Gara-gara Ini, Ratu Vape Berharta Rp37,1 Triliun Diawasi China

Rabu, 26 Januari 2022 - 15:15 WIB
loading...
Gara-gara Ini, Ratu...
China Chu Lam Yiu, miliarder ratu vape China. FOTO/AsiaOne
A A A
JAKARTA - Miliarder rokok elektrik atau vape asal China Chu Lam Yiu sedang diselidiki oleh otoritas China . Hal ini menyebabkan saham perusahaannya, Huabao International yang terdaftar di Hong Kong turun lebih dari 65% pada perdagangan Senin waktu setempat.

Chu, yang menjabat sebagai Chairman dan CEO saat ini sedang diselidiki atas dugaan pelanggaran disiplin yang sifatnya tidak jelas. Adapun pemasok wewangian dan penyedap tembakau mengumumkan pada Senin lalu.

"Hingga tanggal pengumuman ini, perusahaan belum diberikan rincian apa pun tentang sifat dugaan pelanggaran Ms. Chu yang saat ini sedang diselidiki," kata perusahaan itu dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong seperti dilansir dari Forbes, Rabu (26/1/2022).



Perusahaan mencatat bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh Komite Pengawas Kota Leiyang, sebuah badan pemerintah yang berbasis di provinsi Hunan, China selatan.

Diketahui, Chu memiliki sekitar 70% saham Huabao International. Dia sering dijuluki ‘ratu vaping China’ karena mengawasi masuknya Huabao International ke pasar rokok elektrik, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD2,6 miliar atau setara Rp37,1 triliun pada penutupan Senin.

Pada tahun 1996, saat Chu berusia 26 tahun, dia mendirikan pendahulu Huabao International. Perusahaan mulai berdagang di bursa saham Hong Kong melalui pencatatan pintu belakang setelah mengakuisisi perusahaan yang terdaftar pada 2004, dan menyelesaikan merger terbalik satu dekade setelah pendiriannya pada 2006.

Pada 2012, Huabao International menjadi sasaran Anonymous Analytics, cabang dari kelompok peretas Anonymous, yang menuduh perusahaan tembakau dan wewangian China itu membayar lebih beberapa perusahaan yang dibelinya dari Chu. Akibatnya, Huabao International meminta penghentian sementara perdagangan sahamnya di bursa Hong Kong.



Saham Huabao International turun 8% pada awal Agustus 2021 setelah outlet media pemerintah Xinhua menyerukan pengetatan pembatasan penjualan rokok elektrik, karena para pelajar muda menemukan cara untuk mengatasi larangan penjualan rokok elektrik secara nasional kepada mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)