Pandemi Mereda, Harga Properti Mulai Merangkak Naik

Kamis, 25 November 2021 - 20:18 WIB
loading...
Pandemi Mereda, Harga Properti Mulai Merangkak Naik
Harga properti mulai menunjukkan kenaikan di semua tipe properti. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Industri properti Tanah Air terus melangkah seiring dengan pemulihan ekonomi nasional sehingga mengerek harga properti. Marine Novita, Country Manager Rumah.com mengungkapkan, data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q4 2021 menunjukkan adanya kenaikan harga pada semua tipe properti.

Insentif pembelian baru dari pemerintah juga turut mendorong konsumen untuk mencari hunian idaman mereka sesegera mungkin. Situasi yang semakin membaik ini pun membuat pengembang merasa lebih optimistis menghadapi prospek industri properti ke depan.



"Kini pembangunan rumah tapak dan apartemen kembali ditingkatkan. Pasar properti di wilayah metropolitan tampaknya tengah mencari keseimbangan baru, menyesuaikan preferensi konsumen yang kembali berubah setelah pandemi mulai terasa mereda," jelas Marine, Kamis (25/11/2021).

RIPMI pada kuartal ketiga 2021 mencatat indeks harga properti hunian mengalami kenaikan sebesar 1,80% secara kuartalan. Pertumbuhan kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya Q2 2021, yaitu 2,24% secara kuartalan.

Melambatnya kenaikan harga properti hunian ini di kuartal III disebabkan oleh melimpahnya suplai, karena indeks suplai mengalami kenaikan sebesar 9,58% secara kuartalan. Sebelumnya, indeks suplai properti sempat mengalami penurunan sebesar 2,13% secara kuartalan pada Q2 2021.

Marine menambahkan jika melihat data hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, secara kuartalan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal Q3 2021 tumbuh terbatas. IHPR pada Q3 2021 tercatat tumbuh 0,34% (quarter-to-quarter), lebih rendah dibandingkan 0,45% (quarter-to-quarter) pada Q2 2021.

“Tren kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 yang tumbuh secara terbatas menurut hasil survei BI sejalan dengan data dari RIPMI yang juga menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti,” jelas Marine.

Selain menyebabkan perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti, pelaksanaan PPKM Darurat pada awal Q3 2021 juga berdampak pada menurunnya tren pencarian properti di situs Rumah.com. Indeks pencarian pada kuartal ketiga 2021 turun sebesar 3,87% secara kuartalan. Penurunan paling besar terlihat pada segmen properti dengan harga di bawah Rp1 miliar pada Q2 2021, karena 57% pengunjung Rumah.com menyasar hunian pada kisaran harga tersebut.

Marine menyimpulkan bahwa sesuai data RIPMI Q3 2021 terjadi kenaikan harga properti di seluruh segmen yang bersamaan dengan peningkatan suplai yang cukup signifikan. Pemerintah pun terus mendorong industri properti dengan serangkaian kebijakan dan stimulus.



Sementara itu, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI7DRR sebesar 3,5% pada November 2021. Di sisi lain, sejumlah pemerintah daerah memberlakukan insentif tambahan berupa diskon Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sehingga secara umum pasar properti masih berpihak kepada konsumen.

"Pasar properti masih berada dalam kondisi buyer’s market. Kendati tren harga properti mulai meningkat, bunga KPR sendiri masih berada di angka yang paling rendah dalam lima tahun terakhir," pungkas Marine.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)