China Mulai Berubah: Bagaimana Regulasi Ketat Beijing Berdampak ke Bisnis

Kamis, 30 September 2021 - 16:31 WIB
loading...
A A A
Menghancurkan Kerajaan Bisnis Jack Ma

Bahkan sebelum langkah penuh Xi Jinping membentuk kembali ekonomi China bergulir dengan kebijakan kemakmuran bersama. Beijing sudah melepaskan kejutan. Kurang dari setahun yang lalu, Jack Ma, pendiri multi-miliarder Alibaba yang dikenal karena penampilan flamboyan di acara-acara perusahaan yang mempesona sempat menghilang.



Ant Group sedang menyiapkan IPO, afiliasi keuangan Alibaba dan pemilik platform pembayaran digital terbesar di China Alipay, diyakini bakal meraup USD34,4 miliar. Jika berjalan lancar, hal itu bakal membuat Jack Ma menjadi orang terkaya di Asia. Tetapi kemudian dia membuat pidato kontroversial yang mengkritik sistem keuangan China.

Dalam beberapa hari setelahnya, rencana penjualan saham dibatalkan dan Jack Mal tidak terlihat lagi di depan umum sampai Januari tahun berikutnya. Sejak itu Alibaba dihukum denda USD2,8 miliar setelah penyelidikan menemukan bahwa mereka telah menyalahgunakan posisinya di dalam pasar selama bertahun-tahun. Ant juga telah mengumumkan rencana restrukturisasi drastis untuk bisnisnya.

Bantahan China

Dalam pertemuan dengan para eksekutif Wall Street, regulator China membantah tindakan keras yang dilakukannya terhadap perusahaan teknologi atau sektor swasta ditujukan untuk melumpuhkan mereka. Seperti diketahui, beberapa tindakan keras yang dilakukan pemerintah China belakangan telah mengguncang pasar.

Mengutip Bloomberg, Wakil Ketua Komisi Pengaturan Sekuritas China Fang Xinghai mengatakan, tindakan tersebut ini bertujuan untuk memperkuat peraturan bagi perusahaan dengan platform yang berhadapan langsung dengan konsumen, dan meningkatkan privasi data serta keamanan nasional.

Dalam kesempatan itu, Fang juga membela langkah-langkah seperti yang ditujukan pada industri pendidikan dan games, yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan sosial. “Pengawasan yang meningkat terhadap perusahaan-perusahaan China tidak boleh ditafsirkan sebagai pemisahan dari pasar keuangan Amerika Serikat (AS) atau internasional. Beijing tetap berkomitmen pada teknologi,” kata Fang.

Investor global dibuat kaget oleh serangan regulasi dari Beijing yang menargetkan perusahaan teknologi terbesar dan industri lainnya serta dorongan oleh Presiden Xi Jinping untuk menciptakan “kemakmuran bersama". Beberapa regulasi tersebut telah mengikis sekitar USD1,5 triliun dari saham-saham perusahaan China di tengah aksi jual yang lebih luas pada titik paling ekstrem.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)