Swasembada gula terkendala ketersediaan lahan

Jum'at, 06 Juli 2012 - 20:32 WIB
Swasembada gula terkendala ketersediaan lahan
Swasembada gula terkendala ketersediaan lahan
A A A
Sindonews.com - Upaya pemerintah mewujudkan swasembada gula tahun 2014 terhambat ketersediaan lahan tanaman dan rendahnya rendemen tebu. Sementara rencana penambahan 350.000 hektar dari pengadaan lahan terlantar hingga kini belum terealisasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengungkapkan, dari kebutuhan gula nasional 5,7 juta ton, sebenarnya bisa dicukupi dari pengadaan di dalam negeri dan tambahan impor gula maksimal 10 persen. Menurutnya, adanya kendala keterbatasan lahan bisa diantisipasi dengan peningkatan produktivitas tanaman dan penyediaan bibit varietas unggul.

"Tidak sulit untuk mewujudkan swasembada gula. Semua kebutuhan bisa dipenuhi dari dalam negeri. Keterbatasan lahan bisa diantisipasi dengan peningkatan produktivitas dan bibit unggulan," kata Mentan Suswono seusai kunjungan kerja di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Pasuruan, Jumat (6/7/2012).

Peningkatan produktivitas ini, lanjut Suswono, bisa diawali dengan perubahan pola tanam petani tebu dalam sistem bongkar ratoon. Dari yang sebelumnya enam kali tanam menjadi empat kali masa tanam. Selain itu, penggunaan varietas bibit unggulan juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.

"Dari 240.000 hektar lahan tebu di Jawa, kami mengupayakan bisa dilakukan bongkar ratoon minimal 50.000 hektar setiap tahun. Penggunaan bibit unggulan dengan tehnologi kultur jaringan ini akan mendukung upaya menuju swasembada gula," kata Suswono.

Berdasar data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), kata Suswono, saat ini terdapat 7,3 juta hektar lahan terlantar yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian produktif. Kementerian Pertanian, mendapatkan jatah seluas 2 juta hektar. Namun hingga hampir tiga tahun ia menjabat mentan, jatah lahan terlantar tersebut belum juga direalisasikan.

"Penambahan lahan ini terkendala lokasinya yang berada di luar Jawa. Kalaupun ada kecocokan, lahan tersebut berada di kawasan hutan yang sulit dilakukan alih fungsi," tandasnya.

Meski demikian, ia mengaku optimis dapat mewujudkan swasembada gula. Selain adanya peningkatan produktivitas, sejumlah pihak swasta tengah mengupayakan pembukaan lahan perkebunan tebu yang dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2234 seconds (0.1#10.140)