New Normal, PNM Optimalkan Layanan Nasabah Berbasis Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah-daerah zona merah Covid-19 mendorong PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM melakukan transisi layanan dan pendampingan ke arah layanan berbasis digital.
"Ada beberapa laporan dalam 2 bulan terakhir, dimana pandemi ini mengganggu kinerja, khususnya menurunnya angka collecting (setoran atas pinjaman mitra di lapangan). Kami cukup memahami hal itu, dan kondisinya di kami masih di angka moderat, dan koridor PNM masih bisa berjalan dengan baik," ujar Komisaris Utama PNM Rully Indrawan dalam konferensi video virtual di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Meski ada halangan di segi lapangan, PNM masih berkomitmen untuk menguatkan layanan dan organisasinya. "Kekuatan PNM adalah pendampingan dan program untuk meng-capture pengembangan kapasitas, tentunya ada perubahan-perubahan baru dengan protokol new normal ," tambahnya.
(Baca Juga: PNM Beri Keringanan Tunda Bayar Cicilan Kredit Bagi Nasabah)
Rully menjelaskan bahwa di beberapa daerah, PNM sudah memberlakukan uji coba dan skema pelatihan online. Untuk bobot pendampingan juga sudah difokuskan pada layanan elektronik. Hal ini dilakukan untuk memperkuat manajemen layanan dan kemampuan nasabah untuk mengoptimalkan IT dalam komunikasi dan pendampingan.
"Kami juga briefing teman-teman lapangan supaya bisa fleksibel dalam melakukan komunikasi. Strateginya adalah fleksibilitas, untuk daerah yang dimungkinkan untuk melakukan metode lama oleh otoritas kesehatan, maka akan dilakukan metode biasa," ungkapnya.
Rully juga turut mendorong direksi untuk secepatnya melakukan upaya-upaya meningkatkan kapasitas infrastruktur untuk berperannya IT sebagai instrumen pengembangan bisnis PNM. Kondisi pandemi ini, lanjut ia, juga mendorong PNM untuk nantinya merevisi target dengan lebih realistis menyesuaikan kondisi dengan persetujuan para pemegang saham.
"Untuk nasabah, metode pembayaran angsuran pinjaman mereka, kami kembalikan sebesar 50% untuk pembiayaan baru. Pinjaman Mekaar kan hanya 1 tahun, demand-nya juga sangat tinggi. Namun kami juga menjaga cash, jadi kami tidak menerima 100% lalu kembalikan top up 100% ke nasabah. Kami manage sedemikian rupa supaya bisa re-lending, jadi kami seleksi, nasabah mana yang masih bisa membayar, dan yang belum bisa," pungkas Rully.
"Ada beberapa laporan dalam 2 bulan terakhir, dimana pandemi ini mengganggu kinerja, khususnya menurunnya angka collecting (setoran atas pinjaman mitra di lapangan). Kami cukup memahami hal itu, dan kondisinya di kami masih di angka moderat, dan koridor PNM masih bisa berjalan dengan baik," ujar Komisaris Utama PNM Rully Indrawan dalam konferensi video virtual di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Meski ada halangan di segi lapangan, PNM masih berkomitmen untuk menguatkan layanan dan organisasinya. "Kekuatan PNM adalah pendampingan dan program untuk meng-capture pengembangan kapasitas, tentunya ada perubahan-perubahan baru dengan protokol new normal ," tambahnya.
(Baca Juga: PNM Beri Keringanan Tunda Bayar Cicilan Kredit Bagi Nasabah)
Rully menjelaskan bahwa di beberapa daerah, PNM sudah memberlakukan uji coba dan skema pelatihan online. Untuk bobot pendampingan juga sudah difokuskan pada layanan elektronik. Hal ini dilakukan untuk memperkuat manajemen layanan dan kemampuan nasabah untuk mengoptimalkan IT dalam komunikasi dan pendampingan.
"Kami juga briefing teman-teman lapangan supaya bisa fleksibel dalam melakukan komunikasi. Strateginya adalah fleksibilitas, untuk daerah yang dimungkinkan untuk melakukan metode lama oleh otoritas kesehatan, maka akan dilakukan metode biasa," ungkapnya.
Rully juga turut mendorong direksi untuk secepatnya melakukan upaya-upaya meningkatkan kapasitas infrastruktur untuk berperannya IT sebagai instrumen pengembangan bisnis PNM. Kondisi pandemi ini, lanjut ia, juga mendorong PNM untuk nantinya merevisi target dengan lebih realistis menyesuaikan kondisi dengan persetujuan para pemegang saham.
"Untuk nasabah, metode pembayaran angsuran pinjaman mereka, kami kembalikan sebesar 50% untuk pembiayaan baru. Pinjaman Mekaar kan hanya 1 tahun, demand-nya juga sangat tinggi. Namun kami juga menjaga cash, jadi kami tidak menerima 100% lalu kembalikan top up 100% ke nasabah. Kami manage sedemikian rupa supaya bisa re-lending, jadi kami seleksi, nasabah mana yang masih bisa membayar, dan yang belum bisa," pungkas Rully.
(fai)