Penerbangan Internasional Garuda Dibabat, Tersisa Layanan Kargo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN memutuskan untuk menghentikan sejumlah rute penerbangan internasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini menjadi bagian dari upaya penyelamatan bisnis emiten pelat merah tersebut.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, rute-rute penerbangan internasional Garuda Indonesia akan dikurangi secara signifikan dan menyisakan volume kargo yang dinilai masih memadai. Sebagai gantinya, pemegang saham mengalihkan (refocusing) rute internasional ke domestik. Upaya ini akan dilakukan secara masif.
"International kita kurangi secara signifikan, dan internasional hanya beberapa yang di servis, itu pun sebagian besar karena adanya volume kargo yang baik. Jadi, kita tidak akan punya rute-rute long haul seperti Amsterdam, London, dan sebagainya di-shutdown. Rute yang sepi seperti Korea pun di-shutdown. Jadi, kita menyisakan volume kargo yang yang memadai," beber Kartika, Selasa (9/11/2021).
Tak hanya itu, pemegang saham juga akan mengurangi jumlah pesawat Garuda Indonesia. Pada 2022, jumlah armada hanya akan tersisa 134 saja. Jumlah itu berkurang signifikan dari 2019 sebanyak 202 pesawat.
"Jumlah pesawat juga akan menurun drastis, dari 202 pesawat (2019) menurun di 2022 sekitar 134 pesawat karena sebagian sudah di-grounded juga oleh lessor. Dan diharapkan ke depan akan tumbuh lagi kalau business plan-nya berjalan akan di sekitar 188 pesawat (tahun 2026)," katanya.
Di lain sisi, pemegang saham juga melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat yang digunakan oleh emiten ke depannya. Tujuannya untuk menyesuaikan biaya sewa pesawat dengan dengan market rates saat ini. Kemudian, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui peningkatan utilitas belly capacity dan digitalisasi operasional.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, rute-rute penerbangan internasional Garuda Indonesia akan dikurangi secara signifikan dan menyisakan volume kargo yang dinilai masih memadai. Sebagai gantinya, pemegang saham mengalihkan (refocusing) rute internasional ke domestik. Upaya ini akan dilakukan secara masif.
"International kita kurangi secara signifikan, dan internasional hanya beberapa yang di servis, itu pun sebagian besar karena adanya volume kargo yang baik. Jadi, kita tidak akan punya rute-rute long haul seperti Amsterdam, London, dan sebagainya di-shutdown. Rute yang sepi seperti Korea pun di-shutdown. Jadi, kita menyisakan volume kargo yang yang memadai," beber Kartika, Selasa (9/11/2021).
Tak hanya itu, pemegang saham juga akan mengurangi jumlah pesawat Garuda Indonesia. Pada 2022, jumlah armada hanya akan tersisa 134 saja. Jumlah itu berkurang signifikan dari 2019 sebanyak 202 pesawat.
"Jumlah pesawat juga akan menurun drastis, dari 202 pesawat (2019) menurun di 2022 sekitar 134 pesawat karena sebagian sudah di-grounded juga oleh lessor. Dan diharapkan ke depan akan tumbuh lagi kalau business plan-nya berjalan akan di sekitar 188 pesawat (tahun 2026)," katanya.
Di lain sisi, pemegang saham juga melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat yang digunakan oleh emiten ke depannya. Tujuannya untuk menyesuaikan biaya sewa pesawat dengan dengan market rates saat ini. Kemudian, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui peningkatan utilitas belly capacity dan digitalisasi operasional.
(ind)