Tingkatkan Investasi Lewat Kesepakatan Dagang Indonesia-Australia

Senin, 08 Juni 2020 - 05:34 WIB
loading...
Tingkatkan Investasi...
Implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dan Australia pada 28 Februari 2020 diyakini akan mendorong pertumbuhan investasi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui kantor perwakilan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Sydney bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Adapun kerjasama ini meyakini implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dan Australia pada 28 Februari 2020 akan mendorong pertumbuhan investasi di kedua negara di tengah kondisi pandemi Covid-19.

“Strategi untuk meningkatkan realisasi investasi di antaranya tetap melakukan pendekatan kepada investor Penanaman Modal Asing (PMA) yang berminat melakukan investasi di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital seperti video conference lalu berkoordinasi langsung dengan Kementerian/Lembaga terkait kendala perizinan perusahaan; dan perlakuan yang sama kepada semua negara,” kata Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaya Soedibjo di Jakarta.

(Baca Juga: IA-CEPA Diyakini Perluas Akses Pasar Indonesia-Australia)

Wisnu juga menekankan pentingnya IA-CEPA yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan investasi di kedua negara selama fase pemulihan Covid-19 ini.

“Perjanjian ini diharapkan dapat mendorong penyebaran investasi yang lebih merata ke seluruh Indonesia. Selain itu, IA-CEPA juga diharapkan dapat memberikan peluang bagi pelaku usaha daerah untuk memasarkan produknya ke Australia dan juga berkolaborasi sebagai mitra lokal bagi investor Australia yang berinvestasi di Indonesia,” jelas Wisnu.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar RI Kristiarto S. Legowo dalam pidato sambutan menyampaikan bahwa hubungan antara Indonesia dan Australia saat ini masih terjalin dengan baik di tengah pandemi Covid-19.

“Saat ini, Indonesia dan Australia sedang menyiapkan implementasi IA-CEPA yang tentunya akan menguntungkan kedua negara. Early outcomes IA-CEPA mencakup beberapa sektor penting seperti layanan keuangan, inovasi makanan, desain mode dan perhiasan, standar makanan dan obat, produk herbal dan spa,” jelas Kristiarto.

Direktur IIPC Sydney Henry Rombe menyampaikan, bahwa di tengah kondisi ekonomi dunia yang belum kembali pulih, implementasi IA-CEPA merupakan salah satu jalan/solusi untuk membangkitkan kembali aktivitas di sektor ekonomi, khususnya dalam hal investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Australia.

“Sebagai perwakilan BKPM di Australia, adanya IA-CEPA memberikan peluang kerja sama dalam investasi lebih besar bagi kedua negara. Dan tidak hanya sekedar investasi, namun juga meningkatkan competitiveness dan skill tenaga kerja Indonesia,” jelas Henry.

Sementara itu, pemerintah maupun pebisnis Australia menyatakan antusiasme besar menyambut berlakunya IA-CEPA. Stephanie Fahey CEO AUSTRADE mengemukakan komitmen Australia terhadap IA-CEPA. Rencana kegiatan 100 hari setelah berlakunya IA-CEPA sudah disiapkan, diantaranya Minister-led business delegation dari Australia untuk Indonesia; Economic, Trade and Investment Minister’s Meeting by Senior Economic Officials; dan CEO Roundtable Meeting.

“Dalam konteks IA-CEPA, AUSTRADE memiliki fokus investasi dalam bidang edukasi, business investment, dan juga inovasi. Edukasi merupakan fokus utama karena melihat kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerjanya. Selain itu, beberapa kampus Australia juga sudah memulai rancangan ekspansinya ke Indonesia,” ujar Stephanie.

Director Trade and International Affairs Australian Chamber of Commerce and Industry Bryan Clark menekankan, manfaat IA-CEPA harus dirasakan kedua negara, tidak boleh berat sebelah.

“Penting untuk mengingat aspek Comprehensive dalam kerja sama ini nantinya kedua pihak, Australia dan Indonesia, memiliki peran dan keunggulan di masing-masing sektor yang dapat saling melengkapi, khususnya sektor ekonomi digital,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1210 seconds (0.1#10.140)