Harganya Melesat Tinggi, 5 Komoditas Ini Raup Cuan di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2021 menjadi tahun kebangkitan bagi sejumlah komoditas yang berhasil mencatatkan kenaikan harga cukup signifikan. Kenaikan tersebut dipicu oleh tingginya permintaan negara-negara yang ekonominya mulai pulih dari dampak pandemi, terutama China dan Amerika Serikat (AS).
Kenaikan harga komoditas-komoditas ini turut mengangkat kinerja ekspor Indonesia tahun ini. Kabar baiknya, harga sejumlah komoditas tersebut diyakini masih berpotensi terus menguat di tahun berikutnya.
Berdasarkan catatan SINDOnews.com sejumlah komoditas harganya meningkat cukup tinggi sepanjang tahun 2021, berikut 5 di antaranya:
1. Batu bara
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Desember 2021 mencapai USD159,79 per ton, turun USD55,22 per ton dibandingkan HBA bulan November 2021 yang mencapai USD215,01 per ton.
Kendati demikian, jika dibandingkan harga pada awal tahun (Januari 2021) yang sebesar USD75,84 per ton, maka Harga Acuan Batubara sepanjang tahun ini telah melonjak hingga 110,69%. Dengan kinerja tersebut, bisa dibilang batu bara menjadi komoditas paling cuan sepanjang tahun 2021.
2. Minyak mentah
Minyak mentah boleh dibilang pantas untuk kembali menyandang sebutan emas hitam, setelah pada tahun ini harganya terus meningkat. Didorong membaiknya perekonomian global serta krisis energi di Eropa dan Asia, harga minyak melesat tinggi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Harga Minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) telah naik 50,70% dari USD53,17/barel pada Januari 2021 menjadi USD80,13/barel pada November 2021. Bahkan, jika dibandingkan harga pada November tahun 2020 yang sebesar USD40,67/barel, harga minyak telah mengantungi kenaikan lebih dari 97%. Meski masih berfluktuasi, harga minyak diyakini masih akan terus menanjak. Perusahaan investasi Goldman Sachs bahkan memprediksi harga minyak bisa mencapai USD100/barel dalam dua tahun ke depan.
3. Timah
Komoditas lainnya yang harganya meroket tahun ini adalah timah. Produksi yang turun di tengah tingginya permintaan untuk kebutuhan sektor teknologi dan elektronik mendorong kenaikan harga komoditas andalan Pulau Bangka ini.
Mengutip data dari Investing.com, harga timah terus naik sepanjang tahun ini. Dibuka di level USD21.049/ton pada Januari 2021, harga timah di London Metal Exchange per 21 Desember 2021 telah mencapai USD38.450/ton. Artinya, sepanjang tahun 2021 harga timah melambung sebesar 82,66%,
Harga timah berpotensi terus naik seiring membaiknya perekonomian dunia. Terlebih, Indonesia yang menghasilkan 30% kebutuhan timah dunia berencana menyetop ekspor timah untuk meningkatkan investasi dan nilai tambah di dalam negeri. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia bulan lalu. Kepala Negara mengatakan bahwa setelah nikel, Indonesia akan menyetop ekspor bauksit pada 2022, tembaga di 2023 dan timah di 2024.
4. Aluminium
Logam aluminium terbilang menjadi salah satu komoditas yang harganya naik cukup tinggi di tahun ini. Dibuka pada level USD2.031,5/ton pada Januari 2021, harga logam ini sempat menyentuh level tertinggi pada Oktober sebesar USD3.198/ton.
Namun, di penghujung tahun ini harganya kembali melandai ke level USD2.692,25/ton. Kendati demikian, dibandingkan harga di awal tahun, logam berbahan dasar bauksit ini mencatatkan kenaikan harga lebih dari 36% sepanjang tahun ini.
5. CPO
Crude palm oil (CPO) alias minyak sawit mentah masih menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Didorong oleh naiknya permintaan dan perkembangan harga minyak dunia, harga CPO tahun ini membuat petani sawit gembira.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia(Gapki) harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) berdasarkan CIF Rotterdam pada periode Januari 2021 sebesar USD1.025/MT. Namun, sebulan kemudian harga komoditas ini melonjak USD60 menjadi USD1.085/MT yang merupakan harga tertinggi dalam enam tahun terakhir. Tren kenaikan harga CPO berlanjut sepanjang tahun 2021 dimana pada September harga rata-rata CPO CIF Rotterdam mencapai USD1.235/MT.
Mengutip data Investing.com, harga rata-rata minyak sawit dar tanggal 1-16 Desember 2021 mencapai USD1.313,33/MT. Jika dibandingkan dengan harga di awal tahun, artinya CPO sepanjang tahun ini membukukan kenaikan sekira 28%. Saat ini, India menjadi pasar terbesar ekspor CPO Indonesia dengan nilai mencapai USD2,98 miliar (sekitar Rp42 triliun) pada 2020 lalu.
Kenaikan harga komoditas-komoditas ini turut mengangkat kinerja ekspor Indonesia tahun ini. Kabar baiknya, harga sejumlah komoditas tersebut diyakini masih berpotensi terus menguat di tahun berikutnya.
Berdasarkan catatan SINDOnews.com sejumlah komoditas harganya meningkat cukup tinggi sepanjang tahun 2021, berikut 5 di antaranya:
1. Batu bara
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Desember 2021 mencapai USD159,79 per ton, turun USD55,22 per ton dibandingkan HBA bulan November 2021 yang mencapai USD215,01 per ton.
Kendati demikian, jika dibandingkan harga pada awal tahun (Januari 2021) yang sebesar USD75,84 per ton, maka Harga Acuan Batubara sepanjang tahun ini telah melonjak hingga 110,69%. Dengan kinerja tersebut, bisa dibilang batu bara menjadi komoditas paling cuan sepanjang tahun 2021.
2. Minyak mentah
Minyak mentah boleh dibilang pantas untuk kembali menyandang sebutan emas hitam, setelah pada tahun ini harganya terus meningkat. Didorong membaiknya perekonomian global serta krisis energi di Eropa dan Asia, harga minyak melesat tinggi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Harga Minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) telah naik 50,70% dari USD53,17/barel pada Januari 2021 menjadi USD80,13/barel pada November 2021. Bahkan, jika dibandingkan harga pada November tahun 2020 yang sebesar USD40,67/barel, harga minyak telah mengantungi kenaikan lebih dari 97%. Meski masih berfluktuasi, harga minyak diyakini masih akan terus menanjak. Perusahaan investasi Goldman Sachs bahkan memprediksi harga minyak bisa mencapai USD100/barel dalam dua tahun ke depan.
3. Timah
Komoditas lainnya yang harganya meroket tahun ini adalah timah. Produksi yang turun di tengah tingginya permintaan untuk kebutuhan sektor teknologi dan elektronik mendorong kenaikan harga komoditas andalan Pulau Bangka ini.
Mengutip data dari Investing.com, harga timah terus naik sepanjang tahun ini. Dibuka di level USD21.049/ton pada Januari 2021, harga timah di London Metal Exchange per 21 Desember 2021 telah mencapai USD38.450/ton. Artinya, sepanjang tahun 2021 harga timah melambung sebesar 82,66%,
Harga timah berpotensi terus naik seiring membaiknya perekonomian dunia. Terlebih, Indonesia yang menghasilkan 30% kebutuhan timah dunia berencana menyetop ekspor timah untuk meningkatkan investasi dan nilai tambah di dalam negeri. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia bulan lalu. Kepala Negara mengatakan bahwa setelah nikel, Indonesia akan menyetop ekspor bauksit pada 2022, tembaga di 2023 dan timah di 2024.
4. Aluminium
Logam aluminium terbilang menjadi salah satu komoditas yang harganya naik cukup tinggi di tahun ini. Dibuka pada level USD2.031,5/ton pada Januari 2021, harga logam ini sempat menyentuh level tertinggi pada Oktober sebesar USD3.198/ton.
Namun, di penghujung tahun ini harganya kembali melandai ke level USD2.692,25/ton. Kendati demikian, dibandingkan harga di awal tahun, logam berbahan dasar bauksit ini mencatatkan kenaikan harga lebih dari 36% sepanjang tahun ini.
5. CPO
Crude palm oil (CPO) alias minyak sawit mentah masih menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Didorong oleh naiknya permintaan dan perkembangan harga minyak dunia, harga CPO tahun ini membuat petani sawit gembira.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia(Gapki) harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) berdasarkan CIF Rotterdam pada periode Januari 2021 sebesar USD1.025/MT. Namun, sebulan kemudian harga komoditas ini melonjak USD60 menjadi USD1.085/MT yang merupakan harga tertinggi dalam enam tahun terakhir. Tren kenaikan harga CPO berlanjut sepanjang tahun 2021 dimana pada September harga rata-rata CPO CIF Rotterdam mencapai USD1.235/MT.
Mengutip data Investing.com, harga rata-rata minyak sawit dar tanggal 1-16 Desember 2021 mencapai USD1.313,33/MT. Jika dibandingkan dengan harga di awal tahun, artinya CPO sepanjang tahun ini membukukan kenaikan sekira 28%. Saat ini, India menjadi pasar terbesar ekspor CPO Indonesia dengan nilai mencapai USD2,98 miliar (sekitar Rp42 triliun) pada 2020 lalu.
(fai)