Mentan Panen Jagung di Grobogan, Tahun Ini Diperkirakan Over Stok 2,85 juta Ton
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Panen Jagung Nusantara dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional sekaligus memastikan dan mengoptimalkan produksi dalam negeri. Panen jagung ini untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pakan ternak dalam negeri.
Panen Jagung Nasional ini dilaksanakan serempak di beberapa wilayah di Indonesia dan dipusatkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
(Baca juga:Tepis Isu Jagung Langka, Mentan: Secara Faktual dan Nyata, Stok Jagung Normal)
Panen Jagung Nusantara ini dilakukan secara virtual bersama empat gubernur yakni Gubernur Sumatera Utara, Kalimantam Timur, Sumatera Selatan dan Gubernur Kalimantan Utara. Selain itu juga melibatkan 26 bupati yakni Bupati Grobogan, Langkat, Karo, Dairi, Gunungmas, Bengkulu Selatan, Sumbawa, Lampung Timur, Sumbawa, Gorontalo Utara, Tapin, Kota Baru, Tanah Laut, Konawe Selatan, Muna, Bengkayang, Kotamobagu, Enrekang, Jeneponto, Bantaeng, Mamasa, Kutai Kartanegara, Sigi, Barito Utara, Brebes, Pohuwato, Balemo dan Musi Rawas. Panen jagung nusantara ini berlangsung secara serempak di 130 kabupaten berlokasi di 537 lahan jagung.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan panen jagung di Grobogan ini mewakili gerakan pertanian khususnya jagung yang ada di seluruh nusantara. “Presiden Jokowi memerintahkan kepada saya untuk turun ke lapangan Panen Jagung Nusantara. Panen hari ini membuktikan jagung ada di mana-mana. Produksi jagung nasional kita tahun ini diperkirakan over stok 2,85 juta ton,” kata Syahrul pada acara Panen Jagung Nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
(Baca juga:Mencari Solusi Mahalnya Harga Pakan Jagung di Tengah Keluhan Peternak)
Syahrul mengungkapkan berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta ha, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14%. Kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton .
“Kalau begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat. Tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya,” tegasnya.
(Baca juga:Protes Rencana Impor, Petani di Lombok Buang Jagung ke Jalan Raya)
Menurut Syahrul, panen jagung akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2021. Perkiraan luas panen September ini 299.059 hektare (ha), Oktober (230.157 ha), November (207.264 ha), dan Desember (197.265 ha). Untuk panen bulan September diperkirakan akan menghasilkan jagung pipilan kering sebanyak 1,21 juta ton, Oktober (916.759 ton), November (1 juta ton), dan Desember (881.787 ton).
Menurutnya, ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman. Sebab jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia. Terkait polemik data jagung, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menjamin validitas data yang digunakan Kementan. Pasalnya dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room (AWR) atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.
(Baca juga:Ulu Ere dan Sinoa Berpotensi Panen 63.040 Ton Jagung)
“Karena itu, saya perintahkan para Dirjen untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung. Oleh karena itu, saya bahagia sekali hari ini dan saya yakin Presiden Jokowi sangat memperhatikan pertanian. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama,” tegas SYL.
Lebih lanjut SYL menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.
“Yang lebih penting lagi adalah penangangan pascapanen yang optimal agar jagung petani dapat terserap dengan harga yang bagus. Penanganan pascapanen pun penting agar petani cepat melakukan penanaman kembali, lahan tidak boleh kita biar menganggur. Justru lahan jagung harus semakin bertambah dan produktivitasnya pun naik,” tuturnya.
(Baca juga:Harga Pakan Ternak Meroket Padahal Stok Jagung Surplus, Kok Bisa?)
Syahrul minta petani agar menggunakan dana KUR agar usaha pertanian khususnya jagung terus berjalan semakin maju. “Kita tanam bersama-sama semaksimal mungkin. Kebijakan Bapak Presiden menyediakan KUR sangat bagus, untuk sektor pertanian kita gunakan KUR Rp55 triliun dimana kredit macetnya hanya 0,003%. Saya ajak semua pemerintah daerah untuk gunakan KUR,” pinta SYL.
Berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton. Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31%) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27%) di pengepul, 423.502 ton (15%) di agen, 288.305 ton (11%) di pengecer, 276.300 ton (10%) di usaha lain atau pakan mandiri dan sisanya 6% berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
Panen Jagung Nasional ini dilaksanakan serempak di beberapa wilayah di Indonesia dan dipusatkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
(Baca juga:Tepis Isu Jagung Langka, Mentan: Secara Faktual dan Nyata, Stok Jagung Normal)
Panen Jagung Nusantara ini dilakukan secara virtual bersama empat gubernur yakni Gubernur Sumatera Utara, Kalimantam Timur, Sumatera Selatan dan Gubernur Kalimantan Utara. Selain itu juga melibatkan 26 bupati yakni Bupati Grobogan, Langkat, Karo, Dairi, Gunungmas, Bengkulu Selatan, Sumbawa, Lampung Timur, Sumbawa, Gorontalo Utara, Tapin, Kota Baru, Tanah Laut, Konawe Selatan, Muna, Bengkayang, Kotamobagu, Enrekang, Jeneponto, Bantaeng, Mamasa, Kutai Kartanegara, Sigi, Barito Utara, Brebes, Pohuwato, Balemo dan Musi Rawas. Panen jagung nusantara ini berlangsung secara serempak di 130 kabupaten berlokasi di 537 lahan jagung.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan panen jagung di Grobogan ini mewakili gerakan pertanian khususnya jagung yang ada di seluruh nusantara. “Presiden Jokowi memerintahkan kepada saya untuk turun ke lapangan Panen Jagung Nusantara. Panen hari ini membuktikan jagung ada di mana-mana. Produksi jagung nasional kita tahun ini diperkirakan over stok 2,85 juta ton,” kata Syahrul pada acara Panen Jagung Nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
(Baca juga:Mencari Solusi Mahalnya Harga Pakan Jagung di Tengah Keluhan Peternak)
Syahrul mengungkapkan berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta ha, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14%. Kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton .
“Kalau begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat. Tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya,” tegasnya.
(Baca juga:Protes Rencana Impor, Petani di Lombok Buang Jagung ke Jalan Raya)
Menurut Syahrul, panen jagung akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2021. Perkiraan luas panen September ini 299.059 hektare (ha), Oktober (230.157 ha), November (207.264 ha), dan Desember (197.265 ha). Untuk panen bulan September diperkirakan akan menghasilkan jagung pipilan kering sebanyak 1,21 juta ton, Oktober (916.759 ton), November (1 juta ton), dan Desember (881.787 ton).
Menurutnya, ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman. Sebab jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia. Terkait polemik data jagung, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menjamin validitas data yang digunakan Kementan. Pasalnya dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room (AWR) atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.
(Baca juga:Ulu Ere dan Sinoa Berpotensi Panen 63.040 Ton Jagung)
“Karena itu, saya perintahkan para Dirjen untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung. Oleh karena itu, saya bahagia sekali hari ini dan saya yakin Presiden Jokowi sangat memperhatikan pertanian. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama,” tegas SYL.
Lebih lanjut SYL menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.
“Yang lebih penting lagi adalah penangangan pascapanen yang optimal agar jagung petani dapat terserap dengan harga yang bagus. Penanganan pascapanen pun penting agar petani cepat melakukan penanaman kembali, lahan tidak boleh kita biar menganggur. Justru lahan jagung harus semakin bertambah dan produktivitasnya pun naik,” tuturnya.
(Baca juga:Harga Pakan Ternak Meroket Padahal Stok Jagung Surplus, Kok Bisa?)
Syahrul minta petani agar menggunakan dana KUR agar usaha pertanian khususnya jagung terus berjalan semakin maju. “Kita tanam bersama-sama semaksimal mungkin. Kebijakan Bapak Presiden menyediakan KUR sangat bagus, untuk sektor pertanian kita gunakan KUR Rp55 triliun dimana kredit macetnya hanya 0,003%. Saya ajak semua pemerintah daerah untuk gunakan KUR,” pinta SYL.
Berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton. Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31%) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27%) di pengepul, 423.502 ton (15%) di agen, 288.305 ton (11%) di pengecer, 276.300 ton (10%) di usaha lain atau pakan mandiri dan sisanya 6% berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
(dar)