IMF Cemas dengan Perkembangan Mata Uang Kripto, Ini 3 Alasannya

Sabtu, 25 Desember 2021 - 07:54 WIB
loading...
IMF Cemas dengan Perkembangan Mata Uang Kripto, Ini 3 Alasannya
Dana Moneter Internasional (IMF) khawatir terkait dengan perkembangan mata uang kripto atau cryptocurrency, berikut beberapa hal yang menjadi catatan pada markets yang terus berkembang pesat tersebut. Foto/Dok
A A A
WASHINGTON - Dana Moneter Internasional ( IMF ) khawatir terkait dengan perkembangan mata uang kripto atau cryptocurrency , terutama pasar yang baru lahir itu tumbuh signifikan. Namun tidak disertai dengan kecepatan hadirnya peraturan yang mengikutinya.

Dilansir CNBC, total nilai aset semua pasar kripto melampaui USD2 triliun pada bulan September 2021, raihan itu melompat 10 kali lipat dari level sebelumnya di awal 2020. Hal ini berdasarkan data yang dikumpulkan IMF dalam beberapa tahun terakhir.

Evan Papageorgiou, Wakil Kepala divisi di IMF, mengatakan kepada CNBC pada bulan Oktober bahwa "ekosistem kripto telah tumbuh secara signifikan ... Proses ini menunjukkan ketahanan yang luar biasa, tetapi ada juga beberapa tes yang menarik."



Salah satu masalah yang disorot IMF adalah bahwa banyak orang dan lembaga keuangan yang memperdagangkan aset ini "tidak memiliki praktik operasional, tata kelola, dan risiko yang kuat."

Dengan demikian, IMF mengatakan bahwa konsumen menjadi berisiko, menambahkan bahwa hanya ada "pengungkapan dan pengawasan yang tidak memadai" di ruang ini. Selain itu, ia percaya aset kripto menciptakan beberapa "kesenjangan data" dan "dapat membuka pintu yang tidak diinginkan untuk pencucian uang, serta pendanaan teroris."

Lembaga lain telah menyerukan lebih banyak tindakan untuk membuat investasi ini lebih aman. Cryptocurrency dapat menjadi topik yang memecah belah, dengan beberapa berpendapat bahwa mereka merupakan masa depan uang dan yang lainnya menyajikan argumen yang lebih skeptis tentang risiko aset digital ini.

Influencer Kripto

Regulator keuangan Inggris, FCA, telah memperingatkan tentang hubungan antara media sosial dan investasi crypto.

"Influencer media sosial secara rutin dibayar oleh scammers untuk membantu mereka memompa dan membuang token baru di belakang spekulasi murni. Beberapa influencer mempromosikan koin yang ternyata tidak ada sama sekali," ucap Ketua FCA, Charles Randell dalam sebuah pidato pada bulan September.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2457 seconds (0.1#10.140)