarang biar dari rumah dan kantor masing-masing (importir-eksportir) sudah bisa, ajukan dokumen, pembayaran dan sebagainya. Jadi ini interkoneksi semua. Sehingga kami yakin cost logistik dapat ditekan dengan sangat baik," tukasnya.
Lebih jauh dia menargetkan upaya ini diharapkan dapat menekan biaya logistik yang sekarang tercatat sebesar 23,5% menjadi 17% dari PDB, kemudian meningkatkan performa logistik, dan meningkatkan standar layanan serta transparansi baik dari sisi biaya maupun waktu.
Untuk mensukseskan program ini, telah ditunjuk 24 perusahaan sebagai peserta piloting SSmQC Makassar. Di antaranya PT Eastern Pearl Flour Mills, PT Charoen Pokphand Indonesia PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT AMY Maju Bersama, dan PT Comextra Majora.
(agn)