Entrepreneur Perempuan Nigeria Ubah Ban Bekas Jadi Tambang Emas Hitam Baru

Selasa, 19 Oktober 2021 - 22:42 WIB
loading...
Entrepreneur Perempuan Nigeria Ubah Ban Bekas Jadi Tambang Emas Hitam Baru
Ifedolapo Runsewe sukses mengubah ban bekas menjadi emas hitam baru. Foto/espact.com
A A A
JAKARTA - Sunguh brilian langkah yang dilakukan oleh Ifedolapo Runsewe, entrepreneur perempuan berkebangsaan Nigeria . Hidup di negara yang sangat bergantung pada pendapatan ekspor minyaknya, memberi ilham Runsewe untuk menjadikan ban mobil bekas menjadi emas hitam baru.

Nigeria yang merupakan salah satu negara terpadat di Afrika, dengan sekitar 206 juta jiwa penduduknya, telah berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru di benua hitam. Berdasarkan data Bank Dunia, tahun lalu pendapatan per kapita negara itu mencapai USD2.097.



Tak pelak, kaum sejahtera di Nigeria terus bertambah, sehingga penjualan mobil pun terus membanyak. Journals.sagepub.com tahun 2018 melaporkan bahwa jumlah kendaraan di Nigeria sebanyak 35,3 juta unit. Jumlah itu diperkirakan bertambah menjadi 48,7 juta pada 2030 dan 76,1 juta pada 2040.

Bertambahnya jumlah kendaraan, meluber pula limbah ban-ban bekas di sejumlah kota besar di Nigeria. Espact.com menyebut lebih dari 10 juta ban mobil dibuang setiap tahun di Nigeria.

Limbah ban itu ternyata dilihat sebagai tambang emas hitam baru oleh Runsewe. Dia kemudian mendirikan Freetown Waste Management Recycle, sebuah pabrik yang didedikasikan untuk mengubah ban bekas menjadi batu bata paving, ubin lantai, dan barang-barang lainnya yang sangat diminati di negara terpadat di Afrika.

"Menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang jika tidak akan tergeletak di suatu tempat sebagai limbah adalah bagian dari motivasi," kata Runsewe kepada Reuters, awal Oktober lalu, dikutip Selasa (19/10/2021).



Menurutnya, pabrik itu mampu menciptakan seluruh rantai nilai di sekitar ban. Kebutuhan ban bekas Freetown dipasok oleh para pemulung. Mereka membeli sebuah ban bekas dengan harga USD0,17 hingga USD0,24 atau Rp2.400 sampai Rp3.400.

Freetown mulai beroperasi pada tahun 2020 dengan hanya empat karyawan, dan pertumbuhannya sangat pesat sehingga tenaga kerja melonjak menjadi 128 orang. Sejauh ini, dengan fasiltas pabrik senilai USD5 juta, lebih dari 100.000 ban telah didaur ulang menjadi barang-barang yang lebih berdaya guna.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2345 seconds (0.1#10.140)