Wall Street Ambruk, Saham Teknologi Rontok hingga 10%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wall Street menahan penurunan di akhir perdagangan tadi malam. Nasdaq berhasil menguat tipis, sementara S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berakhir jauh di atas posisi terendah Senin (10/1).
Dow Jones Industrial Average turun 162,79 poin atau 0,45% menjadi 36.068,87. Indeks S&P 500 kehilangan 6,74 poin atau 0,14% menjadi 4.670,29. Nasdaq Composite bertambah 6,93 poin atau 0,05% menjadi 14.942,83.
Pasar saham masih penuh tekanan pada pagi hari dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan arti data inflasi minggu ini bagi pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve AS. Penurunan tajam pasar saham pekan lalu juga turut membuka peluang aksi beli saat harga murah.
"Pasar saham sampai pada titik di mana bertanya-tanya apakah roller coaster telah mencapai puncaknya dan menuju lurus ke bawah. Tetapi pada dasarnya ada banyak pembeli di pasar ini yang membeli saat turun," kata partner di Cherry Lane Investments dilansir Reuters, Selasa (11/1/2022).
Sementara itu, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago Paul Nolte juga menyebutkan pasar saham mulai menanjak menjelang penutupan perdagangan, bersamaan dengan kenaikan harga obligasi dan penurunan yield US Treasury yang ditutup pada 1,76%.
"Beberapa saham teknologi merosot 5-10% atau lebih. Namun melihat itu, tampaknya banyak yang memborong saham," kata Nolte.
Para trader meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga sejak risalah pertemuan Federal Reserve Desember menandakan kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali pada 2022, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya tiga kali.
Dow Jones Industrial Average turun 162,79 poin atau 0,45% menjadi 36.068,87. Indeks S&P 500 kehilangan 6,74 poin atau 0,14% menjadi 4.670,29. Nasdaq Composite bertambah 6,93 poin atau 0,05% menjadi 14.942,83.
Pasar saham masih penuh tekanan pada pagi hari dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan arti data inflasi minggu ini bagi pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve AS. Penurunan tajam pasar saham pekan lalu juga turut membuka peluang aksi beli saat harga murah.
"Pasar saham sampai pada titik di mana bertanya-tanya apakah roller coaster telah mencapai puncaknya dan menuju lurus ke bawah. Tetapi pada dasarnya ada banyak pembeli di pasar ini yang membeli saat turun," kata partner di Cherry Lane Investments dilansir Reuters, Selasa (11/1/2022).
Sementara itu, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago Paul Nolte juga menyebutkan pasar saham mulai menanjak menjelang penutupan perdagangan, bersamaan dengan kenaikan harga obligasi dan penurunan yield US Treasury yang ditutup pada 1,76%.
"Beberapa saham teknologi merosot 5-10% atau lebih. Namun melihat itu, tampaknya banyak yang memborong saham," kata Nolte.
Para trader meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga sejak risalah pertemuan Federal Reserve Desember menandakan kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali pada 2022, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya tiga kali.
(nng)