Kembangkan EBT, Pertamina Gelontorkan Capex Rp119 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertamina terus berupaya meningkatkan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mendorong capaian bauran energi nasional. Komitmen tersebut ditunjukkan dari total belanja modal (capital expenditure) perusahaan sebesar USD92 miliar untuk periode 2020-2024, di mana 9 persen, yakni sebesar USD8,3 miliar atau setara Rp119 triliun akan dialokasikan untuk EBT.
"Dari sisi bauran energi, EBT kita dari 2019 yang terdiri dari 13% akan meningkat menjadi 17 persen pada 2030," ujar Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman saat talkshow di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, dikutip Kamis (4/11/2021).
Iman menambahkan, untuk memperluas portofolio EBT, Pertamina telah mengembangkan delapan inisiatif strategis yang meliputi optimalisasi potensi dan peningkatan kapasitas energi panas bumi, pemanfaatan hidrogen hijau, yang akan menggunakan listrik dari lapangan panas bumi perusahaan dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.
Pertamina juga turut serta dalam perusahaan patungan Indonesia’s Battery Company bersama 3 BUMN lainnya yang akan mengembangkan ekosistem baterai EV, termasuk bisnis swapping dan charging.
Selain itu, Pertamina juga sedang dalam proses membangun Green Refinery dan mengembangkan Bioenergi yang terdiri dari biomassa/biogas, bio blending gasoil dan gasoline, serta memproduksi bio-crude oil dari alga dan etanol. Keseluruhan proyek akan siap beroperasi mulai 2025/2026.
"Sebagai perusahaan migas, kami berupaya mengurangi jejak karbon yang ada dengan menerapkan carbon capture, carbon utilization, and storage dalam meningkatkan produksi di beberapa lapangan migas yang ada," jelas Iman.
Pertamina juga menjalankan inisiatif EBT lainnya seperti meningkatkan kapasitas pembangkit dengan memanfaatkan tenaga PV Surya, Angin, dan Air. Menurut Iman, salah satu cara paling efektif yang dilakukan Pertamina dalam meningkatkan EBT dalam bauran energi adalah dengan membangun kolaborasi berbagai pihak secara global dengan target yang mengikat dan perencanaan transisi yang tegas.
"Pertamina berkomitmen kuat untuk melaksanakan kesepakatan yg dihasilkan dari COP26 ini sejalan dengan transisi Energi yg tengah dijalankan oleh perusahaan," tandasnya.
"Dari sisi bauran energi, EBT kita dari 2019 yang terdiri dari 13% akan meningkat menjadi 17 persen pada 2030," ujar Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman saat talkshow di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, dikutip Kamis (4/11/2021).
Iman menambahkan, untuk memperluas portofolio EBT, Pertamina telah mengembangkan delapan inisiatif strategis yang meliputi optimalisasi potensi dan peningkatan kapasitas energi panas bumi, pemanfaatan hidrogen hijau, yang akan menggunakan listrik dari lapangan panas bumi perusahaan dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.
Pertamina juga turut serta dalam perusahaan patungan Indonesia’s Battery Company bersama 3 BUMN lainnya yang akan mengembangkan ekosistem baterai EV, termasuk bisnis swapping dan charging.
Selain itu, Pertamina juga sedang dalam proses membangun Green Refinery dan mengembangkan Bioenergi yang terdiri dari biomassa/biogas, bio blending gasoil dan gasoline, serta memproduksi bio-crude oil dari alga dan etanol. Keseluruhan proyek akan siap beroperasi mulai 2025/2026.
"Sebagai perusahaan migas, kami berupaya mengurangi jejak karbon yang ada dengan menerapkan carbon capture, carbon utilization, and storage dalam meningkatkan produksi di beberapa lapangan migas yang ada," jelas Iman.
Pertamina juga menjalankan inisiatif EBT lainnya seperti meningkatkan kapasitas pembangkit dengan memanfaatkan tenaga PV Surya, Angin, dan Air. Menurut Iman, salah satu cara paling efektif yang dilakukan Pertamina dalam meningkatkan EBT dalam bauran energi adalah dengan membangun kolaborasi berbagai pihak secara global dengan target yang mengikat dan perencanaan transisi yang tegas.
"Pertamina berkomitmen kuat untuk melaksanakan kesepakatan yg dihasilkan dari COP26 ini sejalan dengan transisi Energi yg tengah dijalankan oleh perusahaan," tandasnya.
(nng)