Merger dan Akuisisi Bank Digital Diprediksi Kian Marak

Rabu, 29 Desember 2021 - 13:14 WIB
loading...
Merger dan Akuisisi Bank Digital Diprediksi Kian Marak
Transaksi perbankan secara digital terus tumbuh dan menggeser transaksi secara fisik. Foto/Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat digitalisasi terakselerasi dengan cepat, termasuk di sektor perbankan. Ini terlihat dari pesatnya perkembangan bank digital serta maraknya aksi merger dan akuisisi bank untuk memperkuat aspek digital.

Meskipun bank digital masih mencatatkan kerugian, harga sahamnya terus melesat sejak awal tahun ini. Para investor pun melihat besarnya potensi pertumbuhan bisnis sehingga harga saham sejumlah bank digital terus naik sejak awal tahun 2021. Harga saham emiten-emiten bank digital telah jauh melampaui nilai bukunya atau price to book value ratio (PBVR).

Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, perkembangan bank digital hingga ramainya merger dan akuisisi merupakan hal yang alami karena digerakkan permintaan dan penawaran.



Di satu sisi perbankan ingin mereposisi bisnis untuk menyambut bisnis di era pascapandemi, sementara di sisi lain masyarakat memiliki simpanan yang ingin diinvestasikan.

"Merger dan akuisisi bank akan terus berlanjut. Ini semua karena bank sifatnya market driven atau selera pasar yang mendikte," ujarnya dalam live IDX Channel di Jakarta, Rabu (29/12/2021).

Menurut dia, para pemilik bank sadar kini sudah tidak bisa sekedar bertahan dengan modal inti Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun saja karena tren batas modal perbankan akan naik terus bahkan hingga Rp 10 triliun nantinya. "Mau tidak mau bank harus cari modal sendiri, cari investor baru atau berkolaborasi," tukasnya.



Lebih lanjut, dia juga melihat motivasi para investor menyuntikkan modal ke bank ke depannya tentu demi memperoleh keuntungan dari leveraging yang bisa dilakukan bank digital.

"Ekspektasinya nanti di masa depan akan terjadi bank full digital. Saat ini mungkin masih terdapat semi digital tapi nanti generasi post milenial diperkirakan akan memiliki selera serbadigital," tuturnya.

Di Indonesia, kata dia, layanan keuangan secara daring (online) atau non fisik kian digemari. Hal ini terlihat dari terus tumbuhnya transaksi secara digital di banyak perbankan. Di lain pihak, transaksi perbankan secara fisik terpantau terus menyusut sehingga pengurangan jumlah kantor cabang bank pun tak terelakkan.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3847 seconds (0.1#10.140)