5 Proyek Infrastruktur Termahal di Dunia, Ada yang Biayanya Tembus Rp8.561 Triliun

Rabu, 22 Desember 2021 - 19:06 WIB
loading...
5 Proyek Infrastruktur Termahal di Dunia, Ada yang Biayanya Tembus Rp8.561 Triliun
Madinat al-Hareer (Silk City). FOTO/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Megaproyek termahal di dunia umumnya menelan biaya fantastis hingga membutuhkan proses bertahun-tahun. Apalagi jika tak sesuai rencana, bisa menimbulkan pembengkaan biaya.

Berdasarkan laporan McKinsey, 98% megaproyek menimbulkan pembengkaan biaya lebih dari 30%. Sebab itu, perlu rencana matang agar anggaran tidak melampaui batas perencanaan. 1build baru-baru ini melaporkan, deretan proyek infrastruktur termahal di dunia, di antaranya:

1. Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T)

Konstruksi pembangunan Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T) tersebut menghabiskan biaya mencapai USD600 miliar atau sekitar Rp8.561 triliun ditargetkan selesai 2050 mendatang dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi sekaligus meningkatkan efisiensi dan keamanan energi. Proyek tersebut awalnya ditargetkan selesai di 2030 tapi mundur dari target sehingga mengalami lonjakan biaya yang sangat fantastis.

Laporan komisi audit baru-baru ini merilis peningkatan biaya mencapai 47% dibandingkan perkiraan biaya awal. Penyebabnya, perubahan desain hingga ruang lingkup dari waktu ke waktu. Proyek infrastruktur tersebut terdiri dari jalur kereta api, jalan raya, jalur air pedalaman, rute pelayaran maritim, pelabuhan dan terminal kereta api di seluruh Benua Eropa.

2. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

Konstruksi proyek infrastruktur luar angkasa ini menghabiskan dana sebesar USD230 miliar atau setara Rp3.280 triliun. Stasiun luar angkasa ini mulai dibangun 1998 ditargetkan selesai pada 2030 mendatang. Proyek ini mengalami pembengkaan biaya disebabkan peningkatan umur proyek dan bagan baru hingga peralatan baru yang ditambahkan. Pendanaan proyek tersebut melibatkan 15 negara di dunia.

3. Madinat al-Hareer (Silk City)

Konstruksi pembangunan kota ini menganggarkan biaya USD132 miliar atau sekitar Rp1.755 triliun di mana pembangunannya dilakukan secara bertahap selama 25 tahun sejak 2019 lalu. Pembangunan kota ini mulanya ditujukan sebagai solusi atas masalah kelebihan penduduk dan infrastruktur di Kuwait. Madinat al-Hareer nantinya bakal memiliki gedung pencakar langit tertinggi dunia, Burj Mubarak al-Kabir, melampaui Burj Khalifa Dubai, dengan ketinggian 1001 meter.

Metropolis besar ini juga akan memiliki jaringan kereta api baru, bandara internasional, dan hub internasional, serta stadion berstandar olimpiade, gerai ritel, fasilitas hiburan, serta perumahan dan tempat kerja untuk 700 ribu orang.

4. High-Speed Rail California

Konstruksi pembangunan proyek kereta berkecepatan tinggi California ini menelan dana sebesar USD100 miliar atau sekitar Rp1.426 triliun lebih besar dari target anggaran awal yang sebesar USD33 miliar. Pembangunan proyek yang dibangun oleh 4000 pekerja ini dirancang untuk menghubungkan megaregion California dan akan menjadi sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Amerika Serikat saat rampung.

Fase 1 proyek ini nantinya akan menghubungkan San Francisco ke lembah Los Angeles dalam waktu kurang dari 3 jam dengan kecepatan melebihi 200 mil per jam. Lalu, fase 2 akan memperpanjang jalur ke Sacramento dan San Diego, dengan total 800 mil. Tak hanya over budget, proyek ini juga mengalami penundaan target proyek tersebut seharusnya beroperasi pada tahun 2020 kini mundur menjadi 2030.

5. Forest City Malaysia

Konstruksi proyek ini diperkirakan menelan dana sebesar USD100 miliar atau sekitar Rp1.426 triliun. Forest City adalah kota hijau cerdas atau pengembangan perumahan mewah yang dibangun dalam kemitraan dengan Country Garden, pengembang terbesar di Tiongkok. Proyek yang dimulai tahun 2014 ini, dibangun di empat pulau buatan di lepas pantai Johor di Malaysia dan dibangun di atas 3.425 hektar dengan padang lamun, flora, dan fauna.



Proyek kota ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2035. Menurut pera pengembang, kota ini mengusung konsep futurisme dari sudut pandang ekologis, termasuk menerapkan konsep perencanaan kota multi-lapisan 3D dengan mengedepankan unsur lingkungan hijau, kendaraan bawah tanah yang menghilangkan polusi mobil, konsumsi energi yang rendah, dan daur ulang air hujan.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2440 seconds (0.1#10.140)