Kebutuhan Pendanaan UKM Capai Rp102,4 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat ini tercatat sekitar 1.200 calon penerbit bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) mengincar pendanaan sebesar Rp100 triliun dan Rp2,4 triliun kebutuhan pendanaan calon penerbit khusus bisnis berbasis syariah.
Untuk itu dibutuhkan peran serta seluruh pihak dalam mendukung perkembangan bisnis UKM di Tanah Air. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Bizhare yaitu perusahaan rintisan (startup) yang bergerak pada layanan urun dana (securities crowdfunding).
CEO Bizhare Heinrich Vincent mengatakan sebagai market leader di industri securities crowdfunding, pihaknya terus berinovasi memberikan kemudahan dan optimalisasi fitur terlengkap, serta siap membuat proses pendanaan bisnis UKM bagi pelaku bisnis semakin mudah dan efisien.
Untuk itu, Bizhare, telah resmi merilis aplikasi mobile perdananya pada kampanye ‘Semakin Mudah’. Perilisan aplikasi ini juga seiring dengan perluasan izin Bizhare.id menjadi securities crowdfunding, sehingga seluruh masyarakat Indonesia kedepannya dapat memanfaatkan berbagai produk layanan securities crowdfunding berupa obligasi dan juga sukuk, melalui aplikasi Bizhare.
“Perilisan aplikasi ini sebagai wujud Bizhare mempermudah kalangan milenial untuk dapat memulai langkah hidup bebas finansial melalui investasi dan turut berkontribusi terhadap perkembangan bisnis UKM yang menjadi penopang perekonomian Indonesia lebih awal,” kata Heinrich Vincent dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Minggu (26/9/2021).
Menurutnya, peningkatan minat investasi masyarakat khususnya mereka yang berada di usia produktif, dimana sekitar 80% mengakses melalui mobile, menjadi alasan utama Bizhare merilis aplikasi. “Pada tahun 2021 pertumbuhan investor Bizhare sebanyak 346% untuk investor aktif dan pertumbuhan untuk investor terdaftar mengalami peningkatan sebesar 166%,” jelas Vincent.
Dia juga menjelaskan bahwa masyarakat juga semakin mudah memilih berbagai bisnis terbaik seperti Franchise Internasional asal Thailand, Black Canyon Coffee & Eatery, Sour Sally, Eksportir Perikanan BLA dari Papua, Qomunitas Petani Satu Surakarta, dan juga minimarket seperti Alfamart dan Alfamidi beserta kepemilikan properti nya dengan modal kecil.
CFO Bizhare, Gatot Adhi Wibowo berharap dengan hadirnya aplikasi Bizhare semakin banyak pelaku bisnis yang merasakan kemudahan dalam solusi pendanaan sehingga lebih banyak lagi bisnis UKM yang naik kelas berkat platform securities crowdfunding.
Ketua Kehormatan WALI & Ketua Komite Tetap bidang Franchise, Lisensi dan Kemitraan Kadin Indonesia Levita Supit yang ditemui pada acara Press Conference Bizhare Technology Development and Innovation Throughout the Year as Securities Crowdfunding Platform juga mengungkapkan antusiasnya atas perilisan aplikasi Bizhare yang diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan bagi banyak bisnis franchise di Indonesia.
“Dengan bisnis waralaba yang berkembang, kita tahu banyak pelaku bisnis waralaba membutuhkan pendanaan khususnya pada kondisi pandemi seperti saat ini. Dengan hadirnya aplikasi Bizhare diharapkan dapat membuat pelaku usaha lebih bergairah lagi dalam melakukan ekspansi bisnis” pungkas Levita.
Untuk itu dibutuhkan peran serta seluruh pihak dalam mendukung perkembangan bisnis UKM di Tanah Air. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Bizhare yaitu perusahaan rintisan (startup) yang bergerak pada layanan urun dana (securities crowdfunding).
CEO Bizhare Heinrich Vincent mengatakan sebagai market leader di industri securities crowdfunding, pihaknya terus berinovasi memberikan kemudahan dan optimalisasi fitur terlengkap, serta siap membuat proses pendanaan bisnis UKM bagi pelaku bisnis semakin mudah dan efisien.
Untuk itu, Bizhare, telah resmi merilis aplikasi mobile perdananya pada kampanye ‘Semakin Mudah’. Perilisan aplikasi ini juga seiring dengan perluasan izin Bizhare.id menjadi securities crowdfunding, sehingga seluruh masyarakat Indonesia kedepannya dapat memanfaatkan berbagai produk layanan securities crowdfunding berupa obligasi dan juga sukuk, melalui aplikasi Bizhare.
“Perilisan aplikasi ini sebagai wujud Bizhare mempermudah kalangan milenial untuk dapat memulai langkah hidup bebas finansial melalui investasi dan turut berkontribusi terhadap perkembangan bisnis UKM yang menjadi penopang perekonomian Indonesia lebih awal,” kata Heinrich Vincent dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Minggu (26/9/2021).
Menurutnya, peningkatan minat investasi masyarakat khususnya mereka yang berada di usia produktif, dimana sekitar 80% mengakses melalui mobile, menjadi alasan utama Bizhare merilis aplikasi. “Pada tahun 2021 pertumbuhan investor Bizhare sebanyak 346% untuk investor aktif dan pertumbuhan untuk investor terdaftar mengalami peningkatan sebesar 166%,” jelas Vincent.
Dia juga menjelaskan bahwa masyarakat juga semakin mudah memilih berbagai bisnis terbaik seperti Franchise Internasional asal Thailand, Black Canyon Coffee & Eatery, Sour Sally, Eksportir Perikanan BLA dari Papua, Qomunitas Petani Satu Surakarta, dan juga minimarket seperti Alfamart dan Alfamidi beserta kepemilikan properti nya dengan modal kecil.
CFO Bizhare, Gatot Adhi Wibowo berharap dengan hadirnya aplikasi Bizhare semakin banyak pelaku bisnis yang merasakan kemudahan dalam solusi pendanaan sehingga lebih banyak lagi bisnis UKM yang naik kelas berkat platform securities crowdfunding.
Ketua Kehormatan WALI & Ketua Komite Tetap bidang Franchise, Lisensi dan Kemitraan Kadin Indonesia Levita Supit yang ditemui pada acara Press Conference Bizhare Technology Development and Innovation Throughout the Year as Securities Crowdfunding Platform juga mengungkapkan antusiasnya atas perilisan aplikasi Bizhare yang diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan bagi banyak bisnis franchise di Indonesia.
“Dengan bisnis waralaba yang berkembang, kita tahu banyak pelaku bisnis waralaba membutuhkan pendanaan khususnya pada kondisi pandemi seperti saat ini. Dengan hadirnya aplikasi Bizhare diharapkan dapat membuat pelaku usaha lebih bergairah lagi dalam melakukan ekspansi bisnis” pungkas Levita.
(dar)