Rupiah Digital Akan Dibahas di Forum G20, Transfer Antar Negara Bakal Lebih Murah
loading...
A
A
A
NUSA DUA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia akan memperoleh manfaat sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Salah satunya, kerja sama global dalam upaya meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran global.
"Kerja sama internasional tersebut menghasilkan transaksi keuangan dengan pembayaran yang murah. Sistem pembayaran digital antar negara akan menguntungkan bagi Indonesia," kata Perry, dalam rangkaian Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD), di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/1/2021).
Menurut dia kerja sama tersebut terkait degan rencana Bank Indonesia menerbitkan Rupiah Digital/Central Bank Digital Currency (CBDC). Bagaimana nantinya rupiah digital tersebut secara konsep dapat interkoneksi dengan negara lain.
"Kita akan berbagi pelajaran penting dan prinsip utama mengembangkan CBDC. Bagaimana konsep, teknologi dan interkoneksi secara global," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, G20 diawali dengan forum tingkat deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD). Kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua hari yakni 9-10 Desember 2021 dan dihadiri oleh delegasi dari 20 negara anggota G20 dan lembaga internasional seperti World Bank, IMF, OECD, dan lain-lain.
Pertemuan akan digelar secara hybrid baik luring (offline) dan daring (online). FCBD nantinya akan digelar selama tiga kali dalam setahun masa Presidensi. Setelah pertemuan pada dua hari ke depan, dua pertemuan lainnya akan digelar pada Februari dan Juli 2022, secara simultan sebelum Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) pada bulan yang sama.
Selain itu, pertemuan akan dilaksanakan pada level Working Group untuk membahas berbagai program maupun kesepakatan. Forum G20 akan diakhiri dengan KTT para Pemimpin Dunia yang rencananya akan digelar Oktober 2022.
"Kerja sama internasional tersebut menghasilkan transaksi keuangan dengan pembayaran yang murah. Sistem pembayaran digital antar negara akan menguntungkan bagi Indonesia," kata Perry, dalam rangkaian Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD), di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/1/2021).
Menurut dia kerja sama tersebut terkait degan rencana Bank Indonesia menerbitkan Rupiah Digital/Central Bank Digital Currency (CBDC). Bagaimana nantinya rupiah digital tersebut secara konsep dapat interkoneksi dengan negara lain.
"Kita akan berbagi pelajaran penting dan prinsip utama mengembangkan CBDC. Bagaimana konsep, teknologi dan interkoneksi secara global," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, G20 diawali dengan forum tingkat deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD). Kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua hari yakni 9-10 Desember 2021 dan dihadiri oleh delegasi dari 20 negara anggota G20 dan lembaga internasional seperti World Bank, IMF, OECD, dan lain-lain.
Pertemuan akan digelar secara hybrid baik luring (offline) dan daring (online). FCBD nantinya akan digelar selama tiga kali dalam setahun masa Presidensi. Setelah pertemuan pada dua hari ke depan, dua pertemuan lainnya akan digelar pada Februari dan Juli 2022, secara simultan sebelum Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) pada bulan yang sama.
Selain itu, pertemuan akan dilaksanakan pada level Working Group untuk membahas berbagai program maupun kesepakatan. Forum G20 akan diakhiri dengan KTT para Pemimpin Dunia yang rencananya akan digelar Oktober 2022.
(nng)