Pertamina Naikkan Banderol LPG Non-Subsidi, Ini Kisaran Harganya
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina melakukan penyesuaian harga LPG non-subsidi sejak Sabtu (25/12/2021). Keputusan dikonfirmasi oleh Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting.
"Betul. Untuk yang non-subsidi, ya," ujar Irto ketika dimintai konfirmasi oleh MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Irto menjelaskan, kenaikan harga LPG non-subsidi ini berkisar antara Rp1.600 hingga Rp2.600 per kg. Diketahui, konsumsi LPG non-subsidi secara nasional mencapai 7,5%.
Menurut Irto, alasan kenaikan harga adalah untuk merespons tren peningkatan harga contract price aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021. Apalagi, sejak beberapa tahun ke belakang, tak ada penyesuaian harga LPG non-subsidi.
"Pada November 2021 mencapai 847 USD/metrik ton. Itu harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021," jelasnya.
Penyesuaian harga LPG non-subsidi juga tercatat terakhir dilakukan pada 2017. Kala itu, harga CPA tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun lalu.
"Jadi perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar-daerah," jelasnya.
"Betul. Untuk yang non-subsidi, ya," ujar Irto ketika dimintai konfirmasi oleh MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Irto menjelaskan, kenaikan harga LPG non-subsidi ini berkisar antara Rp1.600 hingga Rp2.600 per kg. Diketahui, konsumsi LPG non-subsidi secara nasional mencapai 7,5%.
Menurut Irto, alasan kenaikan harga adalah untuk merespons tren peningkatan harga contract price aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021. Apalagi, sejak beberapa tahun ke belakang, tak ada penyesuaian harga LPG non-subsidi.
"Pada November 2021 mencapai 847 USD/metrik ton. Itu harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021," jelasnya.
Penyesuaian harga LPG non-subsidi juga tercatat terakhir dilakukan pada 2017. Kala itu, harga CPA tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun lalu.
"Jadi perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar-daerah," jelasnya.
(uka)