Jelang Beroperasinya LRT Jabodebek, Ini Tanggapan Warga Sekitar Proyek

Rabu, 22 September 2021 - 21:24 WIB
loading...
Jelang Beroperasinya...
Light Rail Transit (LRT) Depo Bekasi ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022. Foto/MPI/Advenia Elisabeth
A A A
JAKARTA - Jelang beroperasinya kereta Light Rail Transit (LRT) di Depo Bekasi pada pertengahan 2022, sejumlah warga memberikan tanggapannya atas pembebasan lahan proyek tersebut.

Ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) pada Rabu (22/9/2021), seorang warga Kampung Jatimulya yang tidak mau disebutkan namanya mengaku telah mendapatkan dana ganti sebesar Rp2,5 juta, bersama lima kepala keluarga di lahan yang mereka tinggali. Dana ganti yang dimaksud adalah dana pengganti bibit aneka sayuran yang pernah mereka tanam di lahan tersebut.

Sebelumnya, dirinya menerangkan bahwa lahan yang dipakainya saat ini bukan lahan miliknya melainkan hanya sebatas pemanfaatan sementara untuk menunjang kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Selama ini, perempuan yang berprofesi sebagai pemulung ini menumpang tinggal bersama lima keluarga lain dengan memanfaatkan lahan kosong milik pengembang. “Kami tinggal disini sudah lumayan lama, nah itu dulu kami pakai untuk bertanam," ujarnya kepada MPI sambil menunjuk lahan yang sudah diratakan.

"Sayur-sayuran kami tanam untuk kami jual memenuhi kebutuhan hidup tapi sekarang tidak bisa kami gunakan lagi. Tapi mereka (pihak pengembang) memberi kami ganti bibit Rp2,5 juta per kepala keluarga,” tuturnya.



Dia mengaku uang yang diberikan tersebut sangat berguna untuk biaya pendidikan anaknya. Sebab, katanya, jika pihak pengembang tidak memberi ganti bibit, keluarganya merasa dirugikan karena sebelum lahan itu diratakan, sayuran yang ditanam itu akan memasuki masa panen. “Untungnya kami diberi ganti bibit, lumayan buat biaya anak sekolah,” ucapnya.

Sementara itu, warga lain yang juga tidak mau disebutkan namanya mengaku tidak keberatan dengan adanya pembangunan LRT di sekitar tempat tinggalnya. Sebab, dia bilang, jam pengerjaan proyek sesuai dengan shift yang ada.

“Kami di sini nggak keganggu kok soalnya mereka juga tertib kerjanya. Jam lima sore sudah nggak kerja lagi. Jadi nggak bising waktu malam hari,” tuturnya.

Saat ditanya lebih lanjut terkait kelanjutan pembebasan lahan tempat tinggalnya ke depan, dirinya belum mengetahui hal tersebut. “Kalau soal itu saya belum tahu, karena belum ada informasi apa-apa. Tapi yang itu katanya sih mau dibangun apartemen,” ungkapnya sambil menunjuk lahan yang akan digusur.



Sementara itu, Lina (38) menuturkan dirinya sudah mengetahui perihal pembebasan lahan tersebut. Namun terkait dana ganti untung, dirinya belum tahu pasti kapan akan dibagikan. Namun, dia menyatakan jika dana tersebut sudah diberikan, akan dipergunakan untuk membuka usaha di sekitaran Depo LRT Bekasi.

"Sekarang sih belum tahu kapan dibagikannya. Tapi sepengetahuan saya bakal dikasih. Dan kalau nanti sudah dikasih, mau saya pakai usaha di samping Depo LRT," katanya saat ditemui secara terpisah.

Sekedar informasi, LRT Jabodebek tengah dipersiapkan pemerintah guna menambah moda transportasi massal yang menunjang kebutuhan masyarakat agar terhindar dari kemacetan.

Saat ini PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan-perizinan yang diperlukan.

Adapun nantinya akan ada 18 stasiun LRT Jabodebek yang melayani masyarakat yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)