Perjuangan Si Kembar Hitam Manis: Dari Penjual Bola Golf Bekas hingga Punya Unicorn Rp17 Triliun
loading...
A
A
A
Perkara sulitnya mencari permodalan juga bukan semata karena mereka berkulit hitam. Tapi juga pergaulan mereka dengan kalangan pemilik modal ventura, bahkan dengan mereka yang memiliki koneksi ke pemodal. Seberapa dekat mereka berhubungan dengan orang-orang seperti itu turut memengaruhi keberhasilan mendapatkan dana.
"Investor modal ventura memegang kunci untuk memulai perusahaan baru. Anda harus memiliki kenalan dekat, bahkan hanya untuk berbicara dengan mereka" kata Oliver.
Seberkas sinar mulai menerangi bisnis mereka ketika seorang bankir tertarik dengan bisnis Kent Brahma bersaudara. Ketika ada satu investor percaya, maka pintu investor lainnya jadi lebih mudah dibuka.
"Investor pertama yang benar-benar percaya pada kami adalah seorang pria bernama Bernard Kantor, yang merupakan pendiri Bank Investec. Tidak ada yang benar-benar percaya pada Anda sampai satu orang yang percaya," tutur Oliver.
Yang menarik, dari perjuangan si kembar merintis bisnis insurtech adalah sikap diskriminatif yang dirasakan mereka atau kelompok lain yang terpinggirkan, justru menjadi ilham. Suatu ketika si kembar bercakap-cakap dengan seorang teman yang baru saja pindah ke Inggris dan terus menerima penawaran mahal untuk asuransi mobilnya.
Situasi itu membawa mereka ke pertanyaan besar, bagaimana cara menemukan asuransi dengan harga terjangkau? Kuncinya adalah penggunaan teknologi dan data yang lebih cerdas dan mampu mengkhususkan diri pada produk untuk pelanggan "berisiko", seperti kaum migran, kalangan muda, dan mereka yang memiliki penilaian kredit rendah.
Oliver mengatakan, ketika mereka menyusun perusahaan insurtech, berarti berinovasi atas produk dan layanan baru dalam sektor asuransi. Mereka ingin mengubah industri itu.
Sejatinya, selain kegigihan membangun usaha, si kembar ini juga memiliki bakat bisnis sejak kecil. Ketika berusia 12 mereka sudah menemukan cara untuk mendapatkan uang secara halal.
"Kami memiliki sedikit bakat kewirausahaan. Ketika berusia 12 tahun, kami menjual bola golf atau barang-barang lainnya yang diambil dari danau," kata Oliver.
"Investor modal ventura memegang kunci untuk memulai perusahaan baru. Anda harus memiliki kenalan dekat, bahkan hanya untuk berbicara dengan mereka" kata Oliver.
Seberkas sinar mulai menerangi bisnis mereka ketika seorang bankir tertarik dengan bisnis Kent Brahma bersaudara. Ketika ada satu investor percaya, maka pintu investor lainnya jadi lebih mudah dibuka.
"Investor pertama yang benar-benar percaya pada kami adalah seorang pria bernama Bernard Kantor, yang merupakan pendiri Bank Investec. Tidak ada yang benar-benar percaya pada Anda sampai satu orang yang percaya," tutur Oliver.
Yang menarik, dari perjuangan si kembar merintis bisnis insurtech adalah sikap diskriminatif yang dirasakan mereka atau kelompok lain yang terpinggirkan, justru menjadi ilham. Suatu ketika si kembar bercakap-cakap dengan seorang teman yang baru saja pindah ke Inggris dan terus menerima penawaran mahal untuk asuransi mobilnya.
Situasi itu membawa mereka ke pertanyaan besar, bagaimana cara menemukan asuransi dengan harga terjangkau? Kuncinya adalah penggunaan teknologi dan data yang lebih cerdas dan mampu mengkhususkan diri pada produk untuk pelanggan "berisiko", seperti kaum migran, kalangan muda, dan mereka yang memiliki penilaian kredit rendah.
Oliver mengatakan, ketika mereka menyusun perusahaan insurtech, berarti berinovasi atas produk dan layanan baru dalam sektor asuransi. Mereka ingin mengubah industri itu.
Sejatinya, selain kegigihan membangun usaha, si kembar ini juga memiliki bakat bisnis sejak kecil. Ketika berusia 12 mereka sudah menemukan cara untuk mendapatkan uang secara halal.
"Kami memiliki sedikit bakat kewirausahaan. Ketika berusia 12 tahun, kami menjual bola golf atau barang-barang lainnya yang diambil dari danau," kata Oliver.