Pekerjanya Paling Banyak di PHK, Begini Nasib Perusahaan Konstruksi
loading...
A
A
A
Seluruhnya ada 13 proyek konstruski yang tidak menyumbangkan laba. Dua proyek lainnya, yaitu PLTU Tanjung Selor dan proyek 6 ruas tol dalam kota DKI malah mencatatkan kerugian.
Nasib yang tak jauh berbeda dialami oleh PT PT Wijaya Karya Tbk. Di Kuartal I tahun ini, emiten berkode WIKA ini hanya mampu meraih kontrak baru sebesar Rp2,48 triliun, atau setara dengan 3,78% dari target tahun ini sebesar Rp65,5 triliun.
Dalam target WIKA, setidaknya di kuartal pertama tahun ini dapat mengantongi kontrak baru Rp5,7 triliun. Namun apa daya, realisasi kontrak baru di kuartal pertama ini pun merosot 76,82% dibandingkan kontrak baru pada kuartal I-2019 yang mencapai Rp10,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Wijaya mengatakan, di tengah kondisi seperti ini maka perseroan memproyeksikan di kuartal I 2020 akan terjadi penurunan pendapatan, Demikian juga dengan laba bersih diprediksi merosot antara 25% hingga 50%.
Ini terjadi, lantaran dari 208 proyek yang tengah digarap WIKA, hingga April 2020, sebanyak 13% diantaranya dalam kondisi suspend. Seluruh pekerjaan proyek dihentikan untuk sementara waktu.
Sebagai gambaran, pada kuartal I 2019, WIKA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp341,34 atau tumbuh 58,45% (yoy). Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan yang mencapai Rp6,50 triliun (naik 3,95% yoy). Lalu kontrak baru yang berhasil diraih sebesar Rp 10,91 triliun, tumbuh 62,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BUMN karya lainnya, PT Waskita Karya Tbk juga memprediksi hal yang sama. Pendapatan BUMN ini di kuartal I-2020 bakal merosot tajam, sekitar 25%-50%, bila dibandingkan capaian kuartal pertama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh penghentian operasional proyek konstruksi.
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Shastia Hadiarti menjelaskan, banyak proyek yang tengah dikerjakan Waskita mandek, khususnya yang berada di zona merah corona.
Proyek-proyek tersebut cukup strategis bagi perseroan, sebab berkontribusi 25% dari total pendapatan di tahun 2019. Proyeksi pendpatan yang merosot berimbas kepada laba perusahaan. Di tiga bulan pertama tahun ini diprediksi laba bersih perusahaan akan tergerus lebih dari 75%.
Sebagai pembanding, Waskita membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp4,17 triliun pada kuartal I/2019 atau melonjak 15,83% secara yoy. Pendapatan yang diraih saat itu sebesar Rp8,68 triliun, turun 30% secara tahunan. Laba bersih yang dibukukan Rp795 miliar terpangkas 54,18% yoy.
Nasib yang tak jauh berbeda dialami oleh PT PT Wijaya Karya Tbk. Di Kuartal I tahun ini, emiten berkode WIKA ini hanya mampu meraih kontrak baru sebesar Rp2,48 triliun, atau setara dengan 3,78% dari target tahun ini sebesar Rp65,5 triliun.
Dalam target WIKA, setidaknya di kuartal pertama tahun ini dapat mengantongi kontrak baru Rp5,7 triliun. Namun apa daya, realisasi kontrak baru di kuartal pertama ini pun merosot 76,82% dibandingkan kontrak baru pada kuartal I-2019 yang mencapai Rp10,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Wijaya mengatakan, di tengah kondisi seperti ini maka perseroan memproyeksikan di kuartal I 2020 akan terjadi penurunan pendapatan, Demikian juga dengan laba bersih diprediksi merosot antara 25% hingga 50%.
Ini terjadi, lantaran dari 208 proyek yang tengah digarap WIKA, hingga April 2020, sebanyak 13% diantaranya dalam kondisi suspend. Seluruh pekerjaan proyek dihentikan untuk sementara waktu.
Sebagai gambaran, pada kuartal I 2019, WIKA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp341,34 atau tumbuh 58,45% (yoy). Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan yang mencapai Rp6,50 triliun (naik 3,95% yoy). Lalu kontrak baru yang berhasil diraih sebesar Rp 10,91 triliun, tumbuh 62,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BUMN karya lainnya, PT Waskita Karya Tbk juga memprediksi hal yang sama. Pendapatan BUMN ini di kuartal I-2020 bakal merosot tajam, sekitar 25%-50%, bila dibandingkan capaian kuartal pertama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh penghentian operasional proyek konstruksi.
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Shastia Hadiarti menjelaskan, banyak proyek yang tengah dikerjakan Waskita mandek, khususnya yang berada di zona merah corona.
Proyek-proyek tersebut cukup strategis bagi perseroan, sebab berkontribusi 25% dari total pendapatan di tahun 2019. Proyeksi pendpatan yang merosot berimbas kepada laba perusahaan. Di tiga bulan pertama tahun ini diprediksi laba bersih perusahaan akan tergerus lebih dari 75%.
Sebagai pembanding, Waskita membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp4,17 triliun pada kuartal I/2019 atau melonjak 15,83% secara yoy. Pendapatan yang diraih saat itu sebesar Rp8,68 triliun, turun 30% secara tahunan. Laba bersih yang dibukukan Rp795 miliar terpangkas 54,18% yoy.