Properti China Terguncang: Harga Rumah Mengalami Penurunan Terbesar sejak 2015
loading...
A
A
A
Sementara itu pengembang perumahan lainnya di China juga berjuang untuk mendapatkan uang agar bisa melakukan pembayaran utang.
Saham pengembang Fantasia anjlok 50% pekan lalu setelah mengatakan tidak ada jaminan dapat memenuhi kewajiban keuangan setelah gagal membayar utang jatuh tempo sebesar USD205,7 juta pada bulan Oktober.
Dan awal bulan ini, perdagangan saham Kaisa Group dan tiga unitnya dihentikan di Hong Kong setelah salah satu bisnisnya melewatkan pembayaran pada produk manajemen kekayaan.
Dampak global
Krisis utang yang dihadapi oleh raksasa properti China telah memicu kekhawatiran di antara beberapa investor internasional bahwa hal itu dapat berdampak besar pada pasar keuangan global. Namun, dalam beberapa pekan terakhir sejumlah tokoh terkenal telah bergerak untuk membantu menenangkan ketakutan itu.
Pada hari Senin, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa dia percaya keterpurukan properti China tidak mungkin memberikan kejutan global. Hal ini dikarenakan jumlah uang yang terutang kepada kreditor di luar negeri relatif rendah.
"Kami memperkirakan kejatuhan properti China tidak memiliki dampak besar pada ekonomi atau lembaga keuangan Jepang. Kami juga tidak melihat risiko besar yang memicu guncangan global dalam skaa besar," kata Kuroda kepada para pemimpin bisnis di kota Nagoya.
Saham pengembang Fantasia anjlok 50% pekan lalu setelah mengatakan tidak ada jaminan dapat memenuhi kewajiban keuangan setelah gagal membayar utang jatuh tempo sebesar USD205,7 juta pada bulan Oktober.
Dan awal bulan ini, perdagangan saham Kaisa Group dan tiga unitnya dihentikan di Hong Kong setelah salah satu bisnisnya melewatkan pembayaran pada produk manajemen kekayaan.
Dampak global
Krisis utang yang dihadapi oleh raksasa properti China telah memicu kekhawatiran di antara beberapa investor internasional bahwa hal itu dapat berdampak besar pada pasar keuangan global. Namun, dalam beberapa pekan terakhir sejumlah tokoh terkenal telah bergerak untuk membantu menenangkan ketakutan itu.
Pada hari Senin, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa dia percaya keterpurukan properti China tidak mungkin memberikan kejutan global. Hal ini dikarenakan jumlah uang yang terutang kepada kreditor di luar negeri relatif rendah.
"Kami memperkirakan kejatuhan properti China tidak memiliki dampak besar pada ekonomi atau lembaga keuangan Jepang. Kami juga tidak melihat risiko besar yang memicu guncangan global dalam skaa besar," kata Kuroda kepada para pemimpin bisnis di kota Nagoya.
(akr)