Sedih! Saat Harga Tinggi, Petani Cabai di Lumajang Gagal Panen Usai Erupsi Semeru
loading...
A
A
A
Dirinya menuturkan, pada Sabtu paginya ia sempat melihat kebunnya dan memprediksi akan panen dalam waktu dua tiga hari ke depan. Beberapa cabai bahkan telah ranum dan siap dipetik sehingga ia memutuskan memetiknya terlebih dahulu.
"Ada yang sudah dipanen tapi enggak banyak, karena masih ada yang di pohonnya. Jadi sudah hijau-hijau siap panen, tapi nggak tahunya kena Semeru," ucap Musripah, sambil sesekali mengelap air matanya dengan jilbab yang ia kenakan.
Penderitaannya kian bertambah lantaran hewan ternak miliknya juga terkubur, total ada empat ekor sapi miliknya mati dan masih terkubur material erupsi. "Sudah enggak punya apa - apa sekarang, menyelamatkan diri cuma bawa baju yang dipakai itu. Selamat sudah alhamdulillah, saya masih takut kalau ingat kejadiannya ngeri. Kayak mau kiamat saat itu," kisahnya.
Musripah dan Poniman, menjadi dua dari sekian ratus warga Dusun Umbulan yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Hampir setiap hari pasca-erupsi mereka pulang dari pengungsian di SDN Supiturang 4 melihat kondisi rumahnya. Padahal rumahnya sudah tak lagi berbentuk lantaran hanya tersisa bagian atap saja.
"Kepengen lihat saja, pengen gitu rasanya punya rumah lagi, tapi kalau di sini nggak mungkin, sudah nggak berani. Kalau punya tempat tinggal sendiri kan enak, pengen cepat dapat rumah untuk memulihkan perekonomian," tandas Poniman kembali.
"Ada yang sudah dipanen tapi enggak banyak, karena masih ada yang di pohonnya. Jadi sudah hijau-hijau siap panen, tapi nggak tahunya kena Semeru," ucap Musripah, sambil sesekali mengelap air matanya dengan jilbab yang ia kenakan.
Penderitaannya kian bertambah lantaran hewan ternak miliknya juga terkubur, total ada empat ekor sapi miliknya mati dan masih terkubur material erupsi. "Sudah enggak punya apa - apa sekarang, menyelamatkan diri cuma bawa baju yang dipakai itu. Selamat sudah alhamdulillah, saya masih takut kalau ingat kejadiannya ngeri. Kayak mau kiamat saat itu," kisahnya.
Musripah dan Poniman, menjadi dua dari sekian ratus warga Dusun Umbulan yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Hampir setiap hari pasca-erupsi mereka pulang dari pengungsian di SDN Supiturang 4 melihat kondisi rumahnya. Padahal rumahnya sudah tak lagi berbentuk lantaran hanya tersisa bagian atap saja.
"Kepengen lihat saja, pengen gitu rasanya punya rumah lagi, tapi kalau di sini nggak mungkin, sudah nggak berani. Kalau punya tempat tinggal sendiri kan enak, pengen cepat dapat rumah untuk memulihkan perekonomian," tandas Poniman kembali.
(uka)