Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Desember Turun Jadi USD144,9 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Desember 2021 turun menjadi USD144,9 miliar (Rp2.072,07 triliun) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD145,9 miliar (Rp2.086,37 triliun).
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryomo mengatakan, penurunan cadangan devisa pada Desember 2021 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kendati demikian, BI menilai cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8 bulan impor atau 7,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Erwin di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Erwin menegaskan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Utang luar negeri Indonesia berdasarkan laporan BI pada akhir kuartal III 2021 meningkat 3,7% menjadi USD423,1 miliar, atau sekitar dengan Rp6.050,33 triliun (dengan kurs Rp14.300 per USD).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebelumnya memberikan penjelasan bahwa utang luar negeri antara lain digunakan untuk pembiayaan belanja negara dalam APBN. Belanja negara tersebut, jelas dia, termasuk di antaranya anggaran pemerintah pusat dan daerah untuk pembayaran gaji pegawai atau aparatur sipil negara (ASN) dan juga perlindungan sosial.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryomo mengatakan, penurunan cadangan devisa pada Desember 2021 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kendati demikian, BI menilai cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8 bulan impor atau 7,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Erwin di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Erwin menegaskan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Utang luar negeri Indonesia berdasarkan laporan BI pada akhir kuartal III 2021 meningkat 3,7% menjadi USD423,1 miliar, atau sekitar dengan Rp6.050,33 triliun (dengan kurs Rp14.300 per USD).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebelumnya memberikan penjelasan bahwa utang luar negeri antara lain digunakan untuk pembiayaan belanja negara dalam APBN. Belanja negara tersebut, jelas dia, termasuk di antaranya anggaran pemerintah pusat dan daerah untuk pembayaran gaji pegawai atau aparatur sipil negara (ASN) dan juga perlindungan sosial.
(fai)