Jokowi Kejar Indonesia 0% Kemiskinan Ekstrem di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Arif Budimanta menekankan, bahwa Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sudah menyiapkan rencana arah kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi di 2022. Tidak hanya membangun perekonomian yang lebih kuat, tapi juga melakukan pemerataan ekonomi sesuai dengan cita-cita RI 1 untuk menghapus kemiskinan ekstrem di tahun 2024.
"Arah kebijakan di tahun 2022, juga pemerataan yang ditunjukan dengan komitmen bapak Presiden menghapus kemiskinan ekstrem di tahun 2024, Insya Allah dapat menjadi nol persen," ujar Arif dalam webinar SIGMAPHI Indonesia, Rabu (22/12/2021).
Pemerintah juga akan melakukan diversifikasi ekonomi dengan cara peningkatan nilai tambah. Dengan demikian, pelaku usaha tidak lagi bergantung pada sumber daya alam yang begitu saja, tapi juga bisa mengelolanya untuk bisa menghasilkan nilai tambah lebih.
"Kalau kita hanya terkonsentrasi, aktivitas kehidupan ekonomi kita berbasis sumber daya alam seperti mineral, minyak, maupun perkebunan tanpa melakukan sebuah proses hilirisasi, maka kemudian konsentrasi aktivitas seperti itu akan memiliki risiko," jelasnya.
Arif pun mengatakan seluruh arah kebijakan itu perlu didukung oleh pemulihan daya beli masyarakat dan dunia usaha. Maka dari itu, dirinya berharap situasi pandemi Covid-19 yang sudah membaik tidak akan kembali memburuk.
Terlebih, menurut WHO, apabila negara-negara dunia semuanya bergotong royong laksanakan protokol kesehatan dengan baik, vaksinasi, saling membantu baik negara kaya dan negara miskin, maka semua akan bersama keluar dari pandemi di tahun 2022.
"Intinya, kita optimis di tahun 2022 yang sebentar lagi kita masuki, keadaan kehidupan ekonomi Indonesia akan menjadi lebih baik, yang juga ditunjukan dengan optimisme yang berkembang dari ekonomi global," pungkas Arif.
"Arah kebijakan di tahun 2022, juga pemerataan yang ditunjukan dengan komitmen bapak Presiden menghapus kemiskinan ekstrem di tahun 2024, Insya Allah dapat menjadi nol persen," ujar Arif dalam webinar SIGMAPHI Indonesia, Rabu (22/12/2021).
Pemerintah juga akan melakukan diversifikasi ekonomi dengan cara peningkatan nilai tambah. Dengan demikian, pelaku usaha tidak lagi bergantung pada sumber daya alam yang begitu saja, tapi juga bisa mengelolanya untuk bisa menghasilkan nilai tambah lebih.
"Kalau kita hanya terkonsentrasi, aktivitas kehidupan ekonomi kita berbasis sumber daya alam seperti mineral, minyak, maupun perkebunan tanpa melakukan sebuah proses hilirisasi, maka kemudian konsentrasi aktivitas seperti itu akan memiliki risiko," jelasnya.
Arif pun mengatakan seluruh arah kebijakan itu perlu didukung oleh pemulihan daya beli masyarakat dan dunia usaha. Maka dari itu, dirinya berharap situasi pandemi Covid-19 yang sudah membaik tidak akan kembali memburuk.
Terlebih, menurut WHO, apabila negara-negara dunia semuanya bergotong royong laksanakan protokol kesehatan dengan baik, vaksinasi, saling membantu baik negara kaya dan negara miskin, maka semua akan bersama keluar dari pandemi di tahun 2022.
"Intinya, kita optimis di tahun 2022 yang sebentar lagi kita masuki, keadaan kehidupan ekonomi Indonesia akan menjadi lebih baik, yang juga ditunjukan dengan optimisme yang berkembang dari ekonomi global," pungkas Arif.
(akr)