Fasilitas Minyak Eropa Kena Serangan Siber, Ada Hubungan Apa dengan Konflik Rusia-Ukraina?

Senin, 07 Februari 2022 - 13:49 WIB
loading...
Fasilitas Minyak Eropa Kena Serangan Siber, Ada Hubungan Apa dengan Konflik Rusia-Ukraina?
Beberapa perusahaan transportasi dan penyimpanan minyak di seluruh Eropa berurusan dengan serangan siber. Sistem TI (Information technology) di Oiltanking di Jerman, SEA-Invest di Belgia dan Evos di Belanda mengalami gangguan. Foto/Dok BBC
A A A
BERLIN - Beberapa perusahaan transportasi dan penyimpanan minyak mentah di seluruh Eropa berurusan dengan serangan siber . Sistem TI (Information technology) di Oiltanking di Jerman, SEA-Invest di Belgia dan Evos di Belanda mengalami gangguan.

Secara total puluhan terminal dengan penyimpanan minyak dan transportasi di seluruh dunia telah terpengaruh, dimana perusahaan melaporkan bahwa serangan itu terjadi selama akhir pekan.



Tetapi para ahli memperingatkan agar tidak menganggap ini sebagai serangan terkoordinasi. Dilansir BBC, bahwa sistem TI ketiga perusahaan mengalami gangguan cukup parah. Jaksa Belgia mengatakan, mereka sedang menyelidiki serangan cyber yang mempengaruhi terminal SEA-Invest termasuk perusahaan terbesar di Antwerp, yang disebut SEA-Tank.



Seorang juru bicara perusahaan mengatakan, mereka terkena serangan pada hari Minggu dengan dampaknya terasa pada setiap pelabuhan yang mereka jalankan di Eropa dan Afrika terpengaruh. Perusahaan ini bekerja untuk sistem TI cadangan secara online, meski tersendat mereka mengatakan bahwa sebagian besar transportasi liquid beroperasi.

Juru bicara mengatakan, SEA-Invest mengetahui serangan siber juga dialami beberapa perusahaan lain tetapi penyelidikan belum menentukan apakah ada hubungan. Seorang juru bicara Evos di Belanda mengungkapkan, kepada BBC bahwa gangguan layanan TI di terminal di Terneuzen, Ghent dan Malta telah "menyebabkan beberapa penundaan dalam eksekusi".

Kapasitas Terbatas

Oiltanking Deutschland GmbH & Co. KG, yang menyimpan dan mengangkut minyak, bahan bakar kendaraan dan produk minyak bumi lainnya, mengatakan telah diretas. "Perusahaan terpaksa beroperasi pada kapasitas terbatas dan sedang menyelidiki insiden itu," katanya.

Beberapa laporan menunjukkan serangan terhadap Oiltanking adalah ransomware, di mana peretas mengacak data dan membuat sistem komputer tidak dapat dioperasikan sampai mereka dibayar uang tebusan.

Pada Mei tahun lalu, serangan ransomware terhadap pemasok minyak AS Colonial Pipeline membuat pengetatan pasokan di seluruh AS dan beberapa negara bagian menyatakan keadaan darurat. Di sisi lain seorang karyawan sebuah perusahaan barging besar di Belanda mengatakan, kepada BBC bahwa rantai pasokan pelabuhan terganggu.

Pekerja itu mengatakan, mereka pertama kali melihat masalah pada hari Selasa ketika pengiriman minyak mulai melambat. Dia mengatakan "Semuanya bergerak tetapi jauh lebih lambat dari biasanya".

Tidak Kesimpulan

Serangan siber itu terjadi ketika ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia terjadi dan muncul kekhawatiran bakal mempengaruhi lonjakan harga energi. Tetapi para ahli keamanan cyber memperingatkan, agar tidak melompat ke kesimpulan bahwa beberapa insiden adalah hasil dari upaya terkoordinasi untuk mengganggu sektor energi Eropa.

"Beberapa jenis malware masuk ke email dan daftar kontak serta menggunakannya secara otomatis mengirim spam lampiran atau tautan berbahaya, sehingga perusahaan dengan koneksi bersama kadang-kadang dapat diserang secara berurutan," kata Brett Callow, Analis Ancaman di perusahaan keamanan cyber Emsisoft.

"Inilah sebabnya mengapa Anda kadang-kadang melihat kelompok insiden berbasis sektor atau berbasis geografis," sambung.

Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa semua perusahaan menggunakan perangkat lunak yang sama untuk operasi yang mungkin telah menjadi sasaran oleh peretas.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1673 seconds (0.1#10.140)