Perjuangan Warga Lubuk Cuik Menjaga Pedasnya Komoditas Cabai Sumatera Utara
loading...
A
A
A
“Penjualan produksi sebagian besar ke lokal yaitu di Batubara, kemudian ke Medan, Pekanbaru, Riau, Padang, Dumai dan Batam," kata Salidi.
Sekretaris Desa Lubuk Cuik Misno turut mengamini bahwa cabai merah bisa menaikkan taraf hidup masyarakat. "Karena dirasa bisa menaikkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan ekonomi desa, kami bergabunglah membuat kelompok tani dan jadilah luas lahan cabai merahnya sekitar 85 hektare," ujar Misno.
Tantangan utama petani cabai Lubuk Cuik berada pada harga cabai yang tidak selalu tinggi. Selain itu konsistensi dan jenis penanaman harus diperhatikan agar terus menjadi ciri khas. Pengembangan produk turunan cabai menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut.
Sejak 2017 para petani cabai mulai tergerak untuk mengembangkan produk turunan cabai bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID memberikan pembinaan dan pendampingan dalam pembuatan produk turunan cabai seperti saus, cabai bubuk, dan cabai kering. Upaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Desa Lubuk Cuik.
Selain peningkatan kapasitas, Inalum bersama masyarakat mengembangkan sistem irigasi utama yang pertama kali di Desa Lubuk Cuik pada 2017. Sistem gotong royong mampu menyelesaikan pembangunan sistem pengairan lahan dan beberapa fasilitas lain seperti saung tani desa, pembangunan jalan dan pendampingan pembibitan. Kini pengembangan kapasitas petani dapat berjalan lebih baik dengan adanya infrastruktur pendukung pertanian. CM
Lihat Juga: Sambut Nataru, BRI Pastikan Keandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel
Sekretaris Desa Lubuk Cuik Misno turut mengamini bahwa cabai merah bisa menaikkan taraf hidup masyarakat. "Karena dirasa bisa menaikkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan ekonomi desa, kami bergabunglah membuat kelompok tani dan jadilah luas lahan cabai merahnya sekitar 85 hektare," ujar Misno.
Tantangan utama petani cabai Lubuk Cuik berada pada harga cabai yang tidak selalu tinggi. Selain itu konsistensi dan jenis penanaman harus diperhatikan agar terus menjadi ciri khas. Pengembangan produk turunan cabai menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut.
Sejak 2017 para petani cabai mulai tergerak untuk mengembangkan produk turunan cabai bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID memberikan pembinaan dan pendampingan dalam pembuatan produk turunan cabai seperti saus, cabai bubuk, dan cabai kering. Upaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Desa Lubuk Cuik.
Selain peningkatan kapasitas, Inalum bersama masyarakat mengembangkan sistem irigasi utama yang pertama kali di Desa Lubuk Cuik pada 2017. Sistem gotong royong mampu menyelesaikan pembangunan sistem pengairan lahan dan beberapa fasilitas lain seperti saung tani desa, pembangunan jalan dan pendampingan pembibitan. Kini pengembangan kapasitas petani dapat berjalan lebih baik dengan adanya infrastruktur pendukung pertanian. CM
Lihat Juga: Sambut Nataru, BRI Pastikan Keandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel
(ars)