Kabar Terbaru Kejatuhan Raksasa Properti China: Evergrande Mau Bayar Kupon Obligasi
loading...
A
A
A
Pemegang obligasi raksasa properti China Evergrande menanti cemas seiring dengan dua obligasi yang jatuh tempo pada pekan ini serta keterlambatan membayar kewajiban pada perbankan dan produk investasi.
Dilansir Bloomberg, jatuh tempo pembayaran bunga pada dua obligasi Evergrande pada Kamis (23/9/2021) menjadi ujian utama bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi.
Pada saat yang sama, perusahaan juga telah terlambat membayar pinjaman bank, pemasok, dan produk investasi onshore. Investor memprediksi kemungkinan besar terjadi default, di mana salah satu catatan obligasi bakal diperdagangkan kurang dari 30% dari nilai nominal.
Pembayaran bunga obligasi pada Kamis terdiri dari USD83,5 juta bertenor 5 tahun dengan kupon sebesar 8,25%. Terdapat periode 30 hari sebelum keterlambatan pembayaran dianggap sebagai default, sesuai dengan perjanjian obligasi.
Evergrande juga perlu membayar kupon 232 juta yuan atau setara USD36 juta untuk obligasi dalam negeri pada hari yang sama. Dengan liabilitas senilai USd300 miliar, yang terbesar di sektor properti dunia, telah membuat khawatir pasar keuangan China. Saham perusahaan real estat lainnya ikut terdampak.
Dilansir Bloomberg, jatuh tempo pembayaran bunga pada dua obligasi Evergrande pada Kamis (23/9/2021) menjadi ujian utama bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi.
Pada saat yang sama, perusahaan juga telah terlambat membayar pinjaman bank, pemasok, dan produk investasi onshore. Investor memprediksi kemungkinan besar terjadi default, di mana salah satu catatan obligasi bakal diperdagangkan kurang dari 30% dari nilai nominal.
Pembayaran bunga obligasi pada Kamis terdiri dari USD83,5 juta bertenor 5 tahun dengan kupon sebesar 8,25%. Terdapat periode 30 hari sebelum keterlambatan pembayaran dianggap sebagai default, sesuai dengan perjanjian obligasi.
Evergrande juga perlu membayar kupon 232 juta yuan atau setara USD36 juta untuk obligasi dalam negeri pada hari yang sama. Dengan liabilitas senilai USd300 miliar, yang terbesar di sektor properti dunia, telah membuat khawatir pasar keuangan China. Saham perusahaan real estat lainnya ikut terdampak.
(akr)