Kaum Tajir Melintir yang (Pernah) Jadi imigran di Tanah Air: Ada yang Punya Kekayaan Rp264 Triliun

Sabtu, 13 November 2021 - 11:29 WIB
loading...
Kaum Tajir Melintir yang (Pernah) Jadi imigran di Tanah Air: Ada yang Punya Kekayaan Rp264 Triliun
Lakshmi Mittal, Sri Prakash Lohia, dan Low Tuck Kwong. Foto/Dok Forbes/PTI File Image
A A A
JAKARTA - Indonesia dengan jumlah penduduk dan kekayaan alamnya yang berlimpah telah menjadi daya tarik tersendiri bagi sejumlah negara asing atau imigran untuk mencari peruntungan dan penghidupan yang lebih baik, baik secara permanen (menetap) atau hanya sekadar "singgah".

Mereka datang dari berbagai negara dan juga latar belakang sejak zaman kolonialisme hingga sekarang. Dari sejumlah imigran itu, banyak yang meraih kesuksesan, bahkan beberapa di antaranya mencapai puncak dengan menjadi orang terkaya di dunia.

Berdasarkan penelusuran berbagai sumber, ada beberapa orang terkaya di dunia yang sukses berusaha di dunia. Atau setidaknya, pernah hidup di Indonesia sebelum akhirnya menjadi kaya raya atau orang terkaya di mancanegara.



Inilah mereka:

1. Sri Prakash Lohia

Pria kelahiran tahun 1952 ini merupakan pendiri perusahaan raksasa di bidang petrokomia dan tekstil, yakni Indorama Corporation. Prakash lahir di Kolkata dan besar di India.
Pada usia 21 tahun, lulusan Universitas Delhi ini dan ikut orang tuanya pindah ke Indonesia. Bersama dengan ayahnya, Mohan Lal Lohia, merintis perusahaan tekstil bernama Indorama Synthetics sekitar tahun 1976.

Nama perusahaan itu berasal dari sebutan 'Indo' untuk Indonesia dan Rama berasal dari Dewa Rama. Awalnya Indorama merupakan produsen benang pintal dan kemudian berkembang ke berbagai bidang usaha, pembangkit tenaga listrik petrokimia, pupuk, sarung tangan sintetis.

Berkembangnya Indorama membuat kekayaan Prakash semaking membesar. Dilansir dari Forbes real time net worth, kini Lohia memiliki total kekayaan sebesar USD6,4 miliar atau setara Rp90,8 triliun (kurs Rp14.200). Dengan kekayaannya itu Prakash menjadi salah satu orang terkaya di dunia dan Indonesia. Usai menjadi kaya, Prakash kemudian menetap di London, Inggris.

2. Lakshmi Mittal

Raja baja dunia ini lahir di Sadulpur, Rajasthan, India tahun 1950. Pada tahun 1960, ayahnya memutuskan pindah ke Kalkuta untuk membangun pabrik baja. Semasa muda, sembari kuliah jurusan sains di St Xavier College, Mittal bekerja membantu sang ayah.

Setelah lulus di tahun 1970 dirinya melanjutkan bekerja di pabrik. Tahun 1976 keluarganya memilih pindah ke Indonesia. Tinggal selama 10 tahun dan membangun pabrik baja bernama PT Ispat Indo di Waru, Jawa Timur, menjadi cikal bakal Mittal menjadi raja metal.

Kini, Mittal mengelola perusahaan baja Mittal Steel Company NV dengan kantor pusat di Rotterdam, Belanda. Dia membeli pabrik-pabrik baja yang rugi dan mengembangkannya hingga sukses.

Kesuksesannya membuat dia masuk dalam jajaran orang paling sugih sejagat. Mengutip Forbes real time net worth, Mittal memiliki kekayaan sebesar USD18,6 miliar atau Rp264 triliun.

3. Low Tuck Kwong

Low Tuck lahir di Singapura pada 17 April 1948 silam dari keluarga dengan basis bisnis konstruksi. Ayahnya, David Low Yi Ngo, pemilik perusahaan konstruksi di negara selebar "daun kelor" itu.



Untuk mengasah insting bisnisnya, Low Tuck bekerja di perusahaan ayahnya pada usia 20 tahun. Merasa cukup ilmu, tahun 1972, saat berusia 24 tahun, Low Tuck pindah ke Indonesia menggeluti bisnis kontraktor bangunan, seperti ayahnya.

Pada 1982 perusahaannya mendapatkan kontrak batu bara pada. Dari sinilah, pelan tapi pasti, Low Tuck menjelma menjadi raja batu bara. Pada 1997 Low Tuck mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT Dermaga Perkasapratama. Selang setahun, Low Tuck mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sejak itu, Low Tuck mengakuisisi sejumlah konsesi baru hingga resmi membentuk perusahaan induk yang dikenal dengan nama PT Bayan Resources. Pria yang memutuskan menjadi warga negara Indonesia (WNI) ini memiliki kekayaan USD2 miliar atau Rp28,4 triliun.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)