Pengamat Ekonomi Ramal Ibu Kota Baru Bakal Sepi, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi mengkhawatirkan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur (Kaltim) akan sulit berkembang dan kalah maju dari kota-kota penyangga di sekitarnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tersebut di kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.
"Kami khawatir justru ibukota baru itu tidak bisa menjadi pemerataan pusat pertumbuhan ekonomi, tapi yang berkembang justru daerah penyangganya," kata Direktur Institute for Development of Economics dan Finance (Indef) Tauhid Ahmad kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (30/1/2022).
Menurut dia, jika hal tersebut yang terjadi maka muncul kekhawatiran ibu kota justru akan menjadi sepi dan hanya ditempati para pembantu pemerintah. Sehingga, yang akan ramai adalah daerah sekitar IKN yang memang selama ini menjadi pusat bisnis seperti Balikpapan dan Samarinda.
"Kalau kita lihat desainnya, ibu kota baru ini akan justru lebih sulit berkembang ketimbang kota-kota yang ada di sekelilingnya, karena kita lihat sekarang trennya adalah pemilihan lahan, kemudian fasilitas dan sebagainya yang sudah mulai berkembang justru di luar kota tersebut," paparnya.
Sebelumnya, penelitian Indef juga memprediksikan perpindahan ibu kota ini tidak akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan PDB (Produk domestik bruto) secara nasional. Bahkan, dalam jangka pendek sumbangsihnya hanya 0,02%.
Untuk itu, kata dia, pembangunan IKN Nusantara perlu diimbangi dengan membangun industri-industri yang banyak menyerap tenaga kerja agar memberikan dampak luas bagi masyarakat. "Karena kalau kita lihat di sana nanti Industri yang dibangun akan sangat minim tenaga kerja," tuturnya.
Dalam peta pembangunan yang akan dirancang oleh pemerintah, terdapat beberapa sebaran sektor ekonomi dan industri di IKN dan beberapa bagian di Kaltim.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tersebut di kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.
"Kami khawatir justru ibukota baru itu tidak bisa menjadi pemerataan pusat pertumbuhan ekonomi, tapi yang berkembang justru daerah penyangganya," kata Direktur Institute for Development of Economics dan Finance (Indef) Tauhid Ahmad kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (30/1/2022).
Menurut dia, jika hal tersebut yang terjadi maka muncul kekhawatiran ibu kota justru akan menjadi sepi dan hanya ditempati para pembantu pemerintah. Sehingga, yang akan ramai adalah daerah sekitar IKN yang memang selama ini menjadi pusat bisnis seperti Balikpapan dan Samarinda.
"Kalau kita lihat desainnya, ibu kota baru ini akan justru lebih sulit berkembang ketimbang kota-kota yang ada di sekelilingnya, karena kita lihat sekarang trennya adalah pemilihan lahan, kemudian fasilitas dan sebagainya yang sudah mulai berkembang justru di luar kota tersebut," paparnya.
Sebelumnya, penelitian Indef juga memprediksikan perpindahan ibu kota ini tidak akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan PDB (Produk domestik bruto) secara nasional. Bahkan, dalam jangka pendek sumbangsihnya hanya 0,02%.
Untuk itu, kata dia, pembangunan IKN Nusantara perlu diimbangi dengan membangun industri-industri yang banyak menyerap tenaga kerja agar memberikan dampak luas bagi masyarakat. "Karena kalau kita lihat di sana nanti Industri yang dibangun akan sangat minim tenaga kerja," tuturnya.
Dalam peta pembangunan yang akan dirancang oleh pemerintah, terdapat beberapa sebaran sektor ekonomi dan industri di IKN dan beberapa bagian di Kaltim.