China Mulai Berubah: Bagaimana Regulasi Ketat Beijing Berdampak ke Bisnis
loading...
A
A
A
BEIJING - Dalam beberapa bulan terakhir, pemberitaan kerap dihiasi tentang regulasi ketat China terhadap beberapa sektor ekonomi. Munculnya banyak peraturan baru yang semakin proteksi dan pengetatan telah menargetkan beberapa perusahaan terbesar di Negeri Tirai Bambu -julukan China-
Seperti dikutip dari BBC, wajah baru ekonomi China merupakan inisiatif kebijakan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping atau yang dikenal dengan sebutan "kemakmuran bersama". Ungkapan ini bukan hal baru di China, melainkan sudah ada sejak 1950-an saat digunakan oleh pemimpin pendiri Republik Rakyat China, Mao Zedong.
Eskalasi tajam penggunaan istilah tersebut saat Partai Komunis Tiongkok (PKT) merayakan ulang tahun yang ke-100 telah dilihat sebagai sinyal bahwa sekarang kebijakan di China menjadi sangat terpusat. Kunci kebijakan 'kemakmuran bersama' adalah upaya Beijing untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan miskin di negara itu.
Masalah ini menurut beberapa orang bisa membahayakan kebangkitan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menimbulkan ancaman eksistensial bagi PKT. Langkah-langkah terbaru ini dinilai sebagai cara untuk mengendalikan miliarder dari beberapa perusahaan terbesar China. Serta membuka ruang bagi pekerja untuk lebih bersuara tentang bagaimana perusahaan mengoperasikan dan mendistribusikan pendapatannya.
Pergerakan Lokal dengan Dampak Global
Peningkatan pengawasan dari Beijing dalam beberapa bulan terhadap beberapa kepentingan bisnis membuat pusing. Mulai dari agen asuransi, perusahaan pelatihan, pengembang real estat dan bahkan perusahaan yang berencana menjual saham di AS telah berada di bawah pengawasan ketat.
Khususnya industri teknologi yang merasakan kebijakan pengetatan China, termasuk kepada e-commerce, layanan keuangan online, platform media sosial, perusahaan game, penyedia komputasi cloud, aplikasi ride-hailing dan penambang serta pertukaran cryptocurrency.
Langkah-langkah ini, tentu saja memiliki dampak besar pada ekonomi dan masyarakat China, dan efeknya juga dirasakan di seluruh dunia. China sendiri telah lama dipandang sebagai pabrik dunia, serta mesin utama pertumbuhan ekonomi global. Sekarang, ketidakpastian seputar regulasi bisnis di China membuat sulit bagi perusahaan dari luar negeri untuk membuat keputusan tentang investasi potensial.
Meski begitu ada angle lain untuk melihat pergolakan jangka pendek karena aturan baru, dimana kerangka peraturan yang diracik ulang bakal menghilangkan ketidakpastian jangka panjang. Agaknya, inilah cara pemerintah China memandangnya.
Seperti dikutip dari BBC, wajah baru ekonomi China merupakan inisiatif kebijakan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping atau yang dikenal dengan sebutan "kemakmuran bersama". Ungkapan ini bukan hal baru di China, melainkan sudah ada sejak 1950-an saat digunakan oleh pemimpin pendiri Republik Rakyat China, Mao Zedong.
Eskalasi tajam penggunaan istilah tersebut saat Partai Komunis Tiongkok (PKT) merayakan ulang tahun yang ke-100 telah dilihat sebagai sinyal bahwa sekarang kebijakan di China menjadi sangat terpusat. Kunci kebijakan 'kemakmuran bersama' adalah upaya Beijing untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan miskin di negara itu.
Masalah ini menurut beberapa orang bisa membahayakan kebangkitan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menimbulkan ancaman eksistensial bagi PKT. Langkah-langkah terbaru ini dinilai sebagai cara untuk mengendalikan miliarder dari beberapa perusahaan terbesar China. Serta membuka ruang bagi pekerja untuk lebih bersuara tentang bagaimana perusahaan mengoperasikan dan mendistribusikan pendapatannya.
Pergerakan Lokal dengan Dampak Global
Peningkatan pengawasan dari Beijing dalam beberapa bulan terhadap beberapa kepentingan bisnis membuat pusing. Mulai dari agen asuransi, perusahaan pelatihan, pengembang real estat dan bahkan perusahaan yang berencana menjual saham di AS telah berada di bawah pengawasan ketat.
Khususnya industri teknologi yang merasakan kebijakan pengetatan China, termasuk kepada e-commerce, layanan keuangan online, platform media sosial, perusahaan game, penyedia komputasi cloud, aplikasi ride-hailing dan penambang serta pertukaran cryptocurrency.
Langkah-langkah ini, tentu saja memiliki dampak besar pada ekonomi dan masyarakat China, dan efeknya juga dirasakan di seluruh dunia. China sendiri telah lama dipandang sebagai pabrik dunia, serta mesin utama pertumbuhan ekonomi global. Sekarang, ketidakpastian seputar regulasi bisnis di China membuat sulit bagi perusahaan dari luar negeri untuk membuat keputusan tentang investasi potensial.
Meski begitu ada angle lain untuk melihat pergolakan jangka pendek karena aturan baru, dimana kerangka peraturan yang diracik ulang bakal menghilangkan ketidakpastian jangka panjang. Agaknya, inilah cara pemerintah China memandangnya.