Krisis Energi, Inggris Kerahkan Tentara Jadi Sopir Truk BBM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Inggris bakal mengerahkan tentara untuk menjadi sopir truk tangki bahan bakar sementara menyusul krisis energi di sebagian besar wilayah Britania Raya. Langkah itu dimulai pada Senin depan (4/10/2021) lantaran penurunan drastis pekerjaan sebagai sopir truk akibat pandemi Covid-19.
Setelah melalui proses pelatihan, sekitar 200 personel militer disiapkan pemerintah untuk memulai pengiriman bahan bakar ke berbagai spot pengisian.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan bahwa situasi dan kondisi persediaan bahan bakar perlahan sudah mulai membaik.
"Sepertinya situasi mulai stabli, meskipun belum sepenuhnya berakhir. Inilah yang menjadi alasan tentara diminta untuk membantu," katanya kepada BBC, Sabtu (3/10/2021).
Untuk diketahui, data terbaru Asosiasi Pengecer Bensin (PRA) pada Sabtu (2/10/2021) menunjukkan bahwa sekitar 16% dari 1.000 lebih lokasi pengisian bahan bakar masih tidak beroperasi akibat kekurangan persediaan.
Namun, persentase tersebut sudah membaik dibandingkan Jumat lalu sebesar 27%.
"Jauh lebih baik di wilayah utara dan Skotlandia, tetapi London dan wilayah tenggara masih jadi area kritis hingga pekan depan," kata Ketua PRA Brian Madderson, dilansir Reuters, Sabtu (2/10/2021).
Data juga menunjukkan setidaknya 68% lokasi pengisian bahan bakar baik bensin maupun solar sudah memiliki persediaan yang cukup serta siap untuk melayani pembeli.
Krisis energi di Inggris sempat menjadi sorotan media internasional belakangan ini sebagai imbas dari kenaikan harga komoditas dan minimnya pasokan. Situasi itu sempat menimbulkan kekacauan, panic-buying, perkelahian hingga penimbunan ilegal oleh warga sipil.
Setelah melalui proses pelatihan, sekitar 200 personel militer disiapkan pemerintah untuk memulai pengiriman bahan bakar ke berbagai spot pengisian.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan bahwa situasi dan kondisi persediaan bahan bakar perlahan sudah mulai membaik.
"Sepertinya situasi mulai stabli, meskipun belum sepenuhnya berakhir. Inilah yang menjadi alasan tentara diminta untuk membantu," katanya kepada BBC, Sabtu (3/10/2021).
Untuk diketahui, data terbaru Asosiasi Pengecer Bensin (PRA) pada Sabtu (2/10/2021) menunjukkan bahwa sekitar 16% dari 1.000 lebih lokasi pengisian bahan bakar masih tidak beroperasi akibat kekurangan persediaan.
Namun, persentase tersebut sudah membaik dibandingkan Jumat lalu sebesar 27%.
"Jauh lebih baik di wilayah utara dan Skotlandia, tetapi London dan wilayah tenggara masih jadi area kritis hingga pekan depan," kata Ketua PRA Brian Madderson, dilansir Reuters, Sabtu (2/10/2021).
Data juga menunjukkan setidaknya 68% lokasi pengisian bahan bakar baik bensin maupun solar sudah memiliki persediaan yang cukup serta siap untuk melayani pembeli.
Krisis energi di Inggris sempat menjadi sorotan media internasional belakangan ini sebagai imbas dari kenaikan harga komoditas dan minimnya pasokan. Situasi itu sempat menimbulkan kekacauan, panic-buying, perkelahian hingga penimbunan ilegal oleh warga sipil.
(uka)