Wapres Proyeksikan Ekonomi Digital Tumbuh 8 Kali Lipat di 2030
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan, ekonomi digital diperkirakan tumbuh nyaris 8 kali lipat di tahun 2030, dari Rp600 triliun menjadi Rp4.500 triliun. Salah satu pendorongnya adalah perkembangan financial technology (finctech) di Indonesia.
"Ekonomi digital diperkirakan tumbuh 8 kali lipat di tahun 2030 dari sekitar Rp600 triliun mencapai Rp4.500 triliun. Itu menurut estimasi Kementerian Perdagangan," ungkap Wapres dalam sambutan Indonesia Fintech Summit 2021, Minggu (12/12/2021).
Kendati demikian, Wapres menyayangkan bahwa pada aktualisasinya di dalam fintech masih ditemukan sejumlah aplikasi ilegal yang mencoreng kepecayaan masyarakat. Bahkan, kata dia, hingga Oktober 2021 Satgas Waspada Investasi sudah menutup sebanyak 3.631 pinjaman online yang dinilai ilegal.
"Hal ini perlu mendapatkan perhatian bersama karena justru hal ini akan mencederai kepercayaan masyarakat terhadap fintech," tegasnya.
Berkaca pada situasi ini, lanjut Wapres, Pemerintah menekankan beberapa hal yang perlu dipercepat, mulai dari penguatan sistem ekonomi syariah hingga jangkauan keuangan yang lebih inklusif. "Pertumbuhan fintech syariah perlu dipercepat, lalu inovasi fintech Indonesia harus didorong baik dalam hal pengembangan model bisnis maupun solusi teknologi keuangan," paparnya.
Selanjutnya, penguatan regulasi dan literasi. Terakhir, ungkap Wapres, fintech harus inklusif dan menjangkau ekosistem keuangan masyarakat secara luas. "Termasuk mereka yang secara ekonomi masih tertinggal seperti UKM dan koperasi," tandasnya.
Wapres Ma'ruf Amin berharap ajang IFS dapat menghasilkan konsep model bisnis dan aktivitas yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia dan dapat membangun konsep pengembangan fintech berprinsip syariah untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Ekonomi digital diperkirakan tumbuh 8 kali lipat di tahun 2030 dari sekitar Rp600 triliun mencapai Rp4.500 triliun. Itu menurut estimasi Kementerian Perdagangan," ungkap Wapres dalam sambutan Indonesia Fintech Summit 2021, Minggu (12/12/2021).
Kendati demikian, Wapres menyayangkan bahwa pada aktualisasinya di dalam fintech masih ditemukan sejumlah aplikasi ilegal yang mencoreng kepecayaan masyarakat. Bahkan, kata dia, hingga Oktober 2021 Satgas Waspada Investasi sudah menutup sebanyak 3.631 pinjaman online yang dinilai ilegal.
"Hal ini perlu mendapatkan perhatian bersama karena justru hal ini akan mencederai kepercayaan masyarakat terhadap fintech," tegasnya.
Berkaca pada situasi ini, lanjut Wapres, Pemerintah menekankan beberapa hal yang perlu dipercepat, mulai dari penguatan sistem ekonomi syariah hingga jangkauan keuangan yang lebih inklusif. "Pertumbuhan fintech syariah perlu dipercepat, lalu inovasi fintech Indonesia harus didorong baik dalam hal pengembangan model bisnis maupun solusi teknologi keuangan," paparnya.
Selanjutnya, penguatan regulasi dan literasi. Terakhir, ungkap Wapres, fintech harus inklusif dan menjangkau ekosistem keuangan masyarakat secara luas. "Termasuk mereka yang secara ekonomi masih tertinggal seperti UKM dan koperasi," tandasnya.
Wapres Ma'ruf Amin berharap ajang IFS dapat menghasilkan konsep model bisnis dan aktivitas yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia dan dapat membangun konsep pengembangan fintech berprinsip syariah untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
(fai)