Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial

Senin, 15 November 2021 - 17:18 WIB
loading...
Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial
Program Electrifying Agriculture mendukung dan turut mendorong para petani agar menggunakan listrik guna meningkatkan produktivitas tanaman. Foto: Dok/PLN
A A A
MAKASSAR - Program Electrifyng Agriculture ternyata ikut menarik minat petani milenial. Mulai banyak yang kini memanfaatkan listrik PLN untuk bertani dengan sistem hidroponik .

Diketahui, Sulawesi Selatan adalah salah satu lumbung terbesar dalam sektor pertanian . Tetapi keterbatasan lahan di daerah perkotaan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi ke depannya oleh para petani.



Namun hal tersebut ternyata tidak menyurutkan semangat petani milenial yang ingin berwirausaha di bidang pertanian. Salah satu metode yang saat ini sedang menjamur adalah pertanian dengan sistem hidroponik yaitu cara budidaya dan bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah yang menggunakan sirkulasi air.

Sistem Hidroponik tersebut tentunya membutuhkan listrik untuk mengoperasikan pompa agar sirkulasi air dapat terjaga dengan baik. PLN melalui Program Electrifying Agriculture pun mendukung dan turut mendorong para petani agar menggunakan listrik guna meningkatkan produktivitas tanaman.

Ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN UIW Sulselrabar dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan di Makassar Sabtu (30/10/2021) lalu, PLN mendukung peningkatan produktivitas para petani di melalui penyediaan tenaga listrik.

Akmal, merupakan salah satu pegawai PLN Milenial di Kota Makassar yang memiliki kegemaran bertani sistem Hidroponik di sela-sela waktu luangnya mengaku sangat terbantu dengan hadirnya listrik. Pria yang memulai kegemarannya sejak Juli tahun 2020 pada masa pendemi mengaku telah menggunakan listrik untuk mengoperasikan pompa air dan sirkulasi air.

"Penggunaan listrik tentu dapat meningkatkan produktivitas, dengan lahan hanya seluas 150 m² dalam satu bulan saya dapat memanen sayur sampai dengan tiga kali atau total 90 kilogram (kg) dengan catatan pasokan listrik harus menyala terus," ungkap Akmal.



Akmal menuturkan listrik memiliki manfaat positif bagi produktivitas dan kualitas tanaman sayur yang ditanam. Bermodalkan kurang lebih Rp250.000 untuk mengisi token kWh meter per bulan, ia dapat mengoperasikan dua unit pompa untuk mengairi 1.200 lubang tanam selama 24 jam nonstop.



"Dengan hadirnya listrik, tentu memudahkan petani dalam pengairan tanaman karena air dapat terus mengalir 24 jam nonstop. Apabila tidak menggunakan listrik, saya harus menyiram tanaman setiap 15-30 menit sekali," pungkasnya.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulselrabar Awaluddin Hafid menyampaikan PLN mendukung program Electrifying Agriculture yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, inovasi, dan daya tarik bagi petani milenial di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

"Guna meningkatkan produktivitas, PLN mengajak agar para petani dapat memanfaatkan ketersediaan daya listrik yang ada di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan dengan beralih menggunakan listrik," kata Awaluddin.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)