Merek Indonesia Mejeng di Times Square, Pengamat: Tidak Serta Merta Jadi Brand Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa waktu lalu viral di media sosial sejumlah merek lokal Indonesia nampang di videotron atau billboard Times Square, New York, Amerika Serikat (AS) . Strategi promosi iklan tersebut sempat menjadi perbincangan masyarakat di jagad maya Tanah Air.
Kendati ada nuansa nasionalisme dan kebanggaan akan produk lokal, menurut pakar marketing Yuswohady pada dasarnya hal tersebut sejatinya merupakan bentuk strategi pemasaran dalam rangka mengenalkan produk tersebut di pasar dalam negeri.
"Strateginya itu untuk (pasar) di dalam negeri. Kalau di dalam (negeri) kan ada media atau influencer yang memberitakan, bahkan mungkin ada yang viral. Artinya, ketika itu diberitakan oleh media, kan tren banget brand Indonesia ada di Times Square, berarti jangkauannya luar biasa di Indonesia," ungkap Managing Partner Inventure itu kepada MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Minggu (26/9/2021).
Pria yang akrab disapa Siwo itu memandang bahwa metode melempar iklan di luar negeri untuk membentuk kesadaran konsumen atas produk di dalam negeri adalah salah satu bentuk strategi pemasaran.
"Jadi saya kira kalau dianalisis, sebenarnya itu cuma memasarkan dengan target market orang Indonesia, tetapi menggunakan kehebohan dan menciptakan news value dengan cara menempatkan iklannya di internasional," terangnya.
Siwo menjelaskan, strategi demikian dapat membentuk jangkauan yang besar dan membentuk citra produk sebagai 'brand global.' "Pertama, jangkauananya tinggi. Kalau dilihat hasilnya tinggi, maka se-Indonesia bisa tahu. Kedua, citra jadi tren global terbentuk, tapi hanya untuk orang Indonesia, bukan untuk market global," tukasnya.
Selanjutnya pihak pengiklan bakal mencari media atau influencer untuk membantu mempromosikan produk tersebut. "Marketing itu kalau yang ngomong itu yang masang iklan itu nggak powerful, tapi kalau yang ngomong itu orang lain yang nggak masang iklan, contohnya media/influencer, itu akan sangat jadi powerful," tuturnya.
Meskipun sudah pernah mejeng di papan iklan di luar negeri, sambung Siwo, belum tentu produk tersebut menjadi brand global. Argumen Siwo berangkat dari alasan bahwa untuk menjadi merek global, tidak semudah hanya dengan memasang iklan, meskipun di kawasan sekelas Times Square, Amerika Serikat. "Butuh upaya sistematis, harus ada kehadiran produknya di seluruh dunia, dan segala macam butuh waktu," tukasnya.
Dia menyampaikan, orang yang melihat iklan di videotron tersebut secara langsung adalah mereka yang sedang berada atau melintas di Times Square. Maka, kata dia, jangkauannya relatif terbatas. "Tapi kemudian dari situ dia bisa bikin videonya lalu diviralkan di Indonesia atau dia sampaikan ke media atau influencer untuk menyebarkan," imbuhnya.
Siwo mencermati strategi tersebut bakal membentuk mindset konsumen di dalam negeri. "Kemudian kalangan konsumen Indonesia juga bakal melihat merek ini sudah going global, kan kalau sudah di Times Square pikirannya 'wah ini sudah going global' gitu. Padahal, tidak semudah itu untuk go internasional," tukasnya.
Sebelumnya, bertepatan momentum HUT Kemerdekaan ke-76 RI pada Selasa (17/8/2021) lalu, sebanyak 16 merek produk Indonesia muncul di videotron Times Square New York, AS. Gebrakan ini digawangi oleh salah satu perusahaan rintisan di Indonesia.
Kendati ada nuansa nasionalisme dan kebanggaan akan produk lokal, menurut pakar marketing Yuswohady pada dasarnya hal tersebut sejatinya merupakan bentuk strategi pemasaran dalam rangka mengenalkan produk tersebut di pasar dalam negeri.
"Strateginya itu untuk (pasar) di dalam negeri. Kalau di dalam (negeri) kan ada media atau influencer yang memberitakan, bahkan mungkin ada yang viral. Artinya, ketika itu diberitakan oleh media, kan tren banget brand Indonesia ada di Times Square, berarti jangkauannya luar biasa di Indonesia," ungkap Managing Partner Inventure itu kepada MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Minggu (26/9/2021).
Pria yang akrab disapa Siwo itu memandang bahwa metode melempar iklan di luar negeri untuk membentuk kesadaran konsumen atas produk di dalam negeri adalah salah satu bentuk strategi pemasaran.
"Jadi saya kira kalau dianalisis, sebenarnya itu cuma memasarkan dengan target market orang Indonesia, tetapi menggunakan kehebohan dan menciptakan news value dengan cara menempatkan iklannya di internasional," terangnya.
Siwo menjelaskan, strategi demikian dapat membentuk jangkauan yang besar dan membentuk citra produk sebagai 'brand global.' "Pertama, jangkauananya tinggi. Kalau dilihat hasilnya tinggi, maka se-Indonesia bisa tahu. Kedua, citra jadi tren global terbentuk, tapi hanya untuk orang Indonesia, bukan untuk market global," tukasnya.
Selanjutnya pihak pengiklan bakal mencari media atau influencer untuk membantu mempromosikan produk tersebut. "Marketing itu kalau yang ngomong itu yang masang iklan itu nggak powerful, tapi kalau yang ngomong itu orang lain yang nggak masang iklan, contohnya media/influencer, itu akan sangat jadi powerful," tuturnya.
Meskipun sudah pernah mejeng di papan iklan di luar negeri, sambung Siwo, belum tentu produk tersebut menjadi brand global. Argumen Siwo berangkat dari alasan bahwa untuk menjadi merek global, tidak semudah hanya dengan memasang iklan, meskipun di kawasan sekelas Times Square, Amerika Serikat. "Butuh upaya sistematis, harus ada kehadiran produknya di seluruh dunia, dan segala macam butuh waktu," tukasnya.
Dia menyampaikan, orang yang melihat iklan di videotron tersebut secara langsung adalah mereka yang sedang berada atau melintas di Times Square. Maka, kata dia, jangkauannya relatif terbatas. "Tapi kemudian dari situ dia bisa bikin videonya lalu diviralkan di Indonesia atau dia sampaikan ke media atau influencer untuk menyebarkan," imbuhnya.
Siwo mencermati strategi tersebut bakal membentuk mindset konsumen di dalam negeri. "Kemudian kalangan konsumen Indonesia juga bakal melihat merek ini sudah going global, kan kalau sudah di Times Square pikirannya 'wah ini sudah going global' gitu. Padahal, tidak semudah itu untuk go internasional," tukasnya.
Sebelumnya, bertepatan momentum HUT Kemerdekaan ke-76 RI pada Selasa (17/8/2021) lalu, sebanyak 16 merek produk Indonesia muncul di videotron Times Square New York, AS. Gebrakan ini digawangi oleh salah satu perusahaan rintisan di Indonesia.
(ind)