Digertak Xi Jinping, Perusahaan China di Bursa AS Pilih Pulang Kampung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah emiten China yang melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS) memilih pulang kampung setelah digertak Presiden Xi Jinping . Rencana delisting itu muncul setelah Pemerintah Beijing menentang perusahaan teknologi China melantai di bursa New York, khawatir potensi kebocoran data kepada pihak berwenang AS.
Berdasarkan laporan Bloomberg, banyak perusahaan China akan menyusul kepulangan Didi Global Inc. Belum setahun sejak memulai debutnya di Wall Street, Didi telah memutuskan untuk melakukan delisting dan berencana IPO di bursa Hong Kong.
"Ini menunjukkan bahwa sedang terjadi migrasi alami ke Hong Kong," ujar Co-head Pasar Modal Ekuitas Asia Pasifik di Morgan Stanley Alex Abagian, seperti dikutip Bloomberg, Senin (27/12/2021).
Berikut daftar perusahaan China berpotensi pulang kampung dari bursa saham AS ke Hong Kong:
1. Tencent Music Entertainment Group
Perusahaan ini memulai debutnya di New York lebih dari tiga tahun. Tencent music saat ini telah berkembang pesat menangkap pasar metaverse senilai USD800 miliar melalui bisnis konser virtual.
2. IQiyi Inc.
Operator layanan hiburan video ini merosot sejak akhir Maret karena khawatir kebijakan Beijing. Kinerja anak usaha Baidu Inc. yang terus merosot berpotensi di depak dari Bursa AS. Bloomberg News melaporkan kapitalisasi pasar perusahaan mencapai USD3,9 miliar merosot 80%.
3. Pinduoduo
Berdasarkan laporan Bloomberg, banyak perusahaan China akan menyusul kepulangan Didi Global Inc. Belum setahun sejak memulai debutnya di Wall Street, Didi telah memutuskan untuk melakukan delisting dan berencana IPO di bursa Hong Kong.
"Ini menunjukkan bahwa sedang terjadi migrasi alami ke Hong Kong," ujar Co-head Pasar Modal Ekuitas Asia Pasifik di Morgan Stanley Alex Abagian, seperti dikutip Bloomberg, Senin (27/12/2021).
Berikut daftar perusahaan China berpotensi pulang kampung dari bursa saham AS ke Hong Kong:
1. Tencent Music Entertainment Group
Perusahaan ini memulai debutnya di New York lebih dari tiga tahun. Tencent music saat ini telah berkembang pesat menangkap pasar metaverse senilai USD800 miliar melalui bisnis konser virtual.
2. IQiyi Inc.
Operator layanan hiburan video ini merosot sejak akhir Maret karena khawatir kebijakan Beijing. Kinerja anak usaha Baidu Inc. yang terus merosot berpotensi di depak dari Bursa AS. Bloomberg News melaporkan kapitalisasi pasar perusahaan mencapai USD3,9 miliar merosot 80%.
3. Pinduoduo