Tren Pangan 2022: Pakar Ungkap Informasi Seputar MSG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada anggapan bahwa penggunaan MSG pada makanan dapat membahayakan kesehatan seseorang. Tetapi pernyataan itu ditepis oleh pakar pangan yang menyebutkan MSG aman untuk dikonsumsi sehari-hari.
“MSG aman atau tidak sih? Sebetulnya dari sisi kajian itu sudah lama dikaji. Sebelumnya juga pada Permenkes tahun 1988 memperbolehkan penggunaan MSG, asal digunakan secara cukup tidak berlebihan,” kata Pakar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Purwiyatno Hariyadi di acara webinar Tren Pangan 2022 Bersama MNG,.
Webinar bertemakan Tren Pangan 2022 Bersama MNG-mononatrium glutamat (Menjadikan Menu Rasa Baru Nan Otentik Kesukaan Milenial dan Keluarga) diselenggarakan secara online melalui Digital Meeting Platform ZOOM.
Acara yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) yang beranggotakan Ajinomoto, Miwon, dan Sasa bertujuan mengetahui lebih dalam terkait bagaimana tren pangan makanan 2022, yang sesuai dengan generasi milenial dan keluarga.
Saat masa pandemi seperti sekarang ini banyak orang berinovasi membuat makanan sendiri di rumah maupun untuk berwirausaha. Hal itu karena MSG dapat memberi cita rasa kenikmatan Umami yang lezat.
“Cita rasa atau kenikmatan dalam pangan itu penting membangun rasa happy atau senang dan juga mood booster saat mengonsumsi sesuatu. Ini juga penting berkenaan dengan kesehatan mental,” ujar Prof Pur.
Prof Purwiyatno Hariyadi PhD menyatakan, asupan makanan tentu menjadi hal yang penting bagi masyarakat saat ini, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Hal ini juga tak lepas dari kebiasaan generasi milenial yang hobi dan mencoba mengkonsumsi berbagai makanan baru.
Menurut dia, diperlukan inovasi terkait asupan makanan diantaranya yang memberikan jaminan keamanan, memaksimumkan unsur yang diinginkan, serta meminimalkan unsur yang tidak diinginkan.
"Karena pada dasarnya, nilai pangan itu dilihat dari sejauh mana keamanan pangan tersebut aman terhadap kita yang mengkonsumsinya baik secara jasmani dan rohani. Oleh karenanya diperlu inovasi untuk Flavor Tekstur, Sensori, Cita-Rasa, Kenampakan, Lokalitas, Gizi, Home Cooking, Lingkungan atau unsur yang diinginkan. Serta meminimalkan unsur yang tak diinginkan diantanya fungsionalitas, waktu persiapan, dan kompleksitas Harga," papar Prof. Purwiyatno Hariyadi.
“MSG aman atau tidak sih? Sebetulnya dari sisi kajian itu sudah lama dikaji. Sebelumnya juga pada Permenkes tahun 1988 memperbolehkan penggunaan MSG, asal digunakan secara cukup tidak berlebihan,” kata Pakar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Purwiyatno Hariyadi di acara webinar Tren Pangan 2022 Bersama MNG,.
Webinar bertemakan Tren Pangan 2022 Bersama MNG-mononatrium glutamat (Menjadikan Menu Rasa Baru Nan Otentik Kesukaan Milenial dan Keluarga) diselenggarakan secara online melalui Digital Meeting Platform ZOOM.
Acara yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) yang beranggotakan Ajinomoto, Miwon, dan Sasa bertujuan mengetahui lebih dalam terkait bagaimana tren pangan makanan 2022, yang sesuai dengan generasi milenial dan keluarga.
Saat masa pandemi seperti sekarang ini banyak orang berinovasi membuat makanan sendiri di rumah maupun untuk berwirausaha. Hal itu karena MSG dapat memberi cita rasa kenikmatan Umami yang lezat.
“Cita rasa atau kenikmatan dalam pangan itu penting membangun rasa happy atau senang dan juga mood booster saat mengonsumsi sesuatu. Ini juga penting berkenaan dengan kesehatan mental,” ujar Prof Pur.
Prof Purwiyatno Hariyadi PhD menyatakan, asupan makanan tentu menjadi hal yang penting bagi masyarakat saat ini, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Hal ini juga tak lepas dari kebiasaan generasi milenial yang hobi dan mencoba mengkonsumsi berbagai makanan baru.
Menurut dia, diperlukan inovasi terkait asupan makanan diantaranya yang memberikan jaminan keamanan, memaksimumkan unsur yang diinginkan, serta meminimalkan unsur yang tidak diinginkan.
"Karena pada dasarnya, nilai pangan itu dilihat dari sejauh mana keamanan pangan tersebut aman terhadap kita yang mengkonsumsinya baik secara jasmani dan rohani. Oleh karenanya diperlu inovasi untuk Flavor Tekstur, Sensori, Cita-Rasa, Kenampakan, Lokalitas, Gizi, Home Cooking, Lingkungan atau unsur yang diinginkan. Serta meminimalkan unsur yang tak diinginkan diantanya fungsionalitas, waktu persiapan, dan kompleksitas Harga," papar Prof. Purwiyatno Hariyadi.