New Normal, BI Jabar Ajak UMKM Manfaatkan Akses Digital
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memanfaatkan platform digital menghadapi tatanan baru ada sistem ekonomi masyarakat.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Herawanto mengatakan, pendemi Covid-19 menimbulkan tantangan dan peluang baru bagi pelaku usaha. Di mana, physical distancing menjadi hal baru bagi masyarakat.
"Kami terus mendorong UMKM untuk masuk ke ekonomi digital. Kita bisa manfaatkan teknologi untuk menghubungkan produksi dan konsumen yang terganggu karena ada pembatasan," jelas dia di Bandung, Jumat (5/6/2020).
Apalagi, kata dia, pengguna internet di Indonesia mencapai 64%. Sekitar 16% adalah penduduk Jabar. Jumlah itu diprediksi akan terus meningkat seiring naiknya penggunaan smartphone. Walaupun saat ini sekitar 36% UMKM nasional sudah menggunakan platform digital.
Menurut Herawanto, Jabar memiliki potensi pangan yang cukup besar. Beberapa daerah menjadi lumbung pangan, seperti sayur, padi, dan lainnya. Sehingga ironis bila Jabar tidak ambil bagian pada bisnis pangan berbasis digital.
"Kami juga aktif kembangkan klaster pangan. Klaster ini menjadi prioritas, karena mereka mampu menjadi tonggak ekonomi. Tetapi klaster pangan ini, ada tantangan. Seperti kendala distribusi. Makanya, kami dukung klaster pangan Lembang Agri membuat website jualsayur.com masuk tanah digital," beber dia.
Saat ini, total ada 19 klaster yang menjadi bimbingan Bank Indonesia. Klaster ini akan terus ditingkatkan, untuk ikut serta menggerakkan ekonomi masyarakat. BI berkomitmen bersama-sama pemerintah daerah dan akademisi akan terus menghasilkan klaster ketahanan pangan yang andal bukan saja berprestasi tetapi memiliki daya tahan terhadap perubahan global yang terjadi.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Herawanto mengatakan, pendemi Covid-19 menimbulkan tantangan dan peluang baru bagi pelaku usaha. Di mana, physical distancing menjadi hal baru bagi masyarakat.
"Kami terus mendorong UMKM untuk masuk ke ekonomi digital. Kita bisa manfaatkan teknologi untuk menghubungkan produksi dan konsumen yang terganggu karena ada pembatasan," jelas dia di Bandung, Jumat (5/6/2020).
Apalagi, kata dia, pengguna internet di Indonesia mencapai 64%. Sekitar 16% adalah penduduk Jabar. Jumlah itu diprediksi akan terus meningkat seiring naiknya penggunaan smartphone. Walaupun saat ini sekitar 36% UMKM nasional sudah menggunakan platform digital.
Menurut Herawanto, Jabar memiliki potensi pangan yang cukup besar. Beberapa daerah menjadi lumbung pangan, seperti sayur, padi, dan lainnya. Sehingga ironis bila Jabar tidak ambil bagian pada bisnis pangan berbasis digital.
"Kami juga aktif kembangkan klaster pangan. Klaster ini menjadi prioritas, karena mereka mampu menjadi tonggak ekonomi. Tetapi klaster pangan ini, ada tantangan. Seperti kendala distribusi. Makanya, kami dukung klaster pangan Lembang Agri membuat website jualsayur.com masuk tanah digital," beber dia.
Saat ini, total ada 19 klaster yang menjadi bimbingan Bank Indonesia. Klaster ini akan terus ditingkatkan, untuk ikut serta menggerakkan ekonomi masyarakat. BI berkomitmen bersama-sama pemerintah daerah dan akademisi akan terus menghasilkan klaster ketahanan pangan yang andal bukan saja berprestasi tetapi memiliki daya tahan terhadap perubahan global yang terjadi.
(bon)