Berkat Digital, Olahan Buah Merah Karya Mamak-mamak Papua Tembus Pasar Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menjadi musibah global namun di sisi lain menjadi berkah bagi upaya percepatan digitalisasi, khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital hingga 2024. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, selama pandemi Covid-19 jumlah UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital melonjak dua kali lipat yaitu mencapai 15,9 juta UMKM per awal Oktober 2021 dari sebelumnya sekitar 7 juta UMKM.
Hal ini diakui oleh Novita Tuhisila, salah satu pelaku UMKM olahan buah merah (Pandanus Conoideus) di Papua yang berhasil menembus pasar nasional berkat strategi pemasaran melalui media sosial dan lokapasar (marketplace).
Produk buatan mamak-mamak (ibu-ibu) dari provinsi Kepala Burung itu juga laris manis kala pandemi karena buah endemik di Papua dan Papua Barat tersebut dinilai dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
"Awalnya kami menjual produk olahan dari Papua sebagai usaha untuk memberdayakan mamak-mamak Papua agar mereka mampu menambah penghasilan," ungkap Novita pada acara Papua Techfest, dikutip Sabtu (30/10/2021).
Manakala banyak pengusaha besar gulung tikar saat pandemi, UMKM dengan produk andalan olahan buah merah tersebut menuai untung besar. Menurut Novita, salah satu kuncinya adalah memanfaatkan pemasaran melalui media digital. "Saya lebih banyak memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk mudah memasarkan produk saya hingga ke luar daerah Papua," ungkapnya.
Novita merupakan salah satu peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Adopsi Teknologi Digital untuk Memperluas Pasar yang digelar oleh Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jayapura, Papua, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Peserta Bimtek terdiri dari UMKM dan mahasiswa yang tertarik di dunia kewirausahaan. Para peserta yang didominasi anak muda menandakan majunya kewirausahaan para pemuda di Papua. Melalui ajang ini diharapkan para peserta dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM lebih luas.
Said Musthofa, salah satu pembicara yang juga merupakan fasilitator program Active Selling dihujani banyak pertanyaan dari para peserta. Pria tambun dari Depok, Jawa Barat itu membagikan kisah suksesnya dalam memanfaatkan platform media sosial dan lokapasar (marketplace) untuk mengunci omzet hingga Rp300 juta per bulan.
Said membagikan tips-tips sederhana cara memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk. Peserta pun dibuat kagum dengan kisah sukses pengusaha yang telah 50 kali jatuh bangun dalam berbisnis.
Rosa, salah satu peserta Bimtek yang tengah merintis bisnis kopi asli Papua mengaku terinspirasi dan tertarik untuk membesarkan bisnisnya di dunia digital. Menjawab pertanyaan Rossa, Pani Zaristiani, Manager of Communication Program and Partnership Bukalapak memberikan solusi tahap demi tahap bagi UMKM untuk memaksimalkan toko online mereka di lokapasar.
Koordinator Adopsi Teknologi Digital UMKM Kemkominfo Sumarno yang hadir membuka bimtek menekankan bahwa pemanfaatan teknologi digital yang baik akan mampu memperluas pasar dan menaikkan laba UMKM.
"Saya berharap agar UMKM di Papua bisa memaksimalkan penggunaan platform-platform digital agar proses bisnis mereka lebih efektif dan efisien. Dengan proses bisnis yang efektif dan efisien Sumarno berharap UMKM dapat memperbesar keuntungan," tuturnya.
Sementara itu, guna mengoptimalkan potensi produk UMKM di wilayah timur Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM baru saja meresmikan Smesco Hub Timur di Nusa Dua, Bali.
Smesco Hub Timur seluas 800 meter persegi ini akan menjadi pusat perdagangan dan investasi untuk wilayah timur Indonesia. Tak tanggung-tanggung, nilai ekspor dari Smesco Hub Timur ini ditargetkan mencapai USD15 juta pada tahun 2024.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut keberadaan Smesco Hub Timur sangat krusial. Pasalnya, kawasan timur Indonesia punya segudang keunggulan domestik yang sangat layak untuk bersaing di level nasional maupun global.
"Indonesia Wilayah Timur ini memiliki keragaman sumber daya budaya, dari narasi hingga tradisi. Kekayaan sumber daya alam, bahan baku yang tidak hanya melimpah, namun padat nutrisi. Selaras dengan narasi healthness and well being dan juga keunggulan SDM yang memiliki potensi untuk terus berkembang," ungkapnya pada Penutupan Cerita Wastra, Sinergi KemenKopUKM dengan Dekranas di 5 Destinasi Super Prioritas, Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10/2021).
Teten berharap, Smesco Hub Timur dapat mengambil peran sebagai katalisator, mengakselerasi dan mengamplifikasi potensi UMKM wilayah timur Indonesia untuk mendunia.
Lihat Juga: Soroti Program Transmigrasi ke Papua, Tokoh Masyarakat: Pemberdayaan Masyarakat yang Harus Dilakukan
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital hingga 2024. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, selama pandemi Covid-19 jumlah UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital melonjak dua kali lipat yaitu mencapai 15,9 juta UMKM per awal Oktober 2021 dari sebelumnya sekitar 7 juta UMKM.
Hal ini diakui oleh Novita Tuhisila, salah satu pelaku UMKM olahan buah merah (Pandanus Conoideus) di Papua yang berhasil menembus pasar nasional berkat strategi pemasaran melalui media sosial dan lokapasar (marketplace).
Produk buatan mamak-mamak (ibu-ibu) dari provinsi Kepala Burung itu juga laris manis kala pandemi karena buah endemik di Papua dan Papua Barat tersebut dinilai dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
"Awalnya kami menjual produk olahan dari Papua sebagai usaha untuk memberdayakan mamak-mamak Papua agar mereka mampu menambah penghasilan," ungkap Novita pada acara Papua Techfest, dikutip Sabtu (30/10/2021).
Manakala banyak pengusaha besar gulung tikar saat pandemi, UMKM dengan produk andalan olahan buah merah tersebut menuai untung besar. Menurut Novita, salah satu kuncinya adalah memanfaatkan pemasaran melalui media digital. "Saya lebih banyak memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk mudah memasarkan produk saya hingga ke luar daerah Papua," ungkapnya.
Novita merupakan salah satu peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Adopsi Teknologi Digital untuk Memperluas Pasar yang digelar oleh Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jayapura, Papua, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Peserta Bimtek terdiri dari UMKM dan mahasiswa yang tertarik di dunia kewirausahaan. Para peserta yang didominasi anak muda menandakan majunya kewirausahaan para pemuda di Papua. Melalui ajang ini diharapkan para peserta dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM lebih luas.
Said Musthofa, salah satu pembicara yang juga merupakan fasilitator program Active Selling dihujani banyak pertanyaan dari para peserta. Pria tambun dari Depok, Jawa Barat itu membagikan kisah suksesnya dalam memanfaatkan platform media sosial dan lokapasar (marketplace) untuk mengunci omzet hingga Rp300 juta per bulan.
Said membagikan tips-tips sederhana cara memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk. Peserta pun dibuat kagum dengan kisah sukses pengusaha yang telah 50 kali jatuh bangun dalam berbisnis.
Rosa, salah satu peserta Bimtek yang tengah merintis bisnis kopi asli Papua mengaku terinspirasi dan tertarik untuk membesarkan bisnisnya di dunia digital. Menjawab pertanyaan Rossa, Pani Zaristiani, Manager of Communication Program and Partnership Bukalapak memberikan solusi tahap demi tahap bagi UMKM untuk memaksimalkan toko online mereka di lokapasar.
Koordinator Adopsi Teknologi Digital UMKM Kemkominfo Sumarno yang hadir membuka bimtek menekankan bahwa pemanfaatan teknologi digital yang baik akan mampu memperluas pasar dan menaikkan laba UMKM.
"Saya berharap agar UMKM di Papua bisa memaksimalkan penggunaan platform-platform digital agar proses bisnis mereka lebih efektif dan efisien. Dengan proses bisnis yang efektif dan efisien Sumarno berharap UMKM dapat memperbesar keuntungan," tuturnya.
Sementara itu, guna mengoptimalkan potensi produk UMKM di wilayah timur Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM baru saja meresmikan Smesco Hub Timur di Nusa Dua, Bali.
Smesco Hub Timur seluas 800 meter persegi ini akan menjadi pusat perdagangan dan investasi untuk wilayah timur Indonesia. Tak tanggung-tanggung, nilai ekspor dari Smesco Hub Timur ini ditargetkan mencapai USD15 juta pada tahun 2024.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut keberadaan Smesco Hub Timur sangat krusial. Pasalnya, kawasan timur Indonesia punya segudang keunggulan domestik yang sangat layak untuk bersaing di level nasional maupun global.
"Indonesia Wilayah Timur ini memiliki keragaman sumber daya budaya, dari narasi hingga tradisi. Kekayaan sumber daya alam, bahan baku yang tidak hanya melimpah, namun padat nutrisi. Selaras dengan narasi healthness and well being dan juga keunggulan SDM yang memiliki potensi untuk terus berkembang," ungkapnya pada Penutupan Cerita Wastra, Sinergi KemenKopUKM dengan Dekranas di 5 Destinasi Super Prioritas, Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10/2021).
Teten berharap, Smesco Hub Timur dapat mengambil peran sebagai katalisator, mengakselerasi dan mengamplifikasi potensi UMKM wilayah timur Indonesia untuk mendunia.
Lihat Juga: Soroti Program Transmigrasi ke Papua, Tokoh Masyarakat: Pemberdayaan Masyarakat yang Harus Dilakukan
(ind)