Kontribusi Ekraf RI Tembus Rp1.100 Triliun, Menparekraf: Kuliner, Kriya, Fesyen Paling Berkembang

Minggu, 05 Desember 2021 - 09:33 WIB
loading...
Kontribusi Ekraf RI...
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (dua kanan) melihat produk ekonomi kreatif (ekraf) di Banten, Sabtu (4/12/2012). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi terbentuknya Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (DPW Gekrafs) Provinsi Banten yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku industri kreatif Banten dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Sandiaga menyebutkan, saat ini sektor ekonomi kreatif (ekraf) merupakan kontributor terbesar nomor dua di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat tiga dunia dengan kontribusi ekraf hingga Rp1.100 triliun, setelah Amerika dengan industri perfilman Hollywood dan Korea Selatan dengan industri musik K-Pop. Ada tiga subsektor utama yang saat ini tengah berkembang yakni sektor kuliner, kriya dan fesyen.

Namun, di luar itu ada subsektor lain yang juga ikut menjadi lokomotif, seperti subsektor televisi dan radio, subsektor game dan aplikasi serta subsektor pengembangan permainan.



Dengan besarnya potensi dan perkembangan ekraf, Menparekraf saat menghadiri acara Pelantikan Pengurus Gekrafs Banten, Sabtu (4/12/2021), menitipkan pesan terkait inovasi, adaptasi dan kolaborasi lintas sektor dalam memajukan industri kreatif RI.

"Siapapun perlu kita rangkul untuk memajukan sektor ekonomi kreatif dan membuka lapangan kerja yang lebih luas,” kata Menparekraf, dikutip Minggu (5/12/2021).

Dia berharap pengurus Gekrafs Banten dapat menjalankan amanah dengan baik serta selalu berdaya, bersinergi dan berjuang. Sebagai Ketua Dewan Pembina Gekrafs, Sandiaga berpesan bahwa Gekrafs tidak boleh menjadi gerakan yang eksklusif, melainkan harus menjadi gerakan yang kolaboratif.



Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian menuturkan, dengan dilantiknya pengurus Gekrafs Banten artinya gerakan ini harus bekerja secara optimal agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi para pelaku ekraf.

“Saya yakin ekonomi kreatif di Indonesia kelak akan menjadi pusat peradaban ekonomi kreatif dunia. Untuk itu kita perlu yang namanya kolaborasi yang kuat dengan semua pihak," tandasnya.

"Membangun ekosistem ekonomi kreatif itu tidaklah mudah, dan belum tentu ketika ekosistem ekraf sudah maksimal, kita yang merasakan, tapi setidaknya kita meninggalkan legacy bagi generasi setelah kita,” imbuh Kawendra.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)