Menparekraf Siapkan Langkah Strategis Pengembangan KEK Tanjung Lesung
loading...
A
A
A
Menparekraf juga berencana akan menghadirkan ecotourism di Ujung Kulon. Kemudian, sport tourism juga sangat potensial untuk dikembangkan, dengan olahraga air, otomotif, atau dirgantara. Lalu, wisata MICE ( meeting, incentive, convention, exhibition), hingga penyiapan desa-desa wisata.
“Taman Nasional Ujung Kulon ini kalau boleh dibilang salah satu potensi ecotourism yang paling menarik di Indonesia. Kalau di Labuan Bajo ada Komodo, di sini ada Badak Cula Satu. Untuk itu, ecotourism adalah salah satu yang akan hadir di Ujung Kulon,” ujarnya.
“Inilah kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan penuh keberadilan. Sehingga menyentuh semua pihak, bukan hanya dari lapisan menengah atas, tapi juga akan memberikan dampak kepada masyarakat di seluruh wilayah,” lanjut Sandi.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu mengatakan di samping pengembangan KEK Tanjung Lesung, Kemenparekraf sendiri memiliki tugas untuk membangun daerah atau destinasi penyangga, salah satunya seperti Kampung Agrinex.
“Sehingga suatu saat kita bisa menyusun pola perjalanan atau travel pattern, yang akan memberikan dampak terhadap length of stay wisatawan yang berkunjung,” katanya.
Sementara Direktur Utama PT. Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo, mengungkapkan meskipun musibah tsunami sempat menghadang kawasan Banten pada tahun 2018, namun beberapa investor tetap berkomitmen untuk mengembangkan KEK Tanjung Lesung. Bahkan ada investor yang akan menghadirkan premium outlet dan hotel baru.
“Saat ini sudah ada Ladda Bay Resort dengan 100 kamar yang sudah beroperasi. Kami juga sudah melakukan penandatanganan MoU dengan Ketua IMI Bambang Soesatyo untuk mengembangkan sport tourism multifunction,” kata Poernomo.
Ia berharap mudah-mudahan seluruh pihak yang terlibat bisa mendukung, mengawal, serta mengawasi pengembangan yang ada di dalam maupun di luar KEK Tanjung Lesung.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim; dan Bupati Pandeglang, Irna Narulita.
“Taman Nasional Ujung Kulon ini kalau boleh dibilang salah satu potensi ecotourism yang paling menarik di Indonesia. Kalau di Labuan Bajo ada Komodo, di sini ada Badak Cula Satu. Untuk itu, ecotourism adalah salah satu yang akan hadir di Ujung Kulon,” ujarnya.
“Inilah kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan penuh keberadilan. Sehingga menyentuh semua pihak, bukan hanya dari lapisan menengah atas, tapi juga akan memberikan dampak kepada masyarakat di seluruh wilayah,” lanjut Sandi.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu mengatakan di samping pengembangan KEK Tanjung Lesung, Kemenparekraf sendiri memiliki tugas untuk membangun daerah atau destinasi penyangga, salah satunya seperti Kampung Agrinex.
“Sehingga suatu saat kita bisa menyusun pola perjalanan atau travel pattern, yang akan memberikan dampak terhadap length of stay wisatawan yang berkunjung,” katanya.
Sementara Direktur Utama PT. Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo, mengungkapkan meskipun musibah tsunami sempat menghadang kawasan Banten pada tahun 2018, namun beberapa investor tetap berkomitmen untuk mengembangkan KEK Tanjung Lesung. Bahkan ada investor yang akan menghadirkan premium outlet dan hotel baru.
“Saat ini sudah ada Ladda Bay Resort dengan 100 kamar yang sudah beroperasi. Kami juga sudah melakukan penandatanganan MoU dengan Ketua IMI Bambang Soesatyo untuk mengembangkan sport tourism multifunction,” kata Poernomo.
Ia berharap mudah-mudahan seluruh pihak yang terlibat bisa mendukung, mengawal, serta mengawasi pengembangan yang ada di dalam maupun di luar KEK Tanjung Lesung.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim; dan Bupati Pandeglang, Irna Narulita.