Perusahaan Raksasa Tambang Rio Tinto Diusir dari Serbia
loading...
A
A
A
BEOGRAD - Serbia telah mencabut lisensi eksplorasi perusahaan tambang Anglo-Australia, Rio Tinto setelah adanya gelombang protes yang menolak rencana untuk tambang lithium . Keputusan ini diambil hanya berselang beberapa minggu menjelang pemilihan umum Serbia pada bulan April.
"Semua izin dibatalkan... Kami mengakhiri Rio Tinto di Serbia," kata Perdana Menteri, Ana Brnabic pada tengah pekan kemarin.
Hubungan antara Belgrade dan Canberra juga memburuk baru-baru ini usai perlakuan Australia dan deportasi bintang tenis Serbia, Novak Djokovic. Petenis putra nomor satu dunia yang tidak dapat bersaing di Australia Terbuka, Djokovic diketahui telah mendukung protes terhadap tambang kontroversial itu.
Pada bulan Desember, Djokovic memposting gambar di media sosial yang memperlihatkan demonstran dan lanskap hijau bersama dengan komentar yang ditulis dalam bahasa Serbia yang artinya kurang lebih "udara bersih dan air adalah kunci kesehatan" dan "alam adalah ibu kita".
Ribuan demonstran telah turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir, memblokir jalan-jalan utama di beberapa kota, termasuk ibukota Beograd dan kota terbesar kedua di negara itu Novi Sad.
Mereka mengatakan pengembangan tambang besar di dekat kota Loznica di Lembah Jadar barat dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada lanskap dan mencemari pasokan air di kawasan itu.
Rio Tinto sebelumnya mengatakan bahwa setiap aktivitas tambang di negara itu akan memenuhi standar lingkungan domestik dan Uni Eropa.
Sementara itu berbicara pada konferensi pers di Beograd pada hari Kamis, Brnabic -wanita pertama Serbia dan perdana menteri gay pertama yang mengakuinya secara terbuka - mengatakan, keputusan untuk membatalkan investasi USD2,4 miliar setara Rp34,29 triliun untuk Tambang lithium Jadar dibuat sebagai tanggapan atas permintaan dari kelompok lingkungan.
"Semua izin dibatalkan... Kami mengakhiri Rio Tinto di Serbia," kata Perdana Menteri, Ana Brnabic pada tengah pekan kemarin.
Hubungan antara Belgrade dan Canberra juga memburuk baru-baru ini usai perlakuan Australia dan deportasi bintang tenis Serbia, Novak Djokovic. Petenis putra nomor satu dunia yang tidak dapat bersaing di Australia Terbuka, Djokovic diketahui telah mendukung protes terhadap tambang kontroversial itu.
Pada bulan Desember, Djokovic memposting gambar di media sosial yang memperlihatkan demonstran dan lanskap hijau bersama dengan komentar yang ditulis dalam bahasa Serbia yang artinya kurang lebih "udara bersih dan air adalah kunci kesehatan" dan "alam adalah ibu kita".
Ribuan demonstran telah turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir, memblokir jalan-jalan utama di beberapa kota, termasuk ibukota Beograd dan kota terbesar kedua di negara itu Novi Sad.
Baca Juga
Mereka mengatakan pengembangan tambang besar di dekat kota Loznica di Lembah Jadar barat dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada lanskap dan mencemari pasokan air di kawasan itu.
Rio Tinto sebelumnya mengatakan bahwa setiap aktivitas tambang di negara itu akan memenuhi standar lingkungan domestik dan Uni Eropa.
Sementara itu berbicara pada konferensi pers di Beograd pada hari Kamis, Brnabic -wanita pertama Serbia dan perdana menteri gay pertama yang mengakuinya secara terbuka - mengatakan, keputusan untuk membatalkan investasi USD2,4 miliar setara Rp34,29 triliun untuk Tambang lithium Jadar dibuat sebagai tanggapan atas permintaan dari kelompok lingkungan.