FAO Apresiasi Capaian Pembangunan Pertanian RI di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pangan Dunia (FAO) mengapresiasi pencapaian pembangunan pertanian Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Saat kondisi dan perekonomian dunia mengalami penurunan terdampak Covid-19, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) terus mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.
“Pada HPS kedua di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan pertanian yang luar biasa. Kinerja sektor pertanian luar biasa, PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59%. Pencapaian ini luar biasa,” kata Kepala FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/10/2021).
Rajendra Aryal hadir pada puncak HPS ke-41 di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik dan diikuti secara virtual di seluruh wilayah Indonesia, Senin (25/10).
(Baca juga:FAO Sebut 811 Juta Orang Kurang Gizi, 2 Miliar Manusia Obesitas)
Berangkat dari pencapaian ini, Rajendra Aryal menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus-menerus transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Pemerintah telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat.
“FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan,” tegas Rajendra.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2020 khususnya kuartal II, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% quartal to quartal (q to q). Pada kuartal III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% year on year (yoy) dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.
(Baca juga:Guru Besar IPB Apresiasi Terpilihnya Indonesia Sebagai Anggota Dewan FAO)
Selanjutnya, kinerja ekspor produk pertanian juga menggembirakan. Selama Januari - Desember 2020 nilai ekspor mencapai Rp451,8 triliun dan meningkat 15,79% dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp390,2 triliun. Peningkatannya berlanjut memasuki Januari -September 2021, nilai ekspor mencapai Rp450 triliun atau tumbuh 45,36% ketimbang periode yang sama 2020, yang mencapai Rp309,58 triliun.
BPS pun mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) sejak Juni 2020 sebesar 99,66 terus meningkat hingga Desember 2020 menjadi 103,2, dan berlanjut pada awal 2021. Pada September 2021, NTP sebesar 105,68 dan meningkat 0,96% dibanding Agustus 2021. Indonesia juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan selama pandemi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan peringatan HPS ke-41 tahun 2021 bertujuan memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan. Juga mendorong ketangguhan sektor pertanian, khususnya pandemi global Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
(Baca juga:FAO Apresiasi Pertanian Indonesia)
“Kita berharap HPS ini menjadi bagian menyampaikan rasa hormat kepada para pelaku usaha pertanian. Dalam dua tahun, Indonesia dilanda situasi sulit akibat pandemi Covid-19 yang membuat sendi kehidupan stagnan, namun sektor pertanian mampu menjaga negara dan bangsa. Pertanian satu-satunya sektor yang tak pernah surut, PDB pertanian terus tumbuh positif di saat sektor lain mengalami penurunan,” sebutnya.
Syahrul menekankan tantangan yang hadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia.
“Di HPS ini siapkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim, agar bisa menyiapkan air sehingga tidak terjadi kekeringan, upaya-upaya menanami pekarangan dan varietas tanaman yang dapat menyimpan atau hemat air,” tegasnya.
(Baca juga:FAO dan MNC Trijaya Gelar ‘Food Heroes Day’ di Tengah Pandemi)
Mentan mengapresiasi komitmen dan dukungan FAO, maupun Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural atau International Fund for Agricultural Development/IFAD, Program Pangan Dunia atau World Food Programme/WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan.
“Highlight kegiatan HPS tahun ini, kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 41 titik lokasi ini menandai usia pelaksanaan peringatan HPS ke-41 tahun ini,” kata Mentan Syahrul.
Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah dan bunga hias.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, ini merupakan upaya kami memastikan ketersediaan bahan pangan, menjaga stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Mentan Syahrul.
“Pada HPS kedua di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan pertanian yang luar biasa. Kinerja sektor pertanian luar biasa, PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59%. Pencapaian ini luar biasa,” kata Kepala FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/10/2021).
Rajendra Aryal hadir pada puncak HPS ke-41 di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik dan diikuti secara virtual di seluruh wilayah Indonesia, Senin (25/10).
(Baca juga:FAO Sebut 811 Juta Orang Kurang Gizi, 2 Miliar Manusia Obesitas)
Berangkat dari pencapaian ini, Rajendra Aryal menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus-menerus transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Pemerintah telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat.
“FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan,” tegas Rajendra.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2020 khususnya kuartal II, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% quartal to quartal (q to q). Pada kuartal III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% year on year (yoy) dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.
(Baca juga:Guru Besar IPB Apresiasi Terpilihnya Indonesia Sebagai Anggota Dewan FAO)
Selanjutnya, kinerja ekspor produk pertanian juga menggembirakan. Selama Januari - Desember 2020 nilai ekspor mencapai Rp451,8 triliun dan meningkat 15,79% dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp390,2 triliun. Peningkatannya berlanjut memasuki Januari -September 2021, nilai ekspor mencapai Rp450 triliun atau tumbuh 45,36% ketimbang periode yang sama 2020, yang mencapai Rp309,58 triliun.
BPS pun mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) sejak Juni 2020 sebesar 99,66 terus meningkat hingga Desember 2020 menjadi 103,2, dan berlanjut pada awal 2021. Pada September 2021, NTP sebesar 105,68 dan meningkat 0,96% dibanding Agustus 2021. Indonesia juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan selama pandemi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan peringatan HPS ke-41 tahun 2021 bertujuan memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan. Juga mendorong ketangguhan sektor pertanian, khususnya pandemi global Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
(Baca juga:FAO Apresiasi Pertanian Indonesia)
“Kita berharap HPS ini menjadi bagian menyampaikan rasa hormat kepada para pelaku usaha pertanian. Dalam dua tahun, Indonesia dilanda situasi sulit akibat pandemi Covid-19 yang membuat sendi kehidupan stagnan, namun sektor pertanian mampu menjaga negara dan bangsa. Pertanian satu-satunya sektor yang tak pernah surut, PDB pertanian terus tumbuh positif di saat sektor lain mengalami penurunan,” sebutnya.
Syahrul menekankan tantangan yang hadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia.
“Di HPS ini siapkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim, agar bisa menyiapkan air sehingga tidak terjadi kekeringan, upaya-upaya menanami pekarangan dan varietas tanaman yang dapat menyimpan atau hemat air,” tegasnya.
(Baca juga:FAO dan MNC Trijaya Gelar ‘Food Heroes Day’ di Tengah Pandemi)
Mentan mengapresiasi komitmen dan dukungan FAO, maupun Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural atau International Fund for Agricultural Development/IFAD, Program Pangan Dunia atau World Food Programme/WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan.
“Highlight kegiatan HPS tahun ini, kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 41 titik lokasi ini menandai usia pelaksanaan peringatan HPS ke-41 tahun ini,” kata Mentan Syahrul.
Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah dan bunga hias.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, ini merupakan upaya kami memastikan ketersediaan bahan pangan, menjaga stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Mentan Syahrul.
(dar)