Sebut Pinjol Ilegal Bikin Menderita, Sri Mulyani: Sekarang Semua Melihat

Selasa, 26 Oktober 2021 - 17:58 WIB
loading...
Sebut Pinjol Ilegal Bikin Menderita, Sri Mulyani: Sekarang Semua Melihat
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai praktik pinjaman online (pinjol) terutama yang ilegal telah membuat banyak orang menderita. Meski begitu Ia tidak memungkiri bahwa pengembangan keuangan digital dibutuhkan saat ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai praktik pinjaman online ( pinjol ) terutama yang ilegal telah membuat banyak orang menderita. Meski begitu Ia tidak memungkiri bahwa pengembangan keuangan digital dibutuhkan saat ini.

“Saya pikir kita semua sekarang melihat contoh yang tidak baik, seperti pinjaman online, di mana orang menderita dari praktik semacam ini,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (26/10/2021).



Terang menkeu, dibutuhkan aturan mengenai financial technology (fintech). Hal ini disinggung Sri Mulyani saat membahas perkembangan ekonomi syariah. Menurut dia, salah satu tantangan yang dihadapi ekonomi syariah saat ini adalah perkembangan teknologi digital.

“Jadi bagi kita semua, bagaimana kita akan menggunakan teknologi digital ini, termasuk FinTech untuk menciptakan dan mengimplementasikan lebih jauh apa yang kita sebut sebagai kerangka peraturan, yang mencerminkan penyesuaian serta praktik keuangan yang tidak eksploitatif dalam konteks itu,” ujarnya.

Menurut dia, ada tiga pekerjaan rumah di sini. Pertama, bagaimana menciptakan regulatory framerowk. Kedua, bagaimana merancang institusi yang kredibel untuk mengaturnya. Ketiga, apa saja instrumen keuangan digital yang bisa diterbitkan oleh fintech.

"Sehingga (fintech) bisa menciptakan inklusi keuangan yang aman dan adil, ketimbang eksploitatif, untuk kelompok masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah," kata dia.

Sri Mulyani menyadari saat ini semakin banyak orang yang bergantung pada teknologi digital dalam keseharian mereka. Walau ada dampak buruk, dia menyebut ekonomi syariah tetap perlu mengadaptasi perkembangan teknologi digital.



Contohnya untuk mengembangkan lembaga keuangan mikro seperti Baitul Maal Wat Tamil (BMT) dan koperasi syariah. Untuk BMT misalnya, Sri Mulyani menyebut saat ini sudah 4.100 unit di Indonesia yang memberikan akses keuangan mikro bagi masyarakat di pedesaan.

"Kami melihat BMT punya peran yang penting dalam menyediakan alternatif keuangan dan menciptakan daya tahan d tengah pandemi ini," kata dia.

Maka dengan mengadopsi teknologi digital, Sri Mulyani yakin biaya yang dikeluarkan lembaga seperti BMT bisa berkurang dan proses bisnisnya lebih efisien. Sehingga, kata dia, perkembangan teknologi digital dan juga keuangan digital benar-benar bisa menjadi solusi, dan juga sejalan dengan nilai-nilai Islam.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1720 seconds (0.1#10.140)