Ikuti Arahan Jokowi, Ini Proyek Energi Bersih Garapan Pertamina
loading...
A
A
A
"Biodiesel yang 100% bersumber dari nabati ini merupakan bukti bahwa Pertamina sungguh-sungguh mendukung program Pemerintah untuk memanfaatkan sumber energi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM," jelas Fajriyah.
Energi baru lainnya yang sedang dikembangkan Pertamina yakni Green Hydrogen dan Blue Hydrogen yang pilot project nya akan dimulai di lingkungan operasi. Untuk Green Hydrogen, melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), perusahaan menargetkan dapat diproduksi dari seluruh Wilayah Kerja Geothermal Pertamina dengan produksi sekitar 8.600 kg per hari.
Pilot project Green Hydrogen telah dimulai di WK Ulubelu. Selain itu, melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) juga sedang menyiapkan proyek mengembangan Blue Hydrogen dari proses elektrolisa air dengan sumber energi listrik yang tersertifikasi hijau, menggantikan proses produksi hydrogen konvensional yang mengubah gas alam. Pengembangan Blue Hydrogen akan difokuskan di Kilang Plaju dan Kilang Cilacap.
"Melalui proyek tersebut, Pertamina dapat mengurangi jejak karbon dalam pembuatan hydrogen. Sehingga, dengan adanya Blue Hydrogen, maka lini bisnis pengolahan Pertamina juga dapat berkontribusi dalam mereduksi emisi saat operasi dikarenakan sumber hydrogen yang digunakan lebih lebih ramah lingkungan," ungkapnya.
Langkah memproduksi energi baru juga dilakukan dalam pengembangan Dimethyl Ether (DME) yang bersumber dari batu bara. Melalui sinergi PT Bukit Asam dan Air Product Chemicals, Inc (APCI), Pertamina akan mulai menjalankan pilot project pengembangan DME di Tanjung Enim.
Untuk pembangkit listrik berbasis energi baru, Pertamina mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) dengan total kapasitas 153 MW yang ditargetkan selesai 2026. Saat ini, yang telah beroperasi PLTBg di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatra Utara dengan total kapasitas 2,4 MW.
Selain itu, pengembangan energi baru juga ditetapkan Pertamina dengan mengembangkan proyek pembuatan baterai dan penyimpanan (storage) dalam rangka mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Melalui Indonesia Battery Corporation, Pertamina bersama BUMN lainnya menargetkan produksi 140 GWh pada tahun 2029 yang diperuntukkan untuk kendaraan roda 2 dan roda 4.
Proyek energi terbarukan, Pertamina terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pertamina menargetkan pada tahun 2026, kapasitas PLTS akan mencapai sekitar 910 Mega Watt (MW), di antaranya untuk PLTS di Wilayah Kerja Rokan mencapai 200 MW, PLTS di 5000 SPBU kapasitas mencapai 31 MW, PLTS Kilang Dumai dengan kapasitas 83 MW dan dilanjutkan ke kilang lain, terminal BBM/LPG dan fasilitas lainnya dari hulu ke hilir mencapai lebih dari 130 MW.
Energi baru lainnya yang sedang dikembangkan Pertamina yakni Green Hydrogen dan Blue Hydrogen yang pilot project nya akan dimulai di lingkungan operasi. Untuk Green Hydrogen, melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), perusahaan menargetkan dapat diproduksi dari seluruh Wilayah Kerja Geothermal Pertamina dengan produksi sekitar 8.600 kg per hari.
Pilot project Green Hydrogen telah dimulai di WK Ulubelu. Selain itu, melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) juga sedang menyiapkan proyek mengembangan Blue Hydrogen dari proses elektrolisa air dengan sumber energi listrik yang tersertifikasi hijau, menggantikan proses produksi hydrogen konvensional yang mengubah gas alam. Pengembangan Blue Hydrogen akan difokuskan di Kilang Plaju dan Kilang Cilacap.
"Melalui proyek tersebut, Pertamina dapat mengurangi jejak karbon dalam pembuatan hydrogen. Sehingga, dengan adanya Blue Hydrogen, maka lini bisnis pengolahan Pertamina juga dapat berkontribusi dalam mereduksi emisi saat operasi dikarenakan sumber hydrogen yang digunakan lebih lebih ramah lingkungan," ungkapnya.
Langkah memproduksi energi baru juga dilakukan dalam pengembangan Dimethyl Ether (DME) yang bersumber dari batu bara. Melalui sinergi PT Bukit Asam dan Air Product Chemicals, Inc (APCI), Pertamina akan mulai menjalankan pilot project pengembangan DME di Tanjung Enim.
Untuk pembangkit listrik berbasis energi baru, Pertamina mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) dengan total kapasitas 153 MW yang ditargetkan selesai 2026. Saat ini, yang telah beroperasi PLTBg di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatra Utara dengan total kapasitas 2,4 MW.
Selain itu, pengembangan energi baru juga ditetapkan Pertamina dengan mengembangkan proyek pembuatan baterai dan penyimpanan (storage) dalam rangka mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Melalui Indonesia Battery Corporation, Pertamina bersama BUMN lainnya menargetkan produksi 140 GWh pada tahun 2029 yang diperuntukkan untuk kendaraan roda 2 dan roda 4.
Proyek energi terbarukan, Pertamina terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pertamina menargetkan pada tahun 2026, kapasitas PLTS akan mencapai sekitar 910 Mega Watt (MW), di antaranya untuk PLTS di Wilayah Kerja Rokan mencapai 200 MW, PLTS di 5000 SPBU kapasitas mencapai 31 MW, PLTS Kilang Dumai dengan kapasitas 83 MW dan dilanjutkan ke kilang lain, terminal BBM/LPG dan fasilitas lainnya dari hulu ke hilir mencapai lebih dari 130 MW.